29. Penyebab Luka

6.8K 387 100
                                    

*Happy Reading*




Setibanya Daniel di rumah megah yang terletak di komplek elite , Daniel memasuki rumah dengan seorang bodyguardnya membawa kopernya ke dalam kamar karena terlalu lelah seharian, ia sama sekali tidak sempat beristirahat seharian.

Saat ditangga, keduanya bertemu. Daniel dengan penampilan berantakannya yang sudah lusuh dan Naira yang menggunakan kaos putih polos kebesaran.

Daniel hanya melirik sekilas dan tetap berjalan menuju kamarnya.

Setibanya disana, Daniel langsung membaringkan tubuhnya di ranjang. Dari kemarin dia sama sekali tidak tidur, sibuk mengurus skandal sialan itu. Tapi Daniel masih sangat beruntung karena video itu tidak menampilkan saat dia mendorong Naira hingga terjatuh.

Suara pesan masuk dari ponsel disampingnya mengalihkan tatapannya dari langit-langit kamar.

Pesan masuk dari Valerie.

Beberapa miss call dan pesan yang terus ibunya dan Valerie kirimkan hanya didiamkan seharian ini.

***

Valerie tersenyum mendengar suara bel yang berbunyi dari pintu apartment mewahnya.

Senyuman Daniel langsung menyambutnya sesaat setelah membuka pintu.

"I miss you..."

Valerie langsung menerjang tubuh di depannya, memeluknya erat.

Valerie mengecup bibir Daniel, wanita itu menarik tengkuk Daniel dan menuntun pria itu untuk masuk melalui lumatannya.

Valerie melepaskan pangunutan keduanya, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Daniel tersenyum, "sebegitu kangennya?"

"Banget! Kamu susah dihubungi sampai aku mau gila. I really hate you for that."

Mendengar ocehan kekasihnya, Daniel terkekeh pelan.

"I'm sorry." Daniel menyatukan dahi keduanya dan memeluk wanita itu.

"Kamu bawa bunga?" Senyuman langsung tercetak di wajahnya.

"Sure. Aku bawa fast food juga, kali ini aku gak mau dengar kamu diet ya. Harus makan sampai kenyang."

Valerie tersenyum kecut, "padahal aku udah pesan makanan juga."

"Benarkah? Kalau begitu hangat kan untuk besok saja."

Daniel duduk di sofa, unit Valerie sangat berantakan dengan barang-barangnya seperti baju, sepatu, tas dimana mana.

"Habis photoshoot?" Tanyanya menatap Valerie yang tengah memindahkan makanan pada piring.

"Yup. Besok juga aku ada fashion show."

Daniel menghampiri Valerie, mengusap rambutnya. "I'm proud of you ."

"Semua juga berkat dukungan kamu." Valerie mengecup Daniel sekilas.

Mereka hanya menghabiskan waktu di apartement Valerie, sulit untuk Daniel bisa masuk kesini dengan aman. Dia harus menyembunyikan wajahnya, ia harus menyamar menjadi staff Valerie agar tidak ada yang mencurigainya.

Just Hold On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang