XXIII

57 6 0
                                    

Minho daritadi sedang duduk di motor pemberian ibunya itu, menunggu seseorang untuk keluar dari gedung sekolahan yang sebenarnya sudah tidak pernah dia kunjungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho daritadi sedang duduk di motor pemberian ibunya itu, menunggu seseorang untuk keluar dari gedung sekolahan yang sebenarnya sudah tidak pernah dia kunjungi.

"tumben banget nih orang bukannya biasa kalo masalah bubaran sekolah gercep ya?" gumam Minho sambil melihat ke arah handphonenya yang memang sudah menunjukan jam pulang sekolah dari orang yang dia tunggu

"eh Minho, tumben kesini" Seungmin memegang bahu Minho membuatnya terkejut, namun tanpa basa basi dia langsung menanyakan Jisung.

"Jisung belum keluar?"

"lah lo cariin Jisung? anaknya lagi ikut lomba"

"hah?"

"lo lost contact sama Jisung apa gimane? anaknya ikut lomba diluar kota, baru balik 2 hari lagi" Minho mengacak rambutnya frustasi, harusnya memang dia menghampiri Jisung lebih cepat, namun minggu lalu semenjak kejadian nya dengan Felix dia juga sedang sibuk dengan urusan sekolahnya.

apalagi dia harus menjadi saksi untuk kasus pembullyan dirinya sendiri, dia pusing sekali karena kepala sekolahnya memohon-mohon agar dia menutup mulut, bahkan ayah dari Sam hendak membayarnya dengan jumlah yang tidak sedikit.

lagipula dia juga bingung, kenapa bisa tiba-tiba kasus pembullyan nya diangkat dan tidak dianggap remeh lagi coba? padahal biasanya semua orang pura-pura bodoh.

Minho dengar-dengar sih kasus pembullyan nya diangkat karena dinas pendidikan datang kesekolah nya dan sedang ingin mengecek atau mengontrol kualitas sekolahnya yang berkurikulum international itu, namun saat sedang berada diruang cctv, Sam terlihat sedang merusak fasilitas sekolah, lebih tepatnya loker Minho, bahkan pada saat itu Minho didorong karena ingin menghentikan Sam, semua nya terlihat jelas di cctv.

Minho sih jujur tidak terlalu peduli, jujur dia juga sudah terbiasa, lagipula dia sudah seperti ini bertahun-tahun, tapi ada bagusnya sih nama dia menjadi lebih bersih lagi, mungkin dunia mulai berpihak padanya.

benar juga sih kata orang-orang, waktu akan membongkar semuanya.

"ah yaudah deh, makasih ya" Seungmin mengangguk sebelum pergi meninggalkan Minho yang memang tujuannya berbeda arah, sepertinya lebih baik Minho istirahat dulu, dia tidak ingin mengatakan semuanya lewat chat, dia ingin mengatakannya langsung ke Jisung, empat mata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jisung yang sedang berada di kamar hotel pesanan sekolahnya hanya menatap jendelanya, bosan sekali rasanya, tapi ada enaknya juga sih dia bolos pelajaran karena mengikuti lomba diluar kota.

bukan lomba pelajaran kok, nilai Jisung terlalu standard untuk dipilih, dia dan beberapa murid lain termaksud kakak tingkat yang terpilih akan mengikuti lomba musik yang diselenggarakan oleh sekolah lain diluar kota.

dan ya, itu alasannya mengapa sekarang dia sedang berada di hotel bersama teman sekamarnya

"Ji mau turun ga? makan yok" panggil Haechan membuat Jisung menggelengkan kepalanya

"gue males makan, ntaran aja kayaknya gue mau makan mie cup aja yang ada disini" Haechan mengangguk dan meninggalkan Jisung sendirian di ruangan yang mereka tempati untuk sementara itu.

Jisung menyalakan ponselnya dan sedang ngescroll twitter saja, sampai dia salfok dengan salah satu tweet, hei ini bukannya murid yang waktu itu membully Minho alias sahabatnya? ah mereka juga belum berbicara lagi semenjak kejadian waktu itu dirumah Jisung.

jadi Sam anak kepala sekolah? dan sekarang ketahuan bahwa dia suka menyogok guru untuk memberikan kunci jawaban ujian, membully murid, bahkan kasus murid hamil itu termaksud perlakuan dari dirinya? Jisung tidak habis pikir sih.

ternyata sekolah bergengsi yang berada dekat dengannya ini banyak drama ya, dia kira sekolahnya sudah parah, ternyata ada yang lebih gila.

kira-kira kabar Minho bagaimana ya? harusnya semuanya sudah membaik, dilihat dari kabar twitter saja sudah bisa dipastikan keadaan lingkungan Minho sudah lebih membaik.

lebih baik dia melupakan lelaki itu, dia harus fokus bersenang-senang dan tampil sebaik mungkin untuk kesehatan mental dia, tidak lupa juga untuk mengharumkan nama sekolahnya.

Jisung meletakkan handphonenya di atas meja sebelum ikut pergi dari kamarnya, tidak lupa membawa keycard agar bisa mmebuka pintunya nanti tentunya.

dia masih malas makan sih, sepertinya dia hanya ingin berjalan-jalan ditaman hotelnya, lumayan kan nikmatin vibe yang sedikit berbeda dari kota yang biasa dia tinggali.

Jisung hanya duduk di suatu bangku panjang, memperhatikan sekitarnya, sepertinya cukup sepi ya.

dia hanya melihat sepasang kekasih yang sepertinya sedang menantikan anak yang berada di perut pasangannya itu, Jisung tersenyum tipis memperhatikan raut wajah mereka yang terlihat sangat bahagia.

apakah dia bisa merasakan kebahagiaan seperti itu dengan pasangan pilihannya? apakah orang disekitarnya akan menerima dirinya dan pasangannya jika mereka sedikit berbeda dari yang lain? ah sudahlah kenapa Jisung lagi sedih-sedih begini lagi.

"oi Ji, ngegalau lo?" Chan alias pacar dari Seungmin yang memang ikut menjadi perwakilan lomba sekarang duduk disebelahnya

"yoi"

"gara-gara si bibir tebel?"

"anjir bibir tebel ga tuh, tapi engga kok" Chan mengernyitkan dahinya, loh? terus kenapa? dia kira Jisung galau gara-gara Hyunjin yang sekarang sepertinya sangat menjaga jarak dengan Jisung saat disekolah.

"lah terus napa?"

"gapapa lagi banyak pikiran aja, kira-kira kalo gue ngaku ke orang tua gue, kalo gue lebih suka sama yang segender, mereka bakal gimana ya?" Chan mengangguk pelan dan menghela nafas, bagaimanapun Chan juga pernah merasakan apa yang Jisung rasakan sekarang.

"jujur emang berat sih, susah banget apalagi lingkungan kita begini ya kan. jujur pertama kali ortu gue tau kalo gue begitu, mereka nolak keras bahkan hampir mau kirim gue ke Australia buat tinggal sama nenek kakek gue yang tegas biar gue 'sembuh' katanya" Chan menggelengkan kepalanya dan sedikit tertawa karena mengingat kejadian tersebut, ah sebenarnya itu masih menyakiti hatinya tapi yasudah lah ya.

"gue kira keluarga lo emang biasa aja sama lo yang suka sama Seungmin"

"ya itu sih setelah gue deeptalk ya, gue ngomong ke mereka kalo gue juga anak mereka, gue begini juga bukan atas kemauan gue, ini udah takdir dari yang di atas buat gue, lagipula manusia ga lepas dari dosa, semua orang punya jalan dosa masing-masing"

"ortu gue bakal ngerti ga ya?" gumam Jisung dan Chan menepuk bahu Jisung

"coba aja dulu pas lo siap, kalo mereka ga terima dan ngusir lo atau apapun, gue siap nampung lo" Jisung tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya.

"emang sih kesannya durhaka haha, tapi gimana ya, Seungmin itu dosa termanis yang pernah gue temui" Jisung pura-pura muntah membuat Chan hanya tertawa sebelum pamit untuk balik ke kamarnya duluan.

namun setidaknya hatinya juga tenang, sahabatnya sepertinya sudah bertemu dengan orang yang tepat, orang yang dapat menjaganya.

semoga Seungmin selalu mencintai Chan dan tidak menyia-nyiakan perasaan orang lain sepertinya.

Afraid | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang