"Kita apaain nih markas?" Tanya Dava, seolah tak sabar ingin mengobrak abrik markas milik sang musuh.
"Kita ancurin aja, tapi jangan di bakar bisa membahayakan dan ganggu penduduk sekitar sini." Jawab Marcel tegas.EagleEye adalah anggota geng yang sangat anti dengan perkelahian jika mereka tidak lebih dulu di ganggu maka mereka juga tidak akan menggangu.
EagleEye sangat suka membantu jika ada Mereka yang kesusahan dan membutuhkan pertolongan, bukan hal yang mengejutkan bagi Mereka yang sudah mengenal geng motor yang di ketuai oleh Marcel Januartha. Tak sedikit pula yang mengidolakan Mereka seperti idola Mereka di SMA 1 Bintang.
Namun hal itu juga tidak mengejutkan lagi jika anggota EagleEye sangat di takuti oleh geng geng lainnya, Marcel yang merupakan ketua dan Kenzo yang merupakan wakil serta antek anteknya yang merupakan inti geng terkenal sangat bijak dalam mengatasi masalah dan selalu menang.
"GUYSS ANCURIN!" Teriak Davin pada anggotanya memerintah Mereka untuk memporak porandakan markas Tiger.
Tiga puluh menit berlalu markas tiger sudah tak berbentuk didalam rumah berukuran besar milik pribadi anggota Tiger itu sudah di penuhi dengan pecahan pecahan kaca, sofa yang sudah tak layak pakai dan benda benda yang berada di dalamnya sangat berantakan, berserakan dan hancur begitu saja di tangan anggota EagleEye.
"Puas gue liatnya." Ucap Dava tersenyum mengerikan.
"Gampang gini doang." Remeh Davin."Pulang besok sekolah!" Teriak Marcel membubarkan anggotanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 Marcel tak mau jika anggotanya tak memperdulikan diri Mereka sendiri dan pendidikannya, sangat beruntung EagleEye di pegang oleh laki laki yang sangat bijak dalam mengatur.
"Kita kerumah sakit gantiin Keisha." Ucap Marcel menaiki motor besar miliknya, disusul oleh antek anteknya Mereka akan mengantikan Keisha untuk menemani Kenzo di rumah sakit.
***
Hauftttt...
"Jam berapa nih?" Keisha mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyadarkan dirinya dari tidur.Keisha meraih ponselnya yang terletak di atas meja melihat pukul berapa sekarang, kesal sekali sudah sangat larut tapi Marcel, Dava dan Davin tak kunjung mengantikan dirinya, untunglah dia di beri izin pada sang papa dan mama untuk menjaga Kenzo semalaman jika tidak maka akan di taruh dimana mukanya jika bertemu Anaya dan mengetahui anaknya tidak ada yang menjaga.
Keisha melihat sang empu yang berbaring di atas brangkar, sofa dan brangkar yang cukup berjarak Keisha mendekatkan dirinya kearah sang empu berniat mengecheck keadaanya.
"Lo? Ga tidur?" Tanya Keisha cukup terkejut melihat Kenzo yang memainkan ponselnya, menarik kursi yang ada di samping brangkar Kenzo berbaring dan mendudukan badannya.
"Ga ngantuk." Kenzo memposisikan tubuhnya bersandar dengan nyaman.
"Kalau butuh apa apa bilang aja Ken." Ujar Keisha menatap Kenzo, entah perkataan apa yang di katakanya barusan yang jelas saat ini dia tengah merasa bertanggung jawab pada sang teman yang baru di kenalnya ini."Thanks." Balas Kenzo singkat dengan wajah yang selalu datar, dingin seperti tak memiliki nyawa, untung saja tampan.
"Emmm Ken? Lo ga ada niatan buat bawa orang yang pukulin Lo ke polisi? Gue punya bukti dan siap jadi saksi kalau Lo mau ngelaporin mereka." Keisha terus mencari topik agar tak ada suasana canggung di sekitar Mereka, Keisha benci suasana tegang dan canggung satu sama lain.
"Ga perlu." Jawab Kenzo.
"Kenapa ga perlu, Lo bonyok gini Lo?" Tanya Keisha mengkerutkan dahinya.
"Ga perlu di laporin pasti mereka sekarang udah di kasih pelajaran sama Marcel." Jawab Kenzo."Kenapa kalian ga selesaikan secara kekeluargaan aja kalau memang ada masalah?" Keisha bertanya tiada henti dirinya di buat makin penasaran dengan pernyataan Kenzo yang setengah setengah.