Epilog

326 55 21
                                    

Selamat Hari Ibu!

Pastinya sudah telat, karena Abian pun taunya pas di hari H ketika dia lagi scroll-scroll hape buat nyari berita bola. Berhubung masih di bulan desember, Abian kepikiran buat ngasih surprise ke seorang Ibu yang ada di dekatnya sekarang. Tak lain dan tak bukan tentu saja: Legina alias Mamanya Ara.

Prinsip Abian, gapapa telat daripada enggak sama sekali. Jadilah, hari sabtu itu doi mengunjungi rumah tetangga sebelah. Minta tolong diajarin bikin kue tart sama Rio yang chef dan kebetulan emang lagi libur. 

"Banyakin blueberry-nya ya. Gue lagi pengen yang asem asem manis gitu."

"Kenapa malah ngikutin selera lo? Itu tart buat Gina apa buat lo deh, ngaku?" todong Zefa dari sofa. Dia lagi momong Baby Keenan. Di sebelahnya ada Ara yang duduk rapi sambil ngemut permen milkita.

"Kan ntar makannya juga bareng-bareng yaudah sih. Lagian lo asal nimbrung, urusan cowok ini," balas Abian dari arah dapur. Dimana dirinya terlihat sibuk mengayak tepung, sedang Rio mengocok telur.

"Eh gue kasih tau ya. Lo kalau masuk ke rumah ini semua urusan Rio juga jadi urusan gue. Gaboleh ada rahasia-rahasiaan di antara suami istri."

Abian menyipit sangsi, "Kenapa sih wanita itu senang memonopoli pria? Kami bukan objek, Ze. Kami punya hak untuk hidup bebas, ya kan, Ri?"

Bukannya berkubu, Rio malah lebih serius merhatiin kerjaan Abian, "Tepungnya udah belum? Buruan biar bisa dicampurin. Abis itu lo yang mixer ya. Kerja yang cepet aja, Bi, gausah banyak ngomong."

"Buset. Yes, Chef."

Mendengar itu dari posisinya, Zefa langsung memeletkan lidah sebagai kode meledek untuk Abian. Membuat lelaki itu mencibir keki. Kelar nyari ribut sama Abian, gantian Zefa yang berseru kaget karena ulah Ara.

"YA AMPUN JANGAN!" panik Zefa, bergegas dia menarik permen yang disodorin Ara ke mulut Keenan tepat sebelum makanan itu sampai di pangkal lidahnya, "Baby Ken masih bayiii Araaa gaboleh makan ginian dulu nanti perutnya sakit."

"gapapa onty. perut ara gak sakit kok kalo makan ini. kan bekas ara."

"Hah bekas Ara lagi??? Aduh plis jangan ya."

"ih ontyyy pelitt baby ken keliatan pengen banget tuh. dikit ajaa."

"Nooooooo," Zefa memasang wajah memelas, "Abian ambil gak anak lo nih?!" serunya tertahan ke arah dapur.

Abian sendiri malah tertawa penuh kemenangan, "Bagus, Ara lanjutkan! Papa dukung."

"Beneran deh, Ri, besok-besok kalau Bian bertamu kita gak usah bukain pintu."

"Paraahhh. Tetangga masa gitu, kan Ri?"

"Mix yang bener, itu hampir keluar adonannya.... ck, sana dah lo Bi, gue aja yang aduk," Gak sabar, Rio langsung gercep ambil alih kerjaan Abian.

Emang kalau udah Abian ketemu Zefa suasananya auto jadi rame. Ya karena berantem mulu. Untung kue tart nya Legina tetap jadi. Walau bisa dikatakan delapan puluh persen yang nyelesaiin itu adalah Rio. Bukan gara-gara Abian sibuk bickering sama Zefa aja, tapi juga karena doi ceroboh banget urusan dapur.

Yang di situ lah jatuh, yang di sana lah berserakan. Rio mumet. Kalau ini MCI, bisa diyakini Abian akan jadi peserta yang paling sering dihardik chef Juna.

"Makasih ya, Rio, udah bantuin gue bikin tart yang cantik sekali ini walau masih lebih cantik Istri gue sih," kata Abian sambil mesem-mesem minta di tampol.

"Gausah geli. Pulang sana," usir Rio. Abian ketawa aja. Terus dia pamitan sama orang rumah Rio lalu berlenggang menuju rumah tercinta.

Omong-omong Abian bisa dengan bebas ke rumah tetangga bareng Ara hari ini karena Legina kerja. Meski Legina gak lagi memegang jabatan yang krusial di kantor tapi lantaran akhir tahun terkadang ada jadwal lembur yang tak terduga.

[✔️] BlueberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang