52. Only The Two of Us

4.5K 220 34
                                    

*Happy Reading*


I think no matter how much time passes by, I will always have a weak spot for you. And that terrifies the hell out of me.

"Maaf ya Niel, Arka jadi ganggu kamu terus. Dia ngotot banget mau bicara sama kamu." Ucap seorang wanita tidak enak hati dengan adik iparnya. "Nggak masalah sama sekali kok Mbak. Saya juga sudah kangen sama Arka."

"Oh ya, kapan kamu pulang Niel? Pekerjaannya belum selesai?" Tanyanya khawatir, sebab kepergian Daniel kali ini jauh lebih lama daripada kunjungannya ke Perancis sebelum-sebelumnya.

"Sudah kok mbak, rencananya lusa sudah kembali." Ujarnya membuat perempuan muda itu tersenyum lega, sebab suaminya, terus mengkhawatirkan Daniel. Walau pria itu tidak bernyali mengatakannya langsung pada Daniel. Jonathan masih menganggap Daniel sebagai adik kecilnya walau Daniel seringkali merasa tidak nyaman dan memprotes diperlakukan seperti itu.

"Oh baguslah, safe flight ya. Kalau kamu mau, Arka sama Mas Jo bisa kok jemput dibandara." Tawar Kakak iparnya membuat Daniel terkekeh, "tidak perlu Mbak, Jonathan cuma buat saya malu nantinya."

Keduanya sama-sama tertawa mengingat hal konyol yang Jonathan kerap lakukan untuk mendapat perhatian Daniel.

Setelah pertengkaran hebat diantara keduanya tujuh tahun lalu, Jonathan berusaha terus mendekatkan diri pada Daniel. Walau membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk Daniel bisa menerima dirinya kembali, rasanya perjuangan Jonathan terbayarkan. Kehidupan keluarganya semakin membaik setelah kata damai yang Daniel serukan, semuanya kembali seperti dulu, saat sebelum ayah mereka meninggal.

"Oh ya, Arka mau Papa belikan apa dari Perancis?"

Arka, bocah kecil berusia empat tahun. Anak dari pernikahan Jonathan dengan wanita yang dicintainya lima tahun lalu. Panggilan Papa awalnya hanya dijadikan gurauan diantara mereka, namun seiring Arka tumbuh, anak itu sudah terbiasa memanggilnya sebutan Papa. Arka bahkan merasa lebih dekat dengan Daniel daripada daddy-nya sendiri.

***

"Selamat malam Pak Daniel, maaf menganggu waktunya. Lukisan yang anda beli dari Perancis sudah sampai di kediaman Bapak." Lapor orang suruhan Daniel, pria berusia 33 tahun itu mengucapkan terima kasih lalu memutuskan panggilan.

Sebuah foto lukisan yang baru saja dibelinya muncul di pop-up pesannya, Daniel memandang lukisan itu. Nama Naira Liandra diukir kecil dengan cantik di bawah lukisan, memperindah lukisan yang memang sudah indah.

Daniel membeli sebuah lukisan karya Naira beberapa hari yang lalu, tidak mudah mendapatkannya karena perempuan itu belum berniat menjual lukisannya. Namun atas permohonannya, Naira akhirnya luluh. Tentu saja Daniel tidak menggunakan identitas aslinya.

Setidaknya, hanya itu satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengannya. Rasa rindunya yang terpendam selama ini sedikit terobati dengan percakapan pesan singkat diantara keduanya hari itu.

Tujuh tahun sudah terlewati dari waktu terakhir Daniel bertemu dengan Naira, dan selama itu pula, dirinya merindukan Naira

Hari ini, adalah kali pertama baginya mengetahui keberadaan perempuan yang dicintainya selama ini. Semua beban dipundaknya seakan terangkat setelah mengetahui Naira baik-baik saja, dia melanjutkan hidupnya dengan teramat baik hingga Daniel tidak lagi mengenali Naira yang dulu. Wajah Naira yang sekilas terlihat melalui matanya dari kejauhan, menjabarkan banyak perubahan.

Just Hold On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang