XXVI

59 4 0
                                    

"ehem" tiba-tiba Seungmin menghampiri Jisung yang sedang sibuk bermain game, membuat Jisung melirik sahabatnya dengan tatapan bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ehem" tiba-tiba Seungmin menghampiri Jisung yang sedang sibuk bermain game, membuat Jisung melirik sahabatnya dengan tatapan bingung.

"napa?" tanya Jisung yang sekarang sudah kembali fokus dengan benda yang berada di tangannya

"kemarin gue denger ada yang confess ke lo" Jisung tersedak dan mengakibatkan dia terbatuk-batuk dan terpaksa menghentikan permainannya, astaga memangnya kemarin Minho teriak sekeras apa sih? dia kira tidak akan kedengaran sama anak sekolah.

"hah?"

"gausah sok bego, lo dah jadian kan?" Jisung hanya cengengesan dan memeluk lengan sahabatnya itu

"iya gue jadian, soalnya dipaksa"

"LAH MANA BISA GITU?" Seungmin memukul kepala sahabatnya, membuat Jisung meringis, Seungmin kalo mukul orang itu kayak ada dendam pribadi.

"SAKIT BEGO, ya gue juga suka dia, beda kayak gue pas sama...ya itu" Seungmin mengangguk mengerti sembari mengelus kepala sahabatnya, sepertinya pukulan dia memang terlalu keras.

"kemarin sih gue liat lo pelukan sama dia ye"

"eh diem lo anjir" Jisung menyembunyikan wajahnya di meja, membuat Seungmin hanya tertawa geli kepada pasangan baru yang kemarin dia lihat.

lagipula dia juga sudah tahu dari figur badannya itu siapa, dia tidak ingin bertanya lebih dalam, yang penting sahabatnya sudah bahagia.

"pulang lo ketemu dia?" Jisung mengangguk dan menunjukan chatnya dan Minho, Minho mengajaknya untuk ke toko figur yang berada di mall.

Jisung tidak sabar untuk bertemu Minho, ini bisa terbilang sebagai date bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"sorry ya"

"udah gausah minta maaf, sekarang pulang dulu" Minho menyuruh Jisung masuk kerumahnya, ternyata hari ini orang tuanya mampir untuk mengecek anaknya, demi apapun Jisung belum siap untuk memberi tahu orang tuanya bahwa pacarnya pasti diluar ekspektasi mereka.

namun semuanya sudah terlanjur terjadi, dia tidak sengaja mengatakan kalau dia ingin pergi bersama pacarnya, dan sekarang orang tuanya menyuruhnya membawa pacarnya kerumah.

"tapi orang tua gue mau ketemu lo, ikut masuk ya?"

"hah gue?"

"pacar gue maksudnya" Minho mengangguk mengerti dan mengikuti Jisung yang membuka pintu rumahnya dengan sedikit gemetar.

"ga kangen sama mama?" Jisung tersenyum tipis dan memeluk ibunya, ayahnya sih sedang menonton tv dan menanyakan tentang sekolahnya.

"pacar lo mana Ji?" tanya ibunya membuat Jisung melirik Minho dengan takut-takut, Minho menggenggam tangan Jisung yang sedang tersembunyi dibalik badannya.

"ma, pa, Jisung boleh jujur?"

"kenapa? lo aslinya ga punya pacar?" ibunya tertawa geli sendiri membuat Jisung tambah canggung, ya walaupun ibunya terlihat santai sekali bahasanya sama dia, tapi aslinya ibunya termaksud tegas.

"ini pacar Jisung ma" ucap Jisung dengan suara yang pelan membuat ibunya melirik lelaki tampan yang berdiri di sebelah anaknya, hei anaknya bicara apa sih?

"hah? sejak kapan lo suka bercanda beginian sih?"

