36. Sakit Cinta

6.3K 371 54
                                    

*Happy Reading*

"I don't care about your rumors, I just care about your happiness."







"Kita pulang, nggak akan benar kalau bicara sekarang." Putusnya final.

"Aku tidak peduli dengan rumor kamu diluar sana, aku cuma peduli dengan kebahagiaan kamu. Apa itu saja belum cukup?"

Naira menahan lengan Zoe, "aku takut."

"Jangan khawatir, biar aku yang tanggung semuanya. Dengar Naira, jangan pernah membuka internet, langsung hubungi aku jika Papamu akan menyakitimu. Aku janji akan datang secepatnya." Zoe mencengkram bahu Naira, mencoba meyakinkannya kalau semuanya akan baik-baik saja walau dirinya pun tidak yakin dengan itu.

"Jangan menangis, ya? masuk ke mobil sekarang." Ujarnya pelan menghapus air mata yang mengalir dari pipi tirus itu, Zoe membawa Naira masuk ke mobilnya.

"Kenapa masih baik denganku, aku sudah keterlaluan, harusnya-- harusnya kamu marah!" Isaknya makin kuat.

Zoe menarik tangan Naira yang menangis menutupi wajahnya, "Iya awalnya aku mau marah, tapi kalau aku marah, aku akan kehilangan kamu seperti kemarin. Aku nggak mau bertengkar lagi."

"Sudah ya? Jangan nangis lagi." Pria itu mengambil tisu dan menghapus air mata di wajah perempuan yang sudah lama disukainya itu. Menyakitkan setiap kali melihatnya menangis, karena tidak ada yang bisa dilakukannya.

"Aku bekas orang, sudah kotor---"

Zoe langsung menyela sebelum Naira selesai berbicara, "mau sudah bekas orang, cacat, apapun, yang paling penting pada akhirnya kamu hanya jadi milikku, itu yang lebih penting." Walau ada setitik kekecewaan setelah di bohongi namun rasa cintanya lebih besar dari sakitnya, jadi apa boleh buat? Memaafkan sebelum kehilangan jauh lebih baik.

Setelah Naira cukup tenang, Zoe mulai menjalankan mobilnya. Jujur saja pikirannya juga tidak tenang tentang foto itu. Ada nama baik, karir yang perlu dijaganya dan yang paling penting keselamatan Naira. Zoe tau seberapa fanatiknya penggemar mantan kekasih suaminya itu, mereka hanya segerombolan orang yang tidak tau apa-apa tapi bertingkah seolah mereka tau segalanya dan menyerang siapapun yang berurusan dengan idolanya.

Tapi dia tidak mengetahui siapa yang mengambil foto itu, Zoe tidak dapat menghentikan mereka menyebarkan foto itu kecuali mereka mengancamnya, itu akan jauh lebih baik.

Zoe menghentikan mobilnya di tempat semula mereka bertemu, lalu melepas seat belt Naira yang sudah lebih tenang.

"Jangan terlalu banyak pikiran, ingat juga si kembar. Mereka bisa sedih kalau Mamanya juga sedih." Naira tersenyum tipis.

"Ini ada obat analgesik, teh chamomile, obat antidepresan, jangan minum obat tidur lagi ya?" Zoe mengambil paper bag dari kursi belakang dan menyerahkannya pada Naira. Ia juga menyelipkan beberapa lembar uang yang  ia sembunyikan, jika Naira tau, sudah pasti di tolak.

***

Keesokan paginya, Zoe pergi bekerja seperti biasa sebagai dokter anak di rumah sakit swasta yang sudah memiliki gelar sebagai salah satu rumah sakit terbaik.

Just Hold On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang