"Kau harus lebih cantik dari pemilik pesta malam ini, Angel," bisik Sean.
Pada akhirnya Angel pasrah, membuntuti ke mana pun Sean pergi. Meskipun dirinya tidak nyaman berada dekat dengan Sean, tetapi Angel harus tetap bertahan. Dia memejamkan matanya erat-erat, dengan kedua tangan disatukan di depan dada. Angel berharap, tugasnya malam ini akan mudah diselesaikan, sampai akhirnya dia bisa mendapatkan uangnya kembali. "Tahan sebentar lagi, dan rasa tak nyaman ini akan segera berakhir."
Pesta diadakan di sebuah gedung mewah dengan desain arsitektur klasik. Ruangan utama yang menjadi tempat pesta, terletak di lantai pertama, dengan langit-langit tinggi dan dinding dihiasi dengan ornamen megah. Cahaya lampu gantung kristal berkilauan, memancarkan kehangatan dan kemewahan.
Seiring masuk ke ruangan, Angel melihat pemandangan yang lebih memukau. Lantai marmer bersih dan berkilau, dipenuhi dengan karpet merah dan lembut di sepanjang lorong menuju ruangan utama. Di sekitar lorong, terdapat patung-patung besar, yang membuat mata Angel berbinar.
"Kebayakan orang-orang di sini pasti orang kaya," gumam Angel.
Saat memasuki ruangan utama, Angel melihat ruangan yang dipenuhi dengan kerumunan orang. Di tengah ruangan, terdapat area dansa yang diterangi oleh cahaya warna-warni, yang mengikuti irama musik yang menggema. Orkestra yang terletak di salah satu sisi ruangan, memainkan lagu-lagu yang mengalun merdu, memenuhi ruangan dengan suasana yang riang.
Diam-diam, Sean menarik pinggang Angel untuk mendekat ke arah tubuhnya. Dia memperingati, "Jangan berada jauh dariku, sebelum aku menyuruhmu untuk menguping pembicaraan para wanita bangsawan nanti."
Angel mengernyitkan kening. Dia ingin bertanya, tetapi Sean sudah lebih dulu membimbingnya berjalan bersama, ke arah sekumpulan pria berjas hitam. Dia berkata, "Angkat wajahmu. Jangan menundukkan kepala di tempat ini, jika kau berjalan bersamaku."
Aturan yang diberikan Sean membuat Angel menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia pikir Sean tak banyak bicara, tetapi ketika pria itu sudah memerintah, Angel bahkan tak ingat apa saja yang harus dia patuhi dari pria ini.
Di sekeliling ruangan, terdapat sofa-sofa yang elegan dan meja berhiaskan bunga segar. Di atas meja-meja tersebut, tersaji hidangan mewah dan minuman yang menggugah selera. Bartender yang terampil sedang sibuk mencampurkan koktail dan menyajikannya kepada para tamu. Suara cangkir yang saling bertemu dan canda tawa riang, mengisi udara, menciptakan suasana yang semarak.
Semua mata tertuju pada Sean dan Angel. Mereka terkejut melihat Sean membawa seorang gadis bergaun putih, dengan rambut terurai. Apalagi jemari Sean tepat berada di pinggang Angel. Pria itu tak membiarkan Angel jauh darinya sedikit saja.
"Wah, Tuan Sean. Ternyata kau datang ke pesta ini juga? Siapa wanita yang kau bawa itu?" tanya seorang pria bertubuh besar. Pria itu tersenyum lebar melihat Angel.
Dia kembali bertanya, "Dari wajahnya, sepertinya dia masih suci. Untuk apa kau membawanya ke sini? Apa kau ingin menawarkan gadis itu padaku?"
Seluruh tubuh Angel mendadak bergetar. Padahal Angel sudah beradaptasi untuk terbiasa berada di dekat Sean. Namun, perkataan pria tadi membuat Angel sedikit demi sedikit mulai memundurkan langkahnya. Apalagi ketika merasakan jemari pria asing itu mulai merambat untuk menyentuh rambutnya. Meskipun pada akhirnya, tangan Sean langsung menahan pergelangan tangannya. "Dia calon istriku. Jangan berani menyentuhnya."
Suara Sean terdengar jelas di telinga Angel. Entah kenapa, tetapi dari aura kejahatannya, aura pria asing itu lebih menakutkan dari milik Sean. Untuk itulah, Angel memutuskan untuk berlindung di balik tubuh Sean.
"Hey, santai saja. Jangan diambil serius, aku hanya bercanda," ungkap pria itu.
Sean menghempaskan tangan pria itu, dengan tatapan tajam. Setelahnya dia melihat langsung ke arah pemilik pesta ini. Setelahnya Sean memberitahu, "Untuk beberapa hari ke depan, aku sibuk untuk menyiapkan acara pernikahanku bersama calon istriku."
