Keterlambatan Xiao Zhan dalam menyadari perasaannya sendiri membuat dokter tampan itu harus terjatuh dalam kubangan lumpur penyesalan.
"Aku merindumu seperti ini. Seperti seekor kupu-kupu yang terbang ke sana kemari mencari sebuah kelopak bunga mata...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam sebuah ruangan yang minim cahaya, terlihat sosok remaja tengah terlelap di atas sebuah kardus sebagai alas tidur. Hawa dingin dari udara malam membuat sosok itu meringkuk. Tubuhnya bergetar, menahan dingin yang semakin menusuk kulit. Tak ada sehelai kain yang mampu menutupi tubuh kecilnya selain pakaian yang terlihat begitu lusuh melekat pada diri sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Remaja itu terlelap di tengah-tengah tumpukan barang yang berserakan. Bahkan beberapa hewan menjijikkan seperti tikus, kecoa dan juga serangga lainnya telah menjadi teman tidur.
Bukankah nasibnya terlalu malang untuk ukuran seorang remaja berumur dua puluh tahun?
Pintu lapuk yang menjadi akses keluar masuk perlahan terbuka, menampilkan sosok wanita berdress hitam dengan wajah lumayan cantik.
Tubuh ramping dengan buah dada yang sedikit berisi mampu membuat siapa pun terpesona, kecuali seseorang.
Wanita itu melangkah mendekati remaja yang meringkuk tadi. Menyeret sosok kecil tersebut hingga terbangun dari tidurnya yang lelap.
"Wang Yibo, bangun kau anak sialan. Kau harus ikut denganku sekarang!" teriak sang wanita.
Setelah mengatakan tujuan kedatangannya, wanita itu pun melenggang pergi meninggalkan Wang Yibo yang kini menunduk dengan genangan embun di pelupuk mata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
