Setelah memastikan tak ada lagi keributan yang terjadi, Sean memanggil kepala pelayan untuk membawa Angel. Angel yang baru bangun, terpaksa mandi dan berdandan dengan dibantu kepala pelayan. Dengan gaun putih, dan riasan sederhana, Angel melangkahkan kakinya ke depan altar.
Sean tersenyum kecil. Begitu pula dengan Joshena yang kembali menangis bahagia. Joshena mengusap air matanya, kemudian berkata, "Walaupun Angel sudah melakukan malam pertama, sebelum menikah. Tapi semoga, kehidupan pernikahan kalian berjalan lancar."
Setelah mengantarkan Angel pergi menuju Sean, kepala pelayan merasakan kepalanya memusing. Dia pergi ke arah Joshena, sembari mengurut keningnya sendiri. "Permintaan Tuan Sean, memang aneh-aneh. Bagaimana bisa, pria itu menikah setelah melakukan malam pertama? Dia bahkan mengganggu acara pernikahan orang lain, hanya untuk menikahi Angel."
Sean tak peduli, asalkan dia bisa mengikat Angel. Di tengah kesunyian dari para tamu yang tegang, Angel sendiri malah tersenyum kecil. Dia merasakan hangatnya jemari Sean menyentuh jemari tangannya sendiri. Setelah itu, keduanya mengucapkan janji suci pernikahan, hingga akhirnya Sean menarik Angel untuk mendaratkan bibirnya pada bibir Angel, tepat di depan semua orang.
Cinta itu buta. Sekarang Angel mengerti maksud dari kalimat itu. Kelopak matanya tertutup, merasakan lembutnya bibir Sean membelai lembut bibir miliknya. Tarikan pada pinggang Angel mengencang, bersamaan dengan jatuhnya mahkota kecil yang berada tepat di atas kepala Angel. Sean tak mempedulikan apa pun, dia memperdalam ciumannya, sampai kain veil yang Angel pakai jatuh ke lantai.
"Ini pertanda kurang baik," bisik kepala pelayan.
Joshena menyenggol lengan kepala pelayan, dia berkata, "Kurang baik? Kau masih mempercayai omong kosong seperti itu? Ayolah Nyonya, Tuan Sean pasti memiliki berbagai macam cara untuk menggapai semua keinginan, dan melewati masalahnya."
•••
Hari-hari sebagai pengantin baru, dilalui Angel tanpa beban. Pagi dia menjadi seorang mahasiswa penolong, siang dia menjadi seorang istri, lalu malam hari Angel menjadi seorang kaki tangan Sean.
"Di mana Nyonya Angel sekarang?" tanya Joshena penasaran.
Kepala pelayan hanya bisa menarik dan mengeluarkan napas panjang. Setelah itu, dia pasti menjawab, "Sedang menyusui bayi besarnya."
Jika Sean tak memiliki pekerjaan di malam hari, biasanya Angel berduaan ketika sudah belajar. Mereka menghabiskan semalam penuh untuk bermesraan. Sampai akhirnya, Angel mulai merasakan mual pada tubuhnya. Itu pun tepat, ketika dia sedang menjalankan misi.
Sean sudah bersiap menghabisi musuh terakhirnya, tetapi Angel malah terdiam dan terus memuntahkan isi perutnya. Hal itu membuat Sean berhenti, dan bertanya, "Jika kau sedang tak enak badan, lebih baik jangan memaksakan diri, dan pergi bersama para pengawal saja.
"Tapi... tapi... misinya," gumam Angel.
Sean mengusap lembut pipi Angel, kemudian menjelaskan, "Jangan memaksakan diri. Jika kau sehat, kau boleh membantuku lagi."
Angel meremas tangannya sendiri. Sebenarnya dia tak merasakan tubuhnya hanya terserang masuk angin biasa. Sudah beberapa hari ini, Angel tak kunjung datang bulan. Selain itu, suasana hati Angel pun gampang berubah, hingga akhirnya Angel memutuskan untuk menyerah dan berpamitan pada Sean.
"Berhati-hatilah," pesan Angel sebelum naik ke mobil.
Sean mengangguk, dan bersiap-siap untuk menyerbu sebuah gudang penyimpanan barang terlarang. Namun, ketika Sean sampai di tempat itu, dia tak menemukan satu pun musuhnya. Di tempat itu, hanya ada beberapa bangku kosong dan sarang Laba-laba.
"S*al, aku salah menebak. Jika para berandalan itu tak ada di sini? Ke mana mereka sekarang?" tanya Sean kesal.
Manusia tempat melakukan kesalahan dan dosa. Setelah Sean berpikir dalam waktu yang sebentar. Sean baru menyadari jika para berandalan itu mengincar nyawanya juga. Selain di tempat ini, mereka juga mempunyai markas di tempat yang selalu Sean lalu saat pulang.
Lalu sekarang? Angel berada di dalam mobil Sean. Mobil yang sudah ditandai, akan melewat, untuk diserang.
"B*jingan!" Tanpa berpikir panjang, Sean langsung meminta sopir yang membawa Angel untuk berhenti. Sopir itu memang menghentikan mobilnya. Namun, bukan karena menyetujui permintaan Sean. Melainkan karena sekumpulan peluru sudah lebih dulu menembak ke arah mobilnya.
"M*ti kau Sean!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA'S HIDDEN SON [END]
FanfictionHidup dalam kebohongan yang digunakan untuk melindungi kesayangan. Sampai kapan Angel akan bertahan?