Ucapan Sean membuat sudut bibir pria itu terangkat ke atas. Dia melihat Angel dari bawah hingga ke atas. Penampilan Angel memang menawan, tetapi pria itu berkata, "Kau yakin akan menikahi gadis ingusan itu? Sepertinya dia tidak terlalu dekat denganmu. Aku baru melihatnya bersamamu hari ini, Sean."
Sean meremas pinggang Angel. Angel tak tahu apa yang Sean inginkan. Namun, tiba-tiba Sean membelai pipinya. Jemari miliknya bergerak untuk menelusuri setiap lekuk tubuh Angel, sampai akhirnya menyentuh helaian rambut panjang Angel. Dengan mata bulat yang tertuju pada Angel, Sean berkata, "Apa yang kau maksud tak dekat? Apa kalian tak bisa melihat sorot mata mencintai Honey padaku?"
"Honey?" Angel mengernyitkan kening, ketika mendengar Sean memanggilnya dengan sebutan itu. Namun, pada akhirnya Angel mengerti dengan kode yang Sean berikan. Mau tak mau, gadis itu mendekat dan memeluk lengan Sean sekuat tenaga. Dia sengaja menyandarkan kepalanya pada lengan berotot Sean, untuk menghindari tatapan menyelidik semua orang.
"Ya, ya terserah kau. Tapi sayangnya, kami tak bisa datang ke pernikahanmu. Ada misi yang harus kami kerjakan, " ungkap salah satu pria.
Sean menganggukkan kepala, tanda mengerti. Setelah itu, dia menarik pergelangan tangan Angel untuk menjauh dari pria-pria itu dan berjalan menuju para wanita. Angel tak tahu apa yang diinginkan Sean lagi. Namun, ketika Sean sampai di sekumpulan wanita penggosip, dia memperingati Angel. "Kau tunggu di sini, dan dengarkan para wanita itu bergosip. Berpura-pura lah sedang minum atau menghabiskan makanan kecil."
Angel tersentak kaget. Permintaan Sean memang kecil, tetapi Angel tak mengerti kenapa memintanya untuk melakukannya."Tapi, Tuan, kenapa Anda malah memberikan tugas ini?"
Sean berbisik, "Jangan banyak bertanya, dan jalani misi ini. Jika kau berhasil mengingat semua isi percakapan wanita penggosip itu, aku akan mengembalikan semua uang sekaligus memberimu uang lebih." Perkataan Sean membuat Angel akhirnya mengangguk. Gadis itu kemudian melihat Sean pergi, entah ke mana.
Angel awalnya ragu, apalagi beberapa pasang mata memperhatikan penampilannya dari bawah hingga ke atas. Mau tak mau, Angel akhirnya memutuskan untuk berbaur dan menyapa balik perempuan yang sudah menyapanya.
Sesuai permintaan Sean, gadis itu mendengarkan dengan saksama apa yang sedang dibicarakan para penggosip. Namun, topik para penggosip itu malah tertuju pada Angel. Mereka bertanya, "Yang bisa datang ke pesta ini hanya beberapa pria kaya, dan istri atau kekasih mereka. Aku tebak, kau pasti kekasihnya Tuan Sean, bukan?"
Angel mengangguk, mencoba untuk percaya diri mengakui Sean sebagai kekasihnya. Dia harus menjawab pertanyaan para wanita, sebelum akhirnya berhasil bergabung, untuk mendengarkan apa yang dikatakan pada wanita itu. "Aku dengar, kemarin-kemarin Tuan Sean tak menyetujui penjualan para gadis panti asuhan ke rumah bordil. Padahal, semua orang berniat menjual para wanita itu untuk menambah uang dan menyenangkan istri-istri mereka."
"Tapi sepertinya, setelah dia menemukan calon istri seperti Angel. Dia akhirnya mengerti, jika uang itu sangat dibutuhkan untuk membiayai wanita seperti kita," jelas salah satu wanita.
Ucapan para wanita membuat Angel mengepalkan kedua tangannya. Dia ingin protes tapi pada akhirnya, Angel hanya bisa terdiam dan mendengar para wanita itu bergosip. Mereka membicarakan tentang bagaimana cara para suami mereka membawa para gadis untuk dijual, kemudian memberitahu tempat dan waktunya. Angel mendengarkannya dengan saksama, sembari mengingatnya jelas-jelas.
"Gil*. Bisa-bisanya mereka tertawa di atas penderitaan orang lain," gumam Angel.
Ketika para wanita itu masih asyik bergosip, tiba-tiba terdengar sebuah ledakan. Sontak, semua orang memelototkan mata. Begitu juga dengan Angel yang merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Dia melihat ke arah jendela, kemudian menemukan asap tebal yang berasal dari luar. "Apa apa ini?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]
FanfictionHidup dalam kebohongan yang digunakan untuk melindungi kesayangan. Sampai kapan Angel akan bertahan?