XIII

55 5 0
                                    

Hyunjin katanya ada latihan basket, sedangkan Jisung diam-diam kabur, dia tidak enak bila harus dipaksa pulang bersama Hyunjin lagi, rumah Hyunjin tidak sedekat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin katanya ada latihan basket, sedangkan Jisung diam-diam kabur, dia tidak enak bila harus dipaksa pulang bersama Hyunjin lagi, rumah Hyunjin tidak sedekat itu

saat Jisung sedang berjalan pulang, tepatnya sebenarnya langkah kakinya sedang menuju ke minimarket dekat rumahnya, jajan dulu sebelum pulang dong, namun ada seseorang yang menepuk bahunya.

"ya? oh? Minho, GUE KANGEN OI" Jisung memeluk Minho dengan erat membuat Minho membeku dan akhirnya memeluk Jisung balik

"cuman sehari gue tinggal ga discord"

"asik ya sama Felix?" Minho hanya tersenyum tipis

"iya" kenapa Minho mendadak jadi irit kata begini? padahal biasanya bawel dan ditambah dengan ledekan yang tidak dibutuhkan.

"bentar lagi kayaknya gue dapet pajak jadian nih"

"engga lah, gue belum suka sama dia" Minho mengikuti Jisung memasuki minimarket dan mengambil 1 kaleng kopi

"berarti akan" sahut Jisung sambil terkekeh, walaupun sebenarnya entah kenapa dia tidak rela melepaskan Minho, ah sadar diri Jisung saja belum bisa memastikan perasaannya, yang ada dia akan menyakiti Minho

"gue balik duluan ya Minho, gue harus buru-buru pulang soalnya disuruh mama" Minho hanya menganggukan kepalanya sambil meneguk cairan hitam yang ada dikaleng tersebut

Jisung apa tidak berfikir? Minho ngapain ke minimarket dekat rumahnya? Minho memang bertujuan kesini karena kangen Jisung, dia bahkan kaget saat bertemu Jisung, dia kira dia tidak akan bertemunya.

bagaimanapun Minho tidak ingin mengganggu hubungan Jisung dengan Hyunjin, dia akan lebih menjaga jarak demi kebaikan mereka bersama, lagi-lagi dia mengalah bahkan bisa jadi mengorbankan pertemanan mereka.

Jisung yang tidak tahu apa-apa itu berjalan pulang tanpa sadar bahwa Minho sedang memperhatikan dirinya dari jauh.

mereka terlalu takut saling menyakiti hingga mengambil keputusan yang salah dengan terburu-buru.

Minho merasakan getaran dari sakunya, melihat kalender dan alarm yang berbunyi di handphonenya

check up psikiater, ambil obat ke dokter

dasar lemah, hidupmu ketergantungan obat sekali, dasar penyakit mental tidak berguna batin Minho sambil mematikan handphonenya, ia sedikit melihat ke lengan kirinya, bekas sayatan tersebut bahkan belum hilang, namun rasanya ingin menambah yang baru.

kapan semuanya dapat berhenti? kapan dia dapat melupakan semua kebiasaan buruknya? Minho sadar bahwa banyak sekali yang masih sayang dengannya meskipun yang tidak suka dengannya masih lebih banyak, kadang dia hanya bisa bertanya

kenapa semua ini harus terjadi padanya? apakah dia banyak berbuat salah dikehidupan masa lalunya? perasaan ingin mengakhiri hidupnya setiap harinya selalu menghantui dirinya, namun dia juga belum siap memikirkan ibunya yang akan hidup sendiri

Afraid | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang