Yang lain saling sapa, sedang Bobby kelihatan sibuk celingak-celinguk ke masing-masing temannya begitu doi tiba. Sebelah tangannya tersimpan ke saku celana.
"Oit, kagak ada yang bawa anak kan ya?" konfirmasi Bobby ke Argio dan Abian.
Setelah mendapat anggukan dari keduanya barulah Bobby mengeluarkan tangan dari saku celana itu. Menyelipkan sebatang rokok di ujung bibirnya. Kotak rokok lalu dia lempar ke atas meja dan nggak butuh waktu lama bagi benda itu untuk menjadi item bergilir atas beberapa orang di sana. Penyetok nikotin dari jaman kuliah ya memang Bobby.
"Ngudud mulu lo, mati ntar," celetuk Jinan, salah satu tim perokok pasif.
"Mati ya kubur."
"Khusus lo mah dibakar, Bob." sela Dika.
Bobby ketawa aja. Abian sendiri memilih sibuk nyemilin makaroni, doi udah berhenti nyebat sejak Legina hamil.
"Eh, jadi apaan nih, Dik. Lo bilang mau ngasih tau sesuatu," tanya Abian, merujuk alasan mengapa mereka berkumpul hari ini.
Dika melepas sedotan dari bibirnya, sebelum ngomong, "Bukan gue sih sebenernya. Juan tuh."
"Oh ya gue," Juan langsung mengambil alih, tak lama dia mengeluarkan enam undangan dari bawah meja, "mingdep gue nikah coy. Lo ambil dah nih undangannya yang mana ada nama lo."
"Asli, ini sih nyebar undangan paling gak niat yang gue tau. Bisa-bisanya disuruh ngambil sendiri, lu kata lagi bagi-bagi kupon kurban." decak Argio sambil geleng kepala.
Abian meneliti isi undangan, "Oh jadi lo yang berhasil ngelamar Lila ya? Gue pikir malah Dika yang bakal nikah sama Lila."
"Gue mah ngelamar yang lain."
"Serius?" tanggap Argio, "siapa, Ka?"
"Ngelamar S3 dia," jawab Juan. Denger itu satu tongkrongan langsung menghela napas dalam.
Ya kalau begitu pantas saja Lila ujungnya menikah dengan Juan. Prioritas Dika masih ke pendidikan. Bahkan Dika jadi dosen juga tujuannya memang ingin dapat beasiswa sekolah sampai tingkat tertinggi.
Dika bilang dia ngambil S3 di UGM jadi perkumpulan kali ini juga sekalian pamitnya dia. Tapi Dika perginya dua minggu lagi sih. Nyempetin hadir dulu di nikahannya Juan-Lila minggu depan. Nggak apa-apa mereka nongkrongnya sekarang, mengingat belakangan lumayan susah kalau mau nyocokin jadwal bebas masing-masing.
"Kelar Dika sekolah anaknya Bobby udah lima kali tuh," ceplos Arya yang dari tadi dengerin aja.
"Yeu bocil diem lu. Nikah dulu dah baru tau lu punya anak banyak-banyak itu ribet," dengus Bobby.
"Istri lo jadi KB apa sterilisasi, Bob?" tanya Jinan
"Neither both. but we've agree to stop until third child."
Argio mangut-mangut, "Salut ye, bisa gitu lo ngatur biar gak keluar di dalem cuma modal pengaman? Lagian kan gak enak kalo ada 'halangan' pas lagi main."
"Astagfirullah akhi... udah mau puasa omongannya di filter bestie. Malah nyerempet ke sono," sela Arya, "ganti topik, gue mau ngevlog nih bentar lagi."
Arya itu dulu anak akselerasi jadi aslinya dia emang paling muda di antara yang lain. Makanya dia masih sering dipanggil bocil. Yang dia prioritasin kalau enggak main game ya youtube. Kebetulan doi youtuber yang subscribernya udah mau 1 M juga. Doain aja biar channelnya bisa ngalahin Ricis atau Atta ashiyap.
"Tapi ngomong-ngomong soal nikah, kalau gue perhatiin dari lo semua nih yang udah merit, kayaknya Bian sama Bobby paling santai deh idupnya. Jadi Bapak rumah tangga," sahut Juan, "enak ye bisa deket sama anak."
![](https://img.wattpad.com/cover/296808180-288-k551684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Blueberry
FanfictionThe daily marriage of Abian and Legina. Side story from Playlist: Camaraderie [BIHI x JENYONG Collaboration] written on: Jan 6, 2022 - Dec 24, 2022. ©RoxyRough