15. Melewati Pembatas (1)

1.9K 211 13
                                    

Sentuhan lembut jemari Angel jatuh pada bibir Sean. Sean memelototkan mata, ini kali pertamanya Angel berani menyentuh bibirnya tanpa permisi. Gadis mabuk itu bahkan tersenyum, dan berbisik, "Aku mau ini, Tuan."

Lambat laun, Sean menarik kedua sudut bibirnya. Dia segera berjalan ke dalam mobil, kemudian mendudukkan Angel di samping kursinya, meskipun Angel tak mau melepaskan pelukannya pada leher Sean.

Gadis itu menolak, "Tuan, jangan pisahkan aku denganmu. Jangan tinggalkan aku. Nanti aku sendiri."

Sean melepas pelukan pada lehernya. Dia berbisik, "Sabar. Kau akan mendapatkan apa yang kau mau, setelah kita pulang ke rumah."

Angel merasakan kepalanya semakin memberat, bersamaan dengan pandangannya yang semakin mengabur. Dia tersenyum kecil, kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil. Setelah Sean masuk ke mobil, Angel baru berbicara, "Aku hanya ingin melihat senyuman tulus Tuan Sean lagi. Tidak lebih, jadi jangan tinggalkan aku sendiri."

Baru saja Sean duduk di kursinya, Angel langsung memeluk lengan Sean. Gadis itu menutup kelopak matanya perlahan, kemudian mengungkap, "Aku menyukai, Tuan Sean."

"Aku ingin hidup bersama Tuan Sean."

"Izinkan aku menjadi kaki tangan Tuan Sean."

Setelah berbisik tepat di telinga Sean, Angel akhirnya tertidur nyenyak tanpa melepas pelukannya. Sementara Sean sendiri terdiam, mencerna apa yang Angel katakan. "Dia mabuk."

Sudut bibir Sean terangkat ke atas. Ketika Angel tak sadar dengan apa yang dia lakukan. Bibir Sean mendarat tepat di kening gadis itu. "Kau akan mendapatkan hadiahmu."

Sean mendorong pelan tubuh Angel, kemudian membenarkan posisi duduk gadis itu. Dia menarik dan mengeluarkan napas panjang, sembari menatap jalanan kosong di depannya. Padahal Angel mengatakan perasaannya ketika sedang mabuk. Namun, Sean sendiri tiba-tiba merasakan debaran di dadanya.

Muncul niat untuk memenuhi semua keinginan Angel, sekaligus menjadikan Angel sebagian dari hidupnya. Namun, pada akhirnya Sean segera menggelengkan kepala. Pria itu mengusap wajahnya, kemudian bergumam pada dirinya sendiri, "Setelah Angel menjadi dokter dan memiliki kehidupan yang lebih baik, sebaiknya dia menjauh dariku."

"Ya. Harus jauh. Karena hidupku, penuh masalah."

•••

Kenyataannya, semua tak berjalan sesuai dengan rencana Sean. Semakin hari perasaan Angel padanya semakin bertambah. Begitu pula dengan pengetahuan yang Angel kuasai dengan semangat penuh.

Seharusnya, setelah Angel mendapatkan banyak pendidikan dia mulai fokus untuk mendedikasikan hidupnya pada keselamatan masyarakat. Namun, yang terjadi malah tak sesuai tebakan Sean. Semakin pengetahuan Angel terisi, semakin gadis itu terjebak dalam perasaannya. Angel hanya mempunyai tujuan untuk mendapatkan pendidikan dan menyembuhkan Sean.

Seperti hari ini. Ketika ada berita tentang Sean yang baru saja berkelahi, Angel langsung turun tangan. Dia berlomba-lomba dengan pelayan lain untuk masuk ke kamar Sean, dengan niat untuk mengobati pria itu. "Tuan Sean! Aku dengar, kau baru saja ditusuk! Apa ada masalah besar yang baru saja terjadi?"

Sean mengernyitkan kening, melihat Angel datang dan langsung meneliti setiap inci tubuhnya. Mata gadis itu tak berkedip, melihat setiap goresan yang ada pada tubuh Sean. Segera saja, Angel mengambil kain dan air untuk membersihkan lukanya terlebih dahulu. "Tenang saja Tuan. Aku baru saja, belajar cara membersihkan lukanya supaya tidak infeksi! Aku yakin, kau akan segera sembuh, untuk menjalankan misi terbarumu."

Melihat keseriusan Angel dalam mengobatinya, Sean tiba-tiba tersenyum kecil. Dia ingin membuka kemeja miliknya, tetapi jemari Angel sudah lebih dulu melepas setiap kancing baju. Angel tak peduli, pada otot-otot perut yang menantang untuk disentuh. Fokusnya lebih tertuju pada setiap goresan luka yang Sean miliki.

"Aku dengar, kau lagi-lagi menjadi mahasiswa terbaik di kampusmu. Kenapa kau tidak mencoba mencari pekerjaan lain, dan berhenti bekerja di sini?" tanya Sean.

Angel menggelengkan kepala, sembari mengusap luka di tubuh Sean. "Aku suka bekerja di sini."

Sean kembali bertanya, "Padahal dengan wajah dan kemampuanmu saat ini, kau cukup menarik perhatian orang-orang untuk mempekerjakanmu. Memangnya kau ingin hidup mengenaskan sebagai pelayan di rumah ini terus?"

Angel tersenyum dan berkata, "Tidak terlalu mengenaskan, karena Tuan Sean yang menjadi atasanku."

Sean masih belum menyerah, dia berkata, "Aku mempunyai masalah besar dengan seorang pejabat negara. Bagi mereka, aku adalah b*jingan sekaligus pembunuh. Jika kau masih bekerja di sini, mungkin kau juga akan menjadi sasaran kebencian mereka."

"Padahal, kau sekarang dipuja-puja oleh para profesor karena kemampuanmu yang mumpuni untuk menyelamatkan banyak orang," jelas Sean.

Semakin Sean berbicara, semakin Angel menyadari sesuatu. Gadis itu menatap heran ke arah Sean. Dia kemudian bertanya, "Tuan, apa kau sedang berusaha untuk mengusirku?"

 Dia kemudian bertanya, "Tuan, apa kau sedang berusaha untuk mengusirku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang