*Happy Reading*
•
•
•
•
"Pasien membutuhkan darah secepatnya Pak, namun rumah sakit sedang kehabisan kantong darah golongan A. Saat ini kami sedang mengupayakan mencari golongan darah tersebut."
"Apa? A? saya juga A, ambil darah saya saja. Saya bersedia sekarang juga. Secepatnya." Daniel menawarkan diri, hanya ini yang bisa dilakukannya untuk Naira.
"Tapi Pak--" suster tampak ragu, dia tidak mungkin mengambil darah dari sembarangan orang tanpa persetujuan dari pihak keluarga pasien.
Seolah mengerti, Daniel lebih dulu menyela, "saya bukan orang asing, saya mantan suami pasien. Kamu tidak perlu mengatakan pada keluarganya, saya yang akan berbicara langsung nanti."
Suster itu akhirnya menurut, "kalau begitu, tolong ikut saya untuk mengisi formulir lalu pemeriksaan kesehatan terlebih dulu Pak."
"Lo yakin?" Aaron nampak khawatir, bukan apa, hanya saja kesehatan Daniel semenjak bercerai mulai menurun. Pria itu seringkali nampak kelelahan setelah seharian bekerja. Mendonorkan darah dalam jumlah banyak bisa berdampak pada kesehatannya.
Daniel tersenyum tipis, "lo tenang aja." Ujarnya meyakinkan lalu mulai mengikuti suster.
...
Setelah Daniel memenuhi persyaratan pendonoran darah mulai dari cek kesehatan hingga pemeriksaan fisik, akhirnya tiba saat pengambilan darah.
"Ambil sebanyaknya yang dibutuhkan. Saya tidak masalah, yang terpenting Naira bisa secepatnya pulih." Pesannya sebelum transfusi darah dimulai.
Ia merasa ini adalah keputusan terbaik yang pernah ia ambil dalam hidupnya, walau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang dilakukan Naira selama ini untuknya.
Proses donor darah akhirnya selesai, dua kantong darah berhasil diambil. Kepalanya terasa amat pusing dan berat saat Daniel mencoba duduk, "lebih baik anda istirahat dulu Pak, gejala awal dari donor darah memang menyebabkan pusing apalagi darah yang diambil tidak sedikit." Penjelasan dari suster membuat Daniel menurut, ia bahkan kesulitan hanya untuk sekedar duduk, tengkuknya terasa nyeri membuatnya memilih mengistirahatkan tubuh sejenak.
Naira pasti akan baik-baik saja setelah ini, ia yakin. Walau mungkin setelah sadar perempuan itu akan membencinya setengah mati, Daniel tidak masalah.
***
"Saya baru saja mendapat kabar bahwa Naira mengalami koma. Ia sedang ditangani oleh dokter saat ini." Ucapan dari Zoe diseberang telepon membuat dunia Xavier runtuh seketika. Naira bahkan belum sempat sadar dan melihat anaknya.
"Naira harus mendapat penanganan intensif secepatnya, rumah sakit ini sama sekali tidak layak. Bagaimana bisa mereka bahkan tidak punya stok darah. Saya akan mengurus kepindahan Naira, jika perlu kita membawanya ke Paris sekarang. Naira bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik disana."
"Jangan terlalu terburu-buru Zoe. Saya tidak akan berani mengambil resiko yang lebih besar. Lebih baik kita menunggu hingga Naira pulih lalu membawanya ke Perancis. Om akan mengupayakan penanganan terbaik untuk Naira di rumah sakit kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Hold On
RomansaTakdir seorang Naira Liandra, gadis yang harus menerima segala kebencian dari keluarganya sendiri sejak dia kecil. Makian, kekerasan bukan hal asing baginya. Ayahnya seseorang yang dulu dia pikir akan melindunginya, berubah menjadi monster paling me...