"Jisung ga bercanda ma, dia beneran pacar aku"

"Ji, papa ngedidik kamu susah-susah tapi kenapa-

"ya Jisung gatau, Jisung suka sama dia dan dia yang bikin Jisung senang" orang tuanya terdiam, sedangkan Minho masih berusaha menenangkan Jisung yang punggungnya mulai gemetar, terlihat sekali Jisung sedang menahan air matanya untuk tidak keluar.

ibunya menghela nafas dan melirik ayahnya sebelum kembali melihat ke Jisung

"Ji, kamu tau kan ini hal yang dilarang? dunia punya norma ji, ini juga melanggar nilai agama kita"

"ma...." ibunya memeluk Jisung dengan erat, demi apapun Jisung masih bersyukur karena ayah dan ibunya tidak marah dan mengusirnya, melainkan menasehatinya.

"papa ga terima anak papa begini, kamu putusin dia sekarang" perintah ayahnya membuat Jisung terkejut, setidaknya dia sudah berekspektasi kalau ayahnya memang akan seperti ini.

"ga pa, Jisung sayang sama dia" Jisung memegang lengan Minho yang daritadi hanya memperhatikan karena takut salah berbicara.

"putusin atau kamu keluar dari rumah ini." ayahnya menatap Jisung dengan datar, Jisung melirik ke arah Minho yang bergumam 'udah gapapa, gue pulang aja ya'

"ok pa, Minho temenin gue beresin barang gue" ayah dan ibunya terkejut mendengar perkataan anaknya, apa yang lelaki disebelahnya lakukan sampai anaknya seperti ini?

Jisung menarik Minho ke kamarnya, Jisung memasukkan barang-barangnya dan dibantu dengan Minho yang menatap nya dengan wajah khawatir.

"Ji, lo yakin?" Minho menahan lengan Jisung yang masih sibuk membereskan barang keperluannya, Jisung menatap Minho dan mengangguk.

"ini orang tua kamu Ji, gue gapapa harus pis-

"gue yang gamau kehilangan lo lagi, bantu gue ambilin barang gue aja please" Minho memgangguk dan menuruti Jisung, astaga hubungan mereka baru berjalan selama 1 hari.

"maaf ma, pa" Jisung keluar dengan 2 tas yang berada ditangannya tentunya di susul Minho yang juga membawa 1 tas Jisung.

"maaf tante, om, aku bakal jagain Jisung baik-baik kok" itu kata-kata terakhir dari Minho yang baru pertama kali bertemu dengan orang tua Jisung sebelum mereka pergi ke rumah Minho.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"ma?" Minho memanggil ibunya yang sedang duduk di sofa rumahnya, ibunya langsung menyimpan berkas-berkas yang ada di mejanya dan menghampiri anaknya yang sepertinya membawa temannya.

"kenapa nak? eh kenapa mata kamu sembab kayak habis nangis? Minho ga aneh-aneh sama kamu kan?" Jisung menggelengkan kepalanya dan membiarkan ibu dari kekasihnya mengusap air matanya.

"Jisung tinggal disini ya ma? ada masalah dan ini bersangkutan sama aku juga"

"boleh banget, biar kamu juga ada teman dirumah kalo mama kerja, anggap rumah sendiri ya Jisung" Jisung menganggukan kepalanya dan mengikuti Minho kekamarnya atas suruhan ibunya.

Minho menyuruh Jisung merapikan barangnya dulu, Minho keluar untuk menemui ibunya yang masih terlihat khawatir

"ma, maafin Minho ya"

"kenapa Minho? memangnya apa yang kamu lakuin sampe dia harus tinggal disini?" Minho memegang tangan ibunya dan menghela nafas

"aku pacaran sama Jisung, orang tuanya ga suka anaknya pacaran....segender ma" ibu Lee tersenyum tipis dan mengelus wajah anaknya yang terlihat sendu

"hei Minho, buktikan kalau kamu bisa menjaga anak mereka, jangan sampai Jisung harus meneteskan air matanya apalagi karena kamu ok?" Minho menganggukan kepalanya dan memeluk ibunya.

Jisung hanya dapat melihat mereka dari kamar, apakah dia bisa berbaikan dengan orang tuanya? bahkan baru beberapa jam setelah kejadian tadi, tapi rasanya dia sudah merindukan keluarganya.

apalagi mengingat bahwa orang tuanya berniat untuk mengunjungi anaknya, namun anaknya malah memutuskan tali hubungan keluarganya karena perasaan cinta yang dia alami sekarang.

Afraid | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang