19| In the Winter

448 91 18
                                    

Udara dingin menyelimuti tubuh [Name] yang kini tengah duduk disebuah bangku taman yang pernah ia duduki dulu saat setelah kembali dari sekolah waktu festival olahraga. Ia dengar Kusuo akan pulang dari study tournya sore ini, jadi hari ini ia minta izin dari ketuanya untuk pulang lebih cepat karena dirinya ingin menyambut kepulangannya.

Dan disinilah [Name] berada, ia menunggu Kusuo di bangku ini karena ia yakin pemuda itu pasti akan melewati jalan ini. [Name] mengepulkan udara di mulutnya, lalu ia menggosok-gosokkan tangannya. Meski ia sudah memakai baju tebal dan lehernya juga terbalut syal, tubuhnya masih saja kedinginan. [Name] menatap orang-orang disekitarnya, seketika senyumnya pun merekah begitu matanya menangkap sosok yang ia kenali sekaligus yang ia tunggu.

"Saiki-san! Okaeri..." serunya setelah ia bangkit dari duduknya.

Kusuo yang melihat [Name] berada di bangku itu pun langsung menghampirinya sambil menatap gadis itu keheranan. Apa yang kau lakukan disini? tanyanya sambil masih terus berjalan lalu ia mendudukkan dirinya di bangku itu. [Name] pun ikut kembali duduk.

"Saiki-san akan pulang sore ini, makanya aku menunggu disini," balas [Name] yang membuat Kusuo kebingungan mengapa gadis ini harus menunggunya.

"Aku ingin bertemu dengan Saiki-san, makanya aku menunggu disini," lanjut [Name]. "Haha, aneh... Padahal kita akan bertemu nanti di rumah, tapi rasanya aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Saiki-san.." Kusuo terdiam. Padahal semalam kita bertemu, bahkan kau memelukku, batinnya mengingat kejadian semalam dimana dirinya bertransformasi menjadi kucing.

Kemarin malam ia memang menemui [Name], ia sedikit khawatir karena gadis itu ditinggal sendiri, makanya ia mencoba menemuinya dengan wujud kucing. Kemampuannya yang bisa bertransformasi menjadi apapun, membutuhkan waktu selama dua jam untuk mengubah dirinya. Dan semalam ia sengaja datang dari tempat study tournya untuk menemui [Name] karena sedikit cemas, namun ia tidak menyangka gadis itu akan memeluknya.

"Ah iya, Saiki-san. Kemarin malam meski aku sendirian di rumah, rasanya aku tidak kesepian. Soalnya ada kucing yang menemaniku, tapi bukan Amp. Kucing itu putih bersih, aku baru pertama kali melihatnya. Apa itu kucing baru tetangga, ya.." ucap [Name] sambil mengingat kejadian semalam. Sudah cukup, jangan diingatkan lagi.. batin Kusuo.

Setelah [Name] bercerita mengenai kucing itu, keduanya pun terdiam. Sampai akhirnya [Name] pun membuka suara.

"Ngomong-ngomong Saiki-san, terima kasih untuk selama ini.." ucapnya tiba-tiba. Kusuo yang tadinya menatap ke depan kemudian menoleh ke arah [Name]. "Terima kasih karena Saiki-san sudah menyelamatkanku, dan juga membiarkanku tinggal di rumahmu. Aku sangat senang, bahkan waktu Saiki-san bilang aku boleh tinggal disini selamanya. Hontouni ureshi..." [Name] tersenyum, kemudian ia menatap ke arah depannya.

"Selama ini aku merasa tidak memiliki tempat untuk pulang. Tempat yang bisa kusebut rumah. Aku juga selalu merasa sendiri— lebih tepatnya aku yang senang menyendiri. Karena aku pikir, aku tak suka dunia yang penuh orang. Bersama orang lain itu terasa menyakitkan. Aku takut membuat ikatan dengan orang. Baik aku atau siapapun tak akan ada yang terluka. Tak ada kebohongan, tak ada pengkhianatan, kekecewaan."

[Name] menoleh ke arah Kusuo kemudian tersenyum.

"Tapi setelah bertemu dengan Saiki-san, aku belajar bahwa hidup bisa menjadi pengalaman menyenangkan. Hidupku benar-benar berubah semenjak bertemu dengan Saiki-san. Meskipun aku tidak tahu sampai kapan aku tinggal disini, tapi untuk saat ini aku sungguh merasa bahagia. Terima kasih," ucap [Name]. Kusuo terdiam mendengar ucapannya. Mengapa ucapan gadis ini terdengar seakan dirinya akan pergi suatu saat. Padahal ia sudah mengizinkannya untuk tinggal selamanya.

Life With You | Saiki K. x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang