VIII

72 12 0
                                    

"balikin makanan gue anak anjing!" Seungmin berlarian di koridor dengan tupai yang sedang mengejarnya dengan perasaan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"balikin makanan gue anak anjing!" Seungmin berlarian di koridor dengan tupai yang sedang mengejarnya dengan perasaan kesal.

Seungmin hanya tertawa terbahak-bahak dan terus berlari, maafin Seungmin ya Jisung, anaknya lagi laper jadi asal makan. laporin aja ke crushnya Seungmin, cuman ga bakal guna sih, pasti crushnya juga ga peduli asal Seungmin nya seneng.

"udah udah gue cape lari" Seungmin memberhentikan langkah kakinya dan Jisung langsung mengambil roti coklat keju kesukaannya itu dari tangan Seungmin, sisa setengah karena Kim  Seungmin laknat.

"anjing lo"

"hehe ya maap gue kan gabut, dan laper"

"iya iya, btw noh kakel ayang lo dateng" Seungmin melihat ke belakangnya dan benar saja ada Chris atau Bangchan disana

"eh kak Chris" tiba-tiba nada bicara Seungmin berubah membuat Jisung akting muntah

"nih minum" Bangchan memberikan botol minumnya ke Seungmin untuk diminum, ini kah yang dinamakan indirect kiss?

"minum 1 botol doang, jadian kaga" Bangchan yang hanya diam tiba-tiba membersihkan tenggorokan nya, sedangkan Seungmin terselak air hingga batuk-batuk.

Jisung sih cuman ketawa ga ada dosa sampe tiba-tiba Hyunjin ikut bergabung ke mereka bertiga yang cuman lagi berdiri di koridor.

"udah jadian mereka?" tanya Hyunjin sambil merangkul Jisung yang masih menertawakan 2 orang didepannya

"belum" jawab Bangchan singkat, lalu tiba-tiba Bangchan mendekatkan dirinya ke telinga Seungmin

"tapi akan, sore ini jam 6 kerumah aku ya manis" bisik Bangchan membuat Seungmin malu dan mukanya menjadi merah

"ew" lihat Jisung dengan muka geli

"napa lo? mau digituin juga?" jawab Seungmun sewot

"dih gue bukan boti"

"halah switch aja banyak bacot"

"udah diem lo berdua"

"makanya Jin, jadiin tuh Jisung boti lo biar diem" Hyunjin cuman tersenyum sambil menahan tawanya saat Seungmin mengatakan itu padanya, membuat Jisung menghentakan kakinya.

"iya Min, tunggu aja" Jisung tiba-tiba terbatuk-batuk saat mendengar balasan Hyunjin.

"napa lo Ji?"

"ga, gapapa, ucapan lo maksudnya apa anjir, kayak gue mau aja jadi boti lo" Hyunjin hanya membuat tingginya dan Jisung sejajar, menatap pria tupai itu dan tersenyum

"yakin?" bohong namanya kalo Jisung tidak salah tingkah sekarang, dan mengeluarkan kebiasaan dia memukul lawan bicaranya.

"ga usah aneh-aneh" Jisung langsung berjalan menjauh menyisakan Hyunjin yang mengikutinya dari belakang. Hyunjin dengan confident gay nya memang sangat menyusahkan hati dari Jisung, memang sih kebetulan di sekolahnya tidak ada yang homophobic juga sangat queer friendly, tapi ya tetap saja dia tidak akan seberani Hyunjin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"MINHOOOOO" teriak seseorang membuat nya berbalik badan, tentu saja itu Felix, memangnya siapa lagi yang dekat dengannya di sekolah?

Minho langsung memutar balikan badannya ke arah lain dan mengabaikan Felix yang berlari kearahnya

"kok kamu gitu sih?!" tanya Felix yang sekarang sedang mengambek

"anak lain membicarakan kalo gue malu-maluin lo, udah gue bilang jangan main sama gue nanti lo ikut kena"

"aku ga peduli, aku mau temenan sama kamu"

"yaudah terserah" jawab Minho masih dengan datar membuat Felix tambah kesal

baru saja Minho memperingatkan Felix, sudah ada saja murid yang nekat mengatakan kata-kata yang tidak layak.

