Part 12

2.2K 180 96
                                    

Sean masih setia meringkuk di atas ranjang. Menyembunyikan tubuh telanjangnya di bawah selimut putih yang bernoda.

Sinar mentari mengintip di balik jendela kamar, mengusik tidur yang lelap. Perlahan tapi pasti, netra rusa milik Sean bergerak-gerak, menandakan sang pria tampan akan mengakhiri tidur lelapnya segera.

“Eunghhh ….”

Tubuh bugar itu diregangkan. Sean tersenyum puas, merasa ini adalah pagi terbaik untuknya. Tak pernah sekalipun ia bangun dalam keadaan sebugar ini. Mungkinkah karena efek semalam? Hem, mungkin saja.

Kedua pipi bersemu merah, bayangan pergumulan panasnya dengan Yibo muncul bagai sebuah kaset film yang diputar ulang.

Di balik selimut, junior yang semalam penuh bekerja keras, kembali tegak menantang bang tiang listrik.

Tok ... Tok ... Tok

Ketukan pintu dan seruan untuk sarapan kembali menyadarkan Sean dari pikiran mesumnya. Dokter tampan pemilik mole di bawah bibir itu melirik ke sisi lain ranjang. tempat di mana Yibo seharusnya terlelap.

“Baby ….”

Tak ada siapa pun di sisi yang kosong. Kernyit di dahi timbul, sedikit heran tapi tak diambil pusing. Yibo memang kerap kali bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Sean memutuskan bangkit dengan tubuh polosnya.

Kejantanan yang tegak mengacung lurus, seakan meminta kepada sang pemilik tubuh untuk masuk kembali ke dalam lubang hangat yang semalam memberi sensasi nikmat luar biasa----lubang sempit yang akan menjadi candu Sean mulai sekarang.

Sepasang netra rusa itu berkilat jenaka, menatap kondisi kamar yang hancur berantakan. Pakaian miliknya dan beberapa bantal berserakan di lantai. Seprei kusut dihiasi bercak darah dan sperma kering dalam jumlah banyak. Bau khas percintaan menyeruak, menusuk tajam indra penciuman.

Keadaan ini cukup berantakan untuk seseorang yang rapi dan pecinta bersih seperti dirinya, tapi Sean tak akan mempermasalahkan.

Sepertinya ia harus membiasakan diri dari sekarang. Kekacauan itu dapat menjadi bukti akan bagaimana panas dan bergairahnya pergumulan pertama mereka semalam.

Persenggamaan yang menjadi pertanda adanya rasa cinta yang tumbuh di hati satu sama lain.

Segala gundah gulana yang melingkupi kalbu menghilang, menguap entah ke mana. Sean yakin ia mencintai Yibo.
Rasa tak sabar memenuhi jiwa, keinginan untuk mengungkapkan perasaannya pada pihak lain membuat Sean bangkit antusias.

Segala macam rencana tersusun apik di kepala. Candle light dinner sepertinya tidak buruk juga sebagai awal dari kisah mereka.
Setelah resmi menjadi sepasang kekasih nanti, ia dan Yibo akan menjalani hari-hari bersama penuh canda tawa. Ketika rasa lelah selepas bekerja itu datang, Yibo ada di sana, menyambut dengan ciuman dan pelukan hangat. Bergumul di atas ranjang untuk mempererat tali simpul di hati. Mengakhiri hari untuk menyambut hari yang baru dengan saling bergandengan tangan.

Bukankah hidup seperti itu terasa sangat bermakna dan menyenangkan?

Rasa syukur ditujukan pada sang pemilik kehidupan. Berterima kasih atas karunia yang telah Tuhan berikan. Hidup yang dulu monoton kini jungkir balik setelah Yibo hadir di dalamnya.

My Baby Boo (Zhanyi) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang