Sean tiba-tiba tersenyum kecil, lebih tepatnya senyum mengejek. Pria itu menyangga salah satu pipi dengan tangannya, kemudian menatap ke arah Angel dengan sorot mata tak percaya. Dia bertanya, "Kenapa kau ingin aku selamat?"
Angel membalas, "Karena jika Tuan Sean tiada, aku tak bisa menuntut ilmuku dengan tenang. Tuan Sean adalah sumber uang, di mana aku bisa berkuliah sekarang."
Jawaban Angel membuat Sean tertawa kecil, kemudian mengusap wajahnya sendiri. Pria itu membenarkan posisi duduknya, kemudian berkata, "Baiklah. Aku setuju."
"Aku suka ambisimu kelinci kecil."
•••
Kata orang memilih lingkungan tempat tinggal, bisa mempengaruhi tingkah laku seseorang. Orang yang tinggal di lingkungan orang baik, akan ikut menjadi orang baik. Sedangkan orang yang tinggal di lingkungan orang jahat, akan menjadi jahat juga.
Selama ini, semua kepolosan Angel berangsur-angsur terhapus. Bersamaan dengan tatapan penuh ambisi Angel, untuk menggapai semua yang dia inginkan. Semua tingkah laku Sean menyebar, dan merasuki Angel dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, Sean sekarang tak menganggap Angel sebagai kelinci kecil lagi.
Kelinci kecil Sean sudah tumbuh dan berkembang menjadi kaki tangan Sean. Gadis yang awalnya bersembunyi, takut peluru. Kini menjadi orang pertama, yang selalu berada di dekat Sean, ketika tubuh Sean didatangi beberapa peluru.
"Kau sudah siap menjadi Honey lagi, Angel?" tanya Sean sembari menjulurkan sebelah tangannya yang berkacak pinggang pada Angel.
Angel menelan ludahnya sendiri. Dia balik gaun putih miliknya, tersembunyi sebuah barang yang bahkan tak Sean ketahui. Tanpa membuang waktu, Angel langsung mengaitkan tangannya pada tangan Sean. Gadis itu memeluk tangan Sean, merasakan aroma parfum pria itu yang begitu dekat dengannya. "Ya. "
Sean mengernyitkan kening, mendengar Angel sudah memasuki peran aktingnya. Dia kemudian berbisik, "Aku akan memberimu hadiah, jika kau berhasil menjalankan misi ini dengan baik. Pancing pria itu supaya keluar, dan ajak dia ke tempat sepi."
Angel mengangguk, dan dia mendapatkan sebuah kecupan di kening, ketika beberapa pria berjas hitam mendatangi mereka. Wajah Angel memerah, tetapi dia ingin tampak profesional, di samping Sean. Mereka berjalan mendekati pria berjas hitam itu, kemudian bertanya, "Kau sepertinya Tuan Carson, yang akan menawarkan gadis perawan untuk Tuan Harrington bukan?"
Sean mengangguk, kemudian melihat ke arah Angel. "Gadis cantik ini, yang akan kuberikan pada Tuan kalian."
Hanya dalam hitungan detik saja, semua mata tertuju pada Angel. Hingga akhirnya, pria paruh baya menyelusup melewati para pengawal. Pria itu tampak terdiam, menatap Angel dari bawah hingga atas. Dia terpaku pada keanggunan, dan senyum menggoda dari bibir merah semerah kelopak mawar.
"Aku menginginkannya," kata Tuan Harrington.
Sebelum Sean melepas Angel, Angel sudah lebih dulu menerimanya, "Kau akan mendapatkannya Tuan."
Tuan Harrington tertawa puas, kemudian menarik Angel untuk berdekatan dengannya. Dia berhasil membuat Sean terdiam, melepas Angel pada mangsanya begitu saja.
Walaupun takut, Angel mencoba untuk tetap tenang dan mendekat ke arah pria paruh baya itu, "Tuan, aku ingin malam panjang berdua bersamamu saja, tanpa gangguan siapa pun juga."
Bisikan manis, dan bibir merah menggoda membuat pria paruh baya itu mengangguk tanpa berpikir panjang. Pesona Angel membutakan matanya, sampai dia tak sadar saat Angel mengajaknya untuk pergi ke tempat sepi tanpa gangguan sedikit pun.
"Kau akan mendapatkannya. Lebih tepatnya, mendapatkan kematian."
Sebelum Sean bergerak untuk melenyapkan musuhnya, atau membiarkan pria itu menyentuh Angel sedikit pun. Angel sudah lebih dulu menusuk leher pria itu dengan sebuah suntikan racun. Mata Sean memelotot. Tepat di bawah sinar rembulan, kelinci kecilnya berubah menjadi gadis kematian yang melenyapkan musuhnya hanya dengan satu suntikan saja.
"Malaikat kematian."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]
FanfictionHidup dalam kebohongan yang digunakan untuk melindungi kesayangan. Sampai kapan Angel akan bertahan?