"ngapain coba Felix main sama anak itu? jangan-jangan nanti Felix jadi banyak luka, Minho kan keturunan ayahnya yang suka memukul ibunya" udah meninggal aja masih dibicarain, dasar orang-orang tidak punya hati.

"bacot lo,tau apa kamu tentang keluarga Minho?" balasan Felix membuat 1 koridor terkejut, Felix baru saja berbicara kasar kan?

"udah Lix" Minho menarik Felix yang sudah mendekat ke murid sekelasnya dengan tatapan marah itu, Felix melepaskan pegangan dari Minho

"inget ya, bukan gara-gara dia diam selama ini, bukan berarti kamu layak buat ngomong kayak gitu ke dia, emangnya diri sendiri udah bener? dasar manusia kurang kerjaan, anj-

Minho menarik Felix pergi dengan tatapan yang semuanya menuju ke mereka berdua

"Minho apaan sih?"

"lo yang kenapa, udah Lix biarin aja gue gapapa, lo jangan ikut campur. semakin lo jawabin mereka bakal lebih gencar lagi" Felix hanya menduduk dan mengikuti Minho yang sedang memegang lengannya.

mereka pergi ke daerah koridor sekolah yang lebih sepi, kebetulan juga sedang jam istirahat jadi banyak murid yang sedang di kantin.

"emangnya kenapa sih...aku cuman gamau kamu diganggu terus sama yang lain" Felix masih menundukan kepalanya dan Minho hanya terdiam melihat laki-laki berambut pirang didepannya ini

"Lix gue udah biasa, jad-

"gaada kata udah biasa! kamu juga pasti bisa cape tau! kamu ngerti ga sih harusnya kamu berani ngelawan walaupun tindakan mereka ga bikin kamu luka secara fisik tapi aku tau itu membekas di hati tau gak" pundak Felix terlihat sudah bergetar akibat amarahnya, tidak lupa juga Felix yang sudah mulai sesegukan karena menangis, Minho jadi merasa bersalah karena memang tujuan Felix hanya membantunya. Minho dengan pelan menarik tubuh kecil Felix kedalam pelukannya tanpa berkata apa-apa sambil mengelus punggungnya

"aku cuman mau Minho bisa berteman dengan semuanya kayak aku"

"maafin gue Lix" Minho masih membiarkan Felix menangis di pundaknya dan Felix yang masih mengepalkan tangannya itu, dia masih sangat kesal, kenapa Minho sangatlah lemah?

"jangan nangis lagi Lix, maafin gue" bisik Minho sambil masih menepuk punggung dari temannya ini, Felix akhirnya dapat menatap Minho dengan mata sembabnya dan wajah yang tentunya berantakan

"tolong Minho, jangan hanya diam walaupun perkataan mereka itu benar, kamu berhak buat seneng Minho, kamu orang baik" Minho menganggukan kepalanya dan mengelus kepala Felix sambil tersenyum kecil

"iya iya, jangan nangis lagi ya? lo udah jelek tambah jelek" Felix menginjak kaki Minho dengan kesal membuatnya kesakitan.

tiba-tiba ada suara ponselnya yang berbunyi, Minho mengambil handphonenya dan melihat caller id nya, ternyata itu Jisung

"halo?" Felix hanya memperhatikan Minho yang sedang menjawab telefon.

"jangan lupa makan Ji, nanti lo tambah bego" Minho tersenyum dengan sangat lebar, senyuman itu sangatlah beda saat dia berbicara dengan Felix.

siapakah yang menjadi lawan bicara dari Minho? pasti dia sangat berharga baginya batin Felix

Afraid | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang