9| Don't Spoiler

548 98 20
                                    

[Name] baru saja selesai membaca buku, ia kemudian meletakkan buku itu disampingnya. Posisi gadis itu saat ini tengah berbaring dilantai sambil menatap langit-langit kamar. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi, karena buku yang baru saja ia baca adalah buku terakhirnya yang Kusuo perbolehkan untuk ia baca. Padahal kamar Kusuo dipenuhi oleh rak-rak berisikan buku-buku dan juga manga, namun entah mengapa hanya ada beberapa buku yang Kusuo perbolehkan untuk [Name] baca.

Ditengah lamunannya, [Name] kembali mengingat hari kemarin dimana Kusuo memintanya untuk memilih pakaian dalamnya sendiri. Ia benar-benar merasa malu, apalagi lelaki itu mengatakannya dengan wajah datar. Selain itu, ia heran mengapa saat menuju keluar dan saat masuk kembali ke rumah, lelaki itu harus memegang tangannya.

Ada banyak hal yang masih tidak dimengerti oleh [Name] dari lelaki itu. Bahkan ia juga masih tidak tahu alasan sebenarnya mengapa lelaki itu memperbolehkannya tinggal disini. Padahal [Name] sendiri tidak pernah menceritakan masalah hidupnya, bahkan alasan mengapa dirinya pergi dari rumah. Namun entah mengapa, ia merasa lelaki itu seolah mengerti dirinya. Dari pertama lelaki itu menyelamatkannya waktu pingsan hingga hari ini, entah mengapa [Name] merasa seakan lelaki itu sudah mengetahui semua apa yang tengah dialaminya.

"Saiki-san.." gumamnya.

Sementara itu, saat ini Kusuo tengah berada di toko buku. Ia ingin membeli salah satu manga volume keluaran terbarunya. Setelah mengambil manga yang akan ia beli, ia melihat sekilas salah satu manga yang berada tidak jauh dari tempat dirinya berdiri. Entah mengapa ia jadi teringat [Name] begitu melihat manga tersebut. Ia pun melangkah dan mengambil beberapa volume manga tersebut, ia berniat untuk membelinya. Lagipula, sepertinya gadis itu memerlukan lebih banyak bacaan lagi.

Setelah membeli manga, awalnya ia berniat pergi ke supermarket untuk membeli jeli kopi terlebih dahulu sebelum pulang. Namun, ia tidak jadi pergi karena uangnya terpakai untuk membeli semua manga yang ia beli untuk gadis itu. Sejak gadis itu tinggal di rumahnya, ia merasa akhir-akhir ini dirinya terlalu banyak mengeluarkan uang.

Setelah membayar manganya, ia pun segera melangkah pergi untuk meninggalkan tempat itu sebelum dirinya bertemu dengan orang-orang yang selalu mengganggunya.

...

'Aku pulang.'

"Kuu-chan, selamat datang kembali," sahut ibunya Kusuo seperti biasanya. Kusuo pun berjalan menuju kamarnya. Sesampainya di depan pintu kamar, pintu pun langsung terbuka dan menampilkan seorang gadis yang ia bawa dari bangunan tua waktu itu. Sama seperti hari-hari sebelumnya, meskipun Kusuo belum sempat membuka pintu kamar, gadis itu sudah membukanya lebih dulu.

"Selamat datang kembali, Saiki-san!" sambut gadis itu. Kusuo pun memasuki kamarnya kemudian ia memberikan tas belanjaan berisi manga yang tadi ia beli pada gadis itu. Setelah itu, ia pun duduk di meja belajarnya sambil menyangga kepalanya dengan tangannya yang bertemu pada meja. Ia menatap gadis itu yang tengah duduk di bawah sambil membuka tas belanjaan berisi manga tersebut. Gadis itu tampak kebingungan mengapa Kusuo membelikannya manga dengan genre yang seperti itu.

"Mengapa Saiki-san membelikanku.. manga shoujo?" tanya gadis itu sambil menutup sebagian wajahnya karena malu. Ia jadi teringat kemarin dimana ia tahu seperti apa namanya kencan itu dari manga shoujo seperti ini. Dalam hatinya, ia merasa bahwa Kusuo sepertinya memiliki kemampuan mendengar isi pikiran orang, dan lelaki ini telah mendengar apa yang sempat dipikirkannya kemarin.

Gadis itu pun kembali melihat-lihat manga yang lain yang ternyata Kusuo hanya membeli satu judul dengan beberapa volume. Tanpa gadis itu lihat, Kusuo sedikit tersenyum begitu mendengar pikiran gadis itu saat ini. Karena apa yang dipikirkan gadis itu bahwa Kusuo bisa mendengar pikiran orang itu memang benar. Walaupun gadis itu sama-sama merepotkannya, namun entah mengapa ia merasa sepertinya gadis itu lebih baik dari teman-teman sekelasnya.

Saat gadis itu melihat-lihat manganya, ada salah satu manga yang menarik perhatiannya karena judulnya berbeda dengan manga yang lainnya. Kusuo yang melihat itu pun bangkit dari duduknya dan dengan cepat mengambil manga tersebut dari tangan gadis itu. Gadis itu pun langsung terperanjat dengan sikap Kusuo yang secara tiba-tiba.

"Apa―"

"Sekalipun aku yang lebih dulu membacanya, aku tidak akan spoiler, Saiki-san.." ucap gadis itu. Percuma, walaupun gadis itu membacanya lebih dulu dan tidak akan memberikan spoiler, Kusuo tetap akan terkena hujan spoiler lewat pikiran gadis itu. Makanya, inilah alasan dirinya memperbolehkan gadis itu membaca hanya beberapa buku, yaitu buku-buku yang sudah ia baca. Untuk buku dan manga yang belum dibaca, tidak diizinkan dibaca oleh gadis itu agar ia tidak terkena spoiler dari pikirannya.

(Spoiler= Sesuatu yang menyeramkan bagi maniak buku, film, dan anime)

Kusuo menyimpan manga itu untuk ia baca nanti, kemudian ia menatap ke arah jendela dan tampak hari sudah gelap. Ia pun menutup tirai jendela kamarnya kemudian kembali menoleh ke arah gadis itu.

'Pergilah mandi, [Name]-san.'

Gadis yang dipanggil pun menoleh, ia sedikit terkejut. Jantungnya terasa berdetak dua kali lebih cepat karena Kusuo memanggilnya dengan nama depannya. Walaupun memang dari awal dirinya hanya memberitahukan nama depannya, karena ia sudah tidak mementingkan nama marga untuk dirinya yang tengah meninggalkan keluarganya. Karena ini adalah pertama kalinya Kusuo memanggilnya dengan namanya, rasanya ia sangat senang.

"Hai," sahut gadis itu. Ia pun menyimpan manga yang baru ia baca beberapa halaman kemudian bangkit untuk menuruti ucapan Kusuo. Sementara itu, Kusuo memandang gadis itu yang tengah berjalan hendak keluar kamar. Ia pun menghela nafas karena baru saja mendengar apa yang dipikiran gadis itu dan mungkin tidak seharusnya ia tahu.

'Yare-yare.'
.
.
.
TBC.

Life With You | Saiki K. x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang