Dengan bantuan rekan kerjanya, nggak susah bagi Legina untuk mencari tau alamat rumah Noza, si influencer. Hal yang seharusnya memang dari awal dia lakukan namun, pertengkaran dengan Abian sialnya datang lebih dulu.
Setelah berpikir dan menimbang usai ngobrol dengan sang mertua. Legina membenarkan jika selama ini Abian bukan tipe yang gampang selingkuh. Dari jaman pacaran, masalah mereka tidak pernah menyangkut orang ketiga. Karena itu, Legina harus mengonfirmasi perihal ini dengan tuntas.
Kini di depan rumah Noza, Legina meyakinkan dirinya. Bahwa apapun kebenaran yang kelak Noza berikan tentang hubungan dia dan Abian, Legina akan menerimanya.
"Bilang aja saya Gina, istrinya Abian."
Dari dalam rumah, netra Noza seketika membulat saat Pak Satpam meneruskan kalimat Legina itu padanya via telepon. Noza tampak kaget. Mungkin tidak pernah menduga jika Legina akan mendatanginya tanpa aba-aba.
"Uhk... tanyain Pak, ada perlu apa ya? Terus bilang saya lagi sibuk."
"Baik, Mbak," Pak Satpam menurunkan teleponnya, lalu menatap Legina, "Anu... Mbak Gina, ada perlu apa ya sama Mbak Noza? Kebetulan dia lagi sibuk. Kalau ada pesan nanti saya sampaikan aja."
"Oh, sibuk ya, Pak?" Legina menjeda kalimat, lalu sedikit mengeraskan suaranya dengan sengaja, "Saya mau ngomong mengenai hubungan suami saya dengan Noza sih, Pak. Kalau emang dianya sibuk ya gapapa kok saya ngomong dari sini aja kalau gitu. Tapi Noza nya sendiri gak masalah kah kalau nanti orang lain denger soal ini? Bisa-bisa jadi konsumsi publik loh?"
"Pak, bukain pagarnya. Biarin Mbak Gina masuk." buru-buru Noza membalas.
Yang mana berkat jawabannya itu, Legina dan dia harus berhadapan di menit berikutnya. Noza menghindari tatapan Legina. Tangannya bergesekkan cemas. Takut, kalau Legina datang untuk melabraknya.
"Langsung aja ya, saya mau mengonfirmasi. Apa hubungan kamu dengan suami saya memang lebih dari urusan kerjaan? Kamu gak perlu takut buat jujur, Noza. Saya gak akan nyalahin kamu kalau emang benar Abian selingkuh. Karena itu artinya bukan cuma kamu yang mau, tapi dia juga."
Jeda mengisi. Noza masih bungkam.
"Noza, saya mohon jujur aja. Jawaban kamu bakal jadi acuan buat saya nentuin kami bakal cerai atau enggak setelah ini. Jadi tolong kerjasamanya."
Mendengar itu Noza langsung menatap Legina kaget, "Mbak sama Mas Bian mau cerai?"
"It depens to what you just said."
Noza menggigit bibir bawahnya ragu, "Harusnya saya bilang aja iya ya? Mas Bian emang selingkuh sama saya. Jadi lebih baik Mbak ceraikan dia secepatnya."
Legina menarik napas dalam. Sampai suara Noza terdengar kembali, "Tapi enggak, Mbak, saya bohong. Saya yang suka sama Mas Bian. Sementara Mas Bian memperlakukan saya murni sebagai klien saja."
"Maaf?" ulang Legina bingung.
"Awalnya saya gak gitu interest soal cowok. Makanya saya punya prinsip buat jadi gold miss alias gak mau nikah. Tapi begitu kenal sama Mas Bian, makin lama saya makin suka sama dia. Dan malem itu, buat pertama kalinya saya pengen gantiin posisi Mbak di hidup Mas Bian."
Noza memandang Legina nanar. Helaan napasnya terdengar, "Tapi saya sadar kok, saya gak akan bisa. Karena gak ada terjadi apa-apa juga waktu itu, saya bohong sama Mbak, maaf. Dan setelah urusan rumah saya clear, Mas Bian sama sekali gak pernah menghubungi saya lagi. Artinya, urusan kami emang cuma sebatas kerjaan buat dia."
Legina mengerjap. Sedang Noza menarik napas sebelum menyelesaikan pengakuannya.
"Mbak Gina bener, perselingkuhan itu gak akan terjadi kalau cuma salah satu pihak aja yang pengen. Karena Mas Bian gak pengen, saya jadi nyerah sendiri deh buat ngejar dia. Lagian Ara juga gak gampang ditembus. Padahal katanya Mbak Gina kan galak kalau di rumah. Tapi Mbak Gina beruntung ya punya keluarga yang mencintai Mbak sepenuhnya."
"Kamu ngomong jujur kan, kali ini?" tanya Legina.
Noza mengangguk, "Mbak boleh ngecek cctv di sini deh kalau gak percaya kita ngapain aja. Sebenernya saya gak kepikiran juga buat jujur-jujuran gini karena toh Mbak atau Mas Bian gak ngampirin saya lagi setelah malam itu. Jadi saya pikir gak ada masalah. Tapi ternyata... wah, saya betulan minta maaf. Padahal kalau Mas Bian minta saya datang dan jadi saksi kalau kita gak ngapa-ngapain malem itu, saya bakalan ngasi pengakuan kok."
"Bian belum tau soal obrolan kita di telpon waktu itu. Saya gak pernah ngomongin ini ke dia."
"Astaga serius, Mbak? Pantesan aja... Mbak, you shouldn't make your own decision for this case. Or you'll regret much thing."
"Ya, now I know," Legina tersenyum. Lalu mengulurkan tangan, mengajak Noza berjabatan, "Thank you for telling me the truth ya, Noza. Tapi saya pesan kamu jangan lakuin hal ini lagi ke orang lain. Jadi pelakor itu gak ada kerennya kok."
Pulang dari rumah Noza, Legina menemukan sepasang sneakers yang familiar di depan pintu rumah orang tuanya. Itu sepatu Abian. Benar saja, begitu mengucap salam sembari membuka pintu, pandangan Legina langsung bertemu dengan presensi Abian dan sang Ayah di ruang tamu. Mereka langsung menoleh pada Legina.
Ayah berdeham, "Gina, duduk. Selesaikan masalah kalian di sini. Ara udah sama Bunda di kamar."
Legina manut. Dia duduk di sebelah Abian. Saling menunduk mereka.
"Bian, kamu ingat apa yang saya bilang saat kamu datang melamar Legina?" Ayah marah. Sebagai tanda beliau tidak memanggil 'Ayah' lagi sebagai rujukan untuk dirinya. Abian mengangguk, "Jangan pukul dia, jangan selingkuhi dia, jangan membuat dia menderita. Kalau kamu gak mau lagi dengan Gina, ceraikan saja. Kembalikan Gina sama saya. Kami melepaskan Gina di kamu untuk bikin dia bahagia bukan sebaliknya."
"Maaf, Ayah..." gumam Abian.
"Tapi Gina," tatapan Ayah beralih ke Legina, "Apakah Abian udah ngelakuin salah satu aja dari tiga hal yang Ayah sebutkan itu? Ada?"
Legina diam. Bibirnya ia kulum.
"Cerai itu adalah solusi terakhir kalau memang suatu hubungan pernikahan udah gak sehat. Tapi apakah kalian begitu? Pikirkan lagi, bicarakan lagi. Karena apapun pilihan kalian nanti, Ara yang akan ngerasain imbasnya."
Usai ngomong begitu, Ayah langsung berdiri. Lalu pamit ke belakang. Meninggalkan Abian dan Legina berdua di sana. Membiarkan mereka memilih konklusi dari permasalahan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Blueberry
Fiksi PenggemarThe daily marriage of Abian and Legina. Side story from Playlist: Camaraderie [BIHI x JENYONG Collaboration] written on: Jan 6, 2022 - Dec 24, 2022. ©RoxyRough