Kehidupan [Name] berjalan seperti biasanya. Setiap hari ia disibukkan dengan pekerjaannya sebagai pelayan kafe, namun ia hanya bekerja dari siang sampai malam. Karena paginya, ia membantu ibunya Kusuo melakukan pekerjaan rumah. [Name] bersyukur mendapat pekerjaan ini, meski sebenarnya ia cukup tidak suka jika bertemu dengan orang-orang baru.
"Selamat datang," sambut [Name] pada pengunjung.
Begitulah yang selalu ia lakukan hampir setiap hari selama bekerja. Melayani pelanggan dan menyambut pelanggan itu dengan baik dan sopan. Meskipun ini hanyalah pekerjaan sederhana, namun ia berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Ia tidak ingin pelanggan merasa tidak nyaman dan tidak puas dengan pelayanan dirinya.
"[Name]-san?"
[Name] terkejut melihat siapa pengunjung yang saat ini tengah menyapanya.
"Mera-san..."
Tatapan [Name] beralih pada kedua orang yang tengah berdiri di samping Mera. Ada gadis berambut pendek dengan warna cokelat, dan gadis cantik yang pernah ia lihat waktu festival. [Name] cukup terkejut melihat gadis dengan rambut biru tua itu, tidak menyangka dirinya bertemu dengannya disini. [Name] cukup terpana melihatnya, ternyata lebih cantik jika dilihat dari dekat.
"Kau kenal dengannya, Mera-san?"
"Hm, kami pernah bertemu waktu [Name]-san masih mencari pekerjaan," jawab Mera.
[Name] masih dapat mendengar suara mereka saat dirinya berjalan pergi hendak membawa pesanan. Sampai saat dirinya kembali sambil membawa pesanan mereka, [Name] melihat wajah mereka tersenyum ke arahnya. [Name] meletakkan nampan pesanan mereka, namun setelahnya Mera meminta [Name] untuk ikut duduk bergabung.
"T-tapi masih ada pekerjaan yang perlu kulakukan, Mera-san," tolak [Name]. Namun, Mera sudah lebih dulu menariknya untuk ikut duduk. Setelahnya Mera memperkenalkan teman-temannya pada [Name] bahwa gadis dengan rambut pendek itu bernama Yumehara Chiyo, dan gadis dengan wajah cantik itu bernama Teruhashi Kokomi.
Begitu juga dengan [Name], ia memperkenalkan dirinya pada mereka.
"Yoroshuku ne, [Name]-san," ucap Teruhashi tidak lupa dengan senyuman manisnya. [Name] mengangguk, dalam hatinya ia mengagumi kecantikan gadis didepannya ini. Entah mengapa ia sendiri merasa heran, padahal waktu pertama kali melihatnya saat pulang dari kafe, rasanya biasa saja. Namun semenjak ia melihatnya di festival, gadis ini terlihat sangat cantik. [Name] tiba-tiba menyadari sesuatu.
"Teruhashi-san, apa kau ingat bahwa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya [Name] antusias. Ia sendiri mengingatnya, tidak mungkin Teruhashi tidak mengingatnya.
"Eh? Kapan? Dimana?" Teruhashi balik bertanya. Tentu saja ia tidak mengingatnya, karena waktu itu penglihatan Teruhashi dimanipulasi oleh Kusuo, jadi baginya ini adalah pertemuan pertamanya dengan [Name].
Ano baka.. batin Kusuo saat menerawang mereka di kamarnya.
"Ah, tidak. Lupakan saja," balas [Name]. Dia tidak ingat? batinnya keheranan. Sementara di tempat lain, Kusuo menghela nafas lega karena [Name] tidak membahasnya lagi. Jika [Name] memberitahu Teruhashi bahwa dirinya pernah bertemu saat pulang dari kafe waktu itu, Kusuo yang akan repot nantinya.
"Eh? Nani-nani Kokomi-chan? Kau pernah bertemu dengannya?" tanya Yumehara.
"Tidak! Mungkin aku salah lihat.." sahut [Name]. Kemudian ia menoleh ke arah Mera. "Gomenne Mera-san, aku harus kembali bekerja," setelah mengatakan itu, [Name] lalu bangkit meninggalkan ketiga gadis yang masih berseragam sekolah SMA itu.
...
[Name] menatap dirinya di pantulan cermin kamarnya. Memang jika dibandingkan dengan Teruhashi, levelnya sangat jauh. Dirinya tidak lain hanyalah gadis biasa. Tidak seperti Teruhashi yang memiliki wajah cantik, dan itu membuatnya terlihat pantas saat berdiri bersama dengan Kusuo waktu festival.
"Sampah sepertiku mana mungkin pantas bersanding dengan sosok sempurna seperti Saiki-san.." gumamnya. [Name] menatap baju yang tengah dipakainya, ia pun tersenyum kecil mengingat semua baju yang dimilikinya saat ini adalah baju yang Kusuo pilihkan sekaligus yang ia belikan untuknya.
[Name] keluar dari kamarnya berniat untuk turun, ia ingin membantu ibunya Kusuo menyiapkan makan malam. Ia tidak melihat ibunya Kusuo diruang tengah, ia pun terus berjalan menuju dapur.
"Saiki-san no Kaa-sa-"
Saat itulah [Name] terkejut, ia melihat Teruhashi sedang berada di dapur bersama dengan ibunya Kusuo. Dengan cepat ia kembali berbalik dan menatap mereka dibalik tembok. Teruhashi-san ada disini? Nande? batinnya. [Name] juga melihat Kusuo tengah berada di sana.
"Seperti biasa teh buatan bibi selalu enak," ucap Teruhashi.
"Arigatou.. Kalau begitu Kokomi-chan, ayo kita mulai belajar memasaknya."
[Name] masih menatap interaksi mereka. Meski Teruhashi kembali berkunjung ke rumah hanya untuk belajar memasak, namun entah mengapa rasanya sakit, mengetahui fakta bahwa ternyata Teruhashi juga sangat dekat dengan ibunya Kusuo sampai dirinya tidak sungkan selalu datang ke rumah. [Name] pun menatap ke arah Kusuo, terlihat ia baru saja selesai minum sebelum akhirnya ia berjalan hendak meninggalkan dapur.
Sementara itu juga, [Name] menatap tidak percaya apa yang baru saja ia lihat. Ia ingat tadi Teruhashi selesai meminum teh, dan matanya baru saja melihat Kusuo meminum teh dari gelas bekas yang diminum Teruhashi tadi! Meskipun mungkin Kusuo lupa itu adalah gelas bekas yang diminum Teruhashi, entah mengapa [Name] merasakan sesak di dadanya.
Hm? Apa yang kau lakukan disini?
[Name] seketika tersadar mendapati Kusuo didepannya, ia pun menggeleng kemudian berbalik untuk kembali ke kamarnya tanpa mengucapkan apapun. Sesampainya di kamar, dirinya terdiam. Kejadian yang baru saja ia lihat terngiang di kepalanya.
"Apa itu tadi? Bukankah itu berarti mereka berciuman secara tidak langsung...?"
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With You | Saiki K. x Reader
FanfictionSeorang gadis yang sedang kabur dari rumahnya ditemukan oleh seorang ahli psikis bernama Saiki Kusuo di sebuah bangunan tua yang sudah terbengkalai. Situasi dimana Saiki harus menolong gadis tersebut membuatnya kerepotan. Akankah Saiki membawanya pu...