XXI

50 7 0
                                    

Minho memegang bahu sosok lelaki didepannya itu, sebelum mulai bersuara setelah dia diam sembari masih dipeluk oleh sahabatnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho memegang bahu sosok lelaki didepannya itu, sebelum mulai bersuara setelah dia diam sembari masih dipeluk oleh sahabatnya itu

"Ji, inget kan kata-kata gue waktu itu? semuanya udah berbeda Ji, please gue tau lo bukan seseorang yang egois"

"Lino, gue kangen sama lo. please, I'm not even dating Hyunjin please, sekali ini aja biarin gue ambil waktu lo sepenuhnya hari ini aja" Minho menatap Jisung dengan terkejut, sudah lama sekali Jisung tidak memanggilnya dengan nama panggilannya itu, ditambah lagi fakta bahwa Jisung tidak pernah berpacaran dengan Hyunjin. tapi dia juga sadar, sekarang dirinya lah yang sudah menjadi milik orang lain.

lucu ya? dunia sepertinya tidak berpihak sekali kepada mereka.

"Ji, gue harus ngejaga perasaan Felix yang sekarang statusnya udah menjadi pacar gue darilama"

"please sekali ini aja, gue gabakal ganggu lo lagi, gue cuman mau ngerasa senang kali ini aja" mata Jisung yang sepertinya sudah mulai berkaca-kaca jujur membuat Minho tidak tega, bagaimana pun Minho tidak bisa mengelak.

selama ini Jisung tidak pernah meninggalkan hatinya, dia juga masih menyukai laki-laki yang ada dihadapannya ini.

"please let me be yours, only for 24 hours" Jisung menggenggam tangan Minho dengan erat dan masih menatapnya dengan mata yang berair itu.

Minho pun hanya memeluknya dengan erat sembari mengelus kepalanya, pikirannya mengatakan tidak, namun sepertinya Minho memutuskan mengikuti kata hatinya.

"kali ini aja ya? yaudah sekarang kamu mau apa? jangan nangis lagi ok?" Minho menangkup pipi Jisung dan menghapus air mata Jisung dengan ibu jarinya, membuat Jisung tersenyum kecil.

"peluk sambil nonton" Minho hanya mengangguki nya dan mengikuti Jisung yang menarik dirinya untuk ikut kekamarnya.

Jisung menyalakan laptopnya dan menaruh nya dipangkuan, tentunya disusul oleh Minho yang sudah berada disebelahnya dan ikut menatap layar laptop milik Jisung

"mau nonton apa?" tanya Jisung kepada lelaki disebelahnya itu

"apa aja, aku ngikut" seharusnya sekarang Minho merasa bersalah karena memperlakukan Jisung layaknya kekasihnya, namun kenapa sepertinya dia bahkan sangatlah senang pada saat ini meskipun dia juga merasa sakit.

mengingat hal ini termaksud perselingkuhan, bahkan dia hanya akan menjadi milik Jisung selama 24 jam sebelum mereka berdua kembali ke kehidupan mereka masing-masing.

"yaudah apa aja ya" Jisung memutar film yang menurut dia covernya bagus dan langsung memeluk lengan milik Minho dan Minho hanya bisa tersenyum tipis sebelum mengecup dahi Jisung.

rasanya Jisung tidak ingin melepas Minho lagi, namun itu sepertinya hanya akan menjadi harapan saja.

"Ji, kenapa kamu tiba-tiba jadi kayak gini?" tanya Minho yang sedari tadi tidak bisa fokus dengan filmnya, dia hanya bisa memperhatikan Jisung yang menggemaskan karena sangat serius menonton.

pipinya besar sekali seperti mau meledak.

"hah kenapa?"

"kenapa bisa tiba-tiba suka sama aku?" Jisung sempat terdiam dan menunduk, tentunya masih dengan tangannya yang memeluk erat lengan Minho.

"aku cuman telat sadar, mungkin lebih tepatnya aku ngehindari untuk mempelajari perasaan aku lebih dalam. sampai pada saatnya aku ngerasain perasaan cemburu pas ngeliat kamu sama orang lain selama ini, bahkan walaupun aku berusaha menimbun perasaan ini dengan sosok yang baru, aku selalu gagal" Minho hanya terdiam, Jisung sama dengannya ternyata.

bedanya Minho berpikir bahwa dirinya berhasil karena tidak pernah kepikiran tentang sahabatnya, namun semua pertahanannya runtuh saat bertemu Jisung lagi.

"dah lah lanjut nonton aja, lupain perkataan aku" Jisung tersenyum ke Minho, Minho tau senyuman itu adalah paksaan, namun Minho hanya menganggukinya, dia ingin berusaha membuat Jisung senang dulu hari ini sebelum kembali ke kehidupan masing-masing.

tidak terasa 2 jam berlalu, film yang mereka tonton sudah habis, bahkan sekarang sudah menunjukan pukul 1 subuh.

"aku pulang ya? kamu tidur ya jangan bergadang?" Minho merapikan rambut Jisung yang sepertinya berantakan bahkan ada sebagian yang menutupi mata Jisung, Jisung menggelengkan kepalanya dan mengeratkan pelukannya di lengan Minho.

"belum 24 jam, please nginep"

"besok aku harus nganter Fe- ah yasudah" Jisung lagi-lagi hanya bisa tersenyum paksa dan pelan-pelan melepaskan pelukan nya di lengan Minho.

"sorry, pulang aja gih, gue gapapa sendiri. kasian juga Felix, makasih ya udah nemenin gue" perubahan bahasa Jisung, juga kelakuan Jisung hanya membuat Minho menghela nafasnya, dia tau bahwa Jisung hanya bisa pasrah, tapi entah kenapa dia kesal.

tapi kenapa juga dia harus kesal? bukannya bagus jika Jisung tidak mengganggu hubungannya dengan Felix?

"Jisung" panggil Minho membuat Jisung yang tadinya sedang membereskan laptop nya menoleh, dan malah disambut dengan bibirnya yang sudah dicium oleh Minho, Jisung reflek memeluk leher Minho dan membalas tautan itu, tidak memperdulikan dirinya yang sudah mulai kehabisan nafas karena berciuman.

Minho yang sadar akan hal itu langsung melepas tautan mereka, benang saliva yang menjadi saksi kelakuan mereka masih terlihat, Minho mengusap ujung bibir Jisung yang pipinya masih sangat merona itu.

"makasih juga Ji, dan maaf" Minho tersenyum sebelum meninggalkan Jisung sendirian dirumahnya, entah lah hari ini dia harus senang atau sedih.

rasanya dia ingin memberhentikan waktu dan berlama-lama dengan Minho, namun bahkan sebelum 24 jam dia sudah melepaskan Minho karena perasaan bersalahnya.

ciuman yang mereka lakukan tadi memang sangat menggebu-gebu, mereka berdua sama-sama berusaha mengekspresikan perasaan rindu mereka yang selama ini tertahan, namun perasaan bersalah selalu meliputi mereka berdua.

bagaimanapun, selain dunia punya norma, Jisung sedang juga melakukan hal yang sepatutnya dia lakukan ke orang yang sudah dimiliki oleh orang lain.

sekarang dia hanya bisa memeluk kakinya dan menahan air matanya, kenapa dia seperti ini? dulu dia yang menolak Minho, namun kenapa sekarang dirinya yang seperti berlutut dan meminta kasih sayang dari orang yang dia tolak?

dasar bodoh, Jisung bego, lo kenapa begini? kalo hubungan sahabat lo rusak ini semua gara-gara lo, kalo sahabat lo sampe sedih ini semua gara-gara lo

Jisung memukuli kepalanya dengan tangannya yang sudah mengepal, air mata nya tidak pernah berhenti mengalir.

rasanya sakit sekali membayangkan perilaku manis Minho kepadanya yang terus berputar dikepalanya, rasa merasa bersalahnya ke Hyunjin maupun Felix terus menghantuinya.

memang dia tidak pantas dikelilingi oleh orang-orang baik, dirinya sangatlah tidak tahu diri.

Afraid | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang