Part 19 (Bagian 2)

1.2K 124 44
                                    

Happy Reading
---------------------------------------------

Hari ini tepat ulang tahun kelima Yiyi. Sejak mengetahui jika mommy-nya terbaring di rumah sakit. Balita itu selalu saja merengek meminta Sean untuk merayakan ulang tahunnya di rumah sakit, tepatnya di kamar rawat Yibo.

Yiyi ingin merayakan moment spesialnya bersama sang mommy kali ini. Ia juga ingin melihat sosok itu secara langsung bukan dari sebuah foto seperti yang sering ia lihat jika merindukan Yibo.

Sejatinya, Yiyi merupakan anak emas Keluarga Sean. Tak pernah sekalipun keinginannya tak terwujud begitu pula dengan keinginan yang satu itu.

Di sinilah mereka sekarang, ruangan luas bernuansa cream dengan bau karbol yang menyengat itu tiba-tiba saja menjadi ramai dari pada hari-hari biasanya.

Jika dulu hanya Sean, Cheng Xiao, Xukai atau Zhoucheng yang sering berkunjung, sekarang berbeda. Di sana ada Yubin, Fanxing, Haikuan dan tentu saja sang pemeran utama acara kali ini, Sean Yixiao.

Putra pasangan Zhanyi itu memekik girang karena bisa bertemu dengan sosok yang melahirkannya setelah sekian lama menanti.

Akhirnya, pertemuan yang selalu didambakan pun terealisasi. Balita tampan itu lantas duduk di atas pangkuan Sean dengan tenang. Posisinya tepat berada di samping Yibo. Jemari kecilnya menggenggam jemari pucat Yibo. Seutas senyum dan setitik air mata telah menghiasi wajah tampannya. Pemandangan itu seketika menimbulkan suasana mengharu biru.

"Mommy, Yiyi datang. Maafkan Yiyi, yah. Yiyi tidak tahu kalau Mommy sedang sakit. Cepat sembuh, Mom … Yiyi sayang, Mommy. Yiyi butuh, Mommy, hiksss ....”

Sean mengelus pucuk kepala putranya. Liquid bening menggenang di pelupuk mata ketika mendengarkan ucapan Yiyi barusan.

"Mommy juga sayang sama Yiyi. Jadi jangan menangis lagi, yah, Sayang. Nanti, Mommy bisa sedih, loh." Sean berusaha menenangkan Yiyi yang telah menangis sesegukan di pelukannya.

"Hiksss ... hiksss ... Daddy, Yiyi rindu mommy. Yiyi pengen mommy bangun dan memeluk Yiyi.” Yiyi menenggelamkan diri di atas dada bidang Sean.

Melihat anaknya menangis tersedu-sedu hancur sudah pertahanan yang Sean bangun selama ini. Setelah sekian lama ia menangis dalam kegelapan seorang diri, Sean pun akhirnya menangis kembali di hadapan orang lain.

Hati Sean sakit, ia tak bisa lepas dari rasa bersalah. Karena baginya, Yibo seperti ini juga akibat dari kebodohannya di masa lalu.

"Maafkan Daddy, Sayang. Semua gara-gara kebodohan Daddy. Kau tahu, Nak … Daddy juga sayang mommy, Daddy juga mau mommy bangun dan berkumpul bersama kita.”

Pelukan semakin dieratkan. Sean akan menjadi sangat rapuh jika sudah berhubungan dengan keluarga kecilnya yang malang.

Baby, sampai kapan kau akan terus terlelap? Tolong buka matamu, Sayang. Lihat kami di sini. Kami benar-benar merindukanmu, sangat amat merindukanmu, Yibo.

Betapa berat hidup yang dijalani Sean selama lima tahun belakangan. Pria itu harus berusaha terlihat baik-baik saja di depan putra dan kedua orang tuanya. Namun di balik topeng kepalsuan yang selalu  ditampilkan di permukaan,  saat tak ada seorang pun bersamanya, Sean akan menangis, lagi dan lagi dalam kegelapan.
Sean menyimpan semuanya sendiri. Entah sampai kapan hatinya mampu bertahan, karena saat ini ia hanya berpegang teguh pada satu harapan yang sangat tipis. Saking tipisnya, harapan Sean jauh lebih tipis dari sehelai kertas. Jika Sean menerima satu pukulan lagi, bisa dipastikan ia akan gila dan berakhir di dalam rumah sakit jiwa.

My Baby Boo (Zhanyi) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang