10. Kendali Diri

1.8K 186 7
                                    

Kemarahan Sean ada di depan mata. Ini pertama kalinya, Sean menyeret Angel ke kamarnya. Pria itu langsung mendorong tubuh Angel ke ranjang, kemudian menahan kedua pergelangan tangan Angel dengan tangannya. Sean sengaja menekan tubuh Angel, sampai Angel kesulitan bergerak.

"Siapa yang menyuruhmu menjadi penguntit? Kau ingin tahu, apa yang wanita itu lakukan di kamarku? Atau kau ingin menjadi penggantinya?" tanya Sean.

Padahal baru beberapa menit lalu, Sean mengeluh dirinya sakit dengan kepala yang berdenyut-denyut. Lalu sekarang? Pria itu menahan pergelangan tangan Angel sekuat tenaga. Angel memelototkan mata. Dia paham betul dengan kesalahannya sendiri. Oleh karena itu, Angel meminta maaf, "Maafkan aku, Tuan! Aku tadi hanya berjalan melewati pintu kamarmu! Lalu tak sengaja berhenti, karena mendengarkan suara benda pecah!"

"Aku bersumpah, tak ada niat sedikit pun untuk menguntitmu. Ini hanya kesalah pahaman," jelas Angel.

Dari bola mata Angel yang berkaca-kaca dan bergetar, Sean bisa tahu jika Angel bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Tak ada kebohongan di balik bibir tipis gadis itu. Namun, Sean sendiri masih belum puas untuk meredakan kemarahannya akibat wanita tadi.

Dia menggenggam erat pergelangan tangan Angel, kemudian mendekatkan wajahnya ke leher Angel. Pria itu mulai membaui Angel seperti seekor hewan buas. Sementara jari jemarinya sendiri bergerak untuk merasakan halusnya kulit lengan Angel. Dia berhasil membuat Angel menahan napas, merasakan lembutnya sentuhan Sean pada lengan miliknya.

"Tuan," panggil Angel.

Semakin lama mencium aroma Angel, semakin Sean menenggelamkan hidungnya diceruk leher gadis itu. Sean tak bisa mengendalikan dirinya lebih lama. Dia sudah lama tak menghirup aroma gadis biasa, yang tak mengenal cara memikat seorang pria. Namun keb*dohan dan ketulusan Angel, memancing Sean untuk mendekatinya.

"Diam," perintah Sean.

Bagaimana bisa Angel diam, ketika merasakan jemari Sean mulai bergerak untuk membelai semua anggota tubuhnya? Tubuh Angel menegang, dia tak bisa menahan napasnya lebih lama. Kemudian tanpa sadar, mengeluarkan napas panjang, dan menyentuh rambut Sean.

Bibir Sean mendarat tepat di leher Angel. Angel pikir, Sean akan mencabik-cabik tubuhnya seperti seorang serigala. Namun, Angel malah merasakan lembut dan berhati-hatinya bibir Sean menandai lehernya. Tak ada kekerasan, yang ada hanyalah belain manja yang membuat Angel merasakan tubuhnya melemas.

Ini kali pertamanya ada pria yang memperlakukan Angel lembut, meskipun memaksa. Setiap sentuhan Sean pada pinggangnya, membuat Angel memejamkan matanya erat-erat. Semakin lama dibiarkan, Sean semakin menandai lehernya. Bibir pria itu merambat ke atas, sampai akhirnya sampai ke dagu dan hampir menyentuh bibir Angel.

Kedua kelopak mata Angel memelotot. Dia tidak bisa membiarkan Sean bergerak lebih jauh, sebelum kewarasannya ikut menghilang. Langsung saja, Angel memanfaatkan kelengahan Sean, untuk mendorong dan menampar pipi Sean. Setelah itu, Sean langsung tersadar dari kendali nafsunya. Dia menjauh dari Angel, sembari memegangi keningnya sendiri.

"A... apa yang sudah aku lakukan? Bagaimana bisa aku melakukannya dengan seekor kelinci kecil?" tanya Sean pada dirinya sendiri.

Angel langsung membenarkan pakaiannya. Berbeda lagi dengan Sean yang akhirnya berkata, "Maafkan aku. Aku kehilangan kendaliku. Cepat bersihkan pecahan gelas itu, dan pergi dari kamarku."

Sean mengakui kesalahannya sendiri. Begitu juga dengan Angel yang terdiam, memikirkan kesalahannya juga. Seharusnya Angel menghentikan Sean sejak pertama kali, Sean mengecup lehernya. Namun, karena rasa aman dan debaran penasaran di hatinya, Angel si remaja puber malah membiarkan bibir Sean menjawab semua pertanyaan penasaran di kepalanya.

THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang