Keterlambatan Xiao Zhan dalam menyadari perasaannya sendiri membuat dokter tampan itu harus terjatuh dalam kubangan lumpur penyesalan.
"Aku merindumu seperti ini. Seperti seekor kupu-kupu yang terbang ke sana kemari mencari sebuah kelopak bunga mata...
Sean menarik tubuh mungil Yibo agar kembali duduk di sisi ranjang. Banyak hal yang ingin ia tanyakan dan semoga saja Wang Yibo berkenan untuk mengatakannya. Jika tidak, ya, sudah, Sean juga tak akan memaksa.
"Nah, Didi sudah tahu nama Gege bukan? Jadi sekarang giliran Didi untuk memperkenalkan diri. Siapa namamu?”
"Yibo, Ge. Namaku Wang Yibo.”
"Berapa umurmu, Yibo?”
"Dua puluh tahun, Ge.”
"Em … sebenarnya aku ingin menanyakan apa yang terjadi semalam. Siapa yang mengejarmu dan kenapa kau bisa memiliki luka lebam di tubuhmu, tapi jika kau merasa tak ingin bercerita aku juga tidak akan memaksa.
Awalnya Yibo ragu, biar bagaimanapun ia baru saja mengenal Sean. Namun entah kenapa, ia justru merasa nyaman dan percaya dengan gege tampan yang baru ditemui kurang dari dua puluh empat jam. Yibo pun memutuskan untuk bercerita.
Dengan wajah sendu, Yibo menerawang jauh ke belakang. Menceritakan kematian kedua orang tuanya, siksaan Liying dan dirinya yang hampir dijual oleh wanita itu. Sean mendengarkan tanpa berniat menyela. Kedua tangan di sisi badan mengepal hingga buku-buku jarinya memutih saking kuatnya.
Apa yang akan terjadi jika seandainya Sean tidak menolong Yibo semalam?
Membayangkan remaja cantik di hadapannya hancur dengan tubuh yang dipermainkan pria hidung belang benar-benar membuat Sean murka. Namun, ketika menyadari tubuh Yibo bergetar, emosi yang sejak tadi berkumpul dalam diri dikesampingkan. Ia beralih memeluk tubuh mungil Yibo erat sembari membelai pelan punggung yang lebih muda untuk menenangkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan takut, Yibo. Aku berjanji akan selalu menjagamu. Jadi jangan bersedih lagi, yah, Anak manis.”
Sean tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Selama tiga puluh tahun ia hidup, Sean tak pernah berminat ataupun tertarik pada pria maupun wanita hingga kedua orang tuanya cemas.
Sean lebih memilih bergelut dengan pendidikan yang membuatnya sukses menjadi salah satu dokter hebat di China. Kejeniusan yang dimiliki melambungkan namanya menjadi dokter muda dengan gelar Professor di China.
Selain menjadi seorang tenaga kesehatan, Sean juga seorang direktur rumah sakit tempatnya bekerja sekaligus ahli waris dari Xiao Coorporation yang dikelola oleh kedua orang tuanya.
Xiao Coorporation merupakan perusahaan raksasa yang memegang hampir seluruh indistri di China. Perusahaan yang dipimpin oleh Sean Xukai, ayahnya sudah go internasional. Jadi tidak heran jika Keluarga Sean menjadi orang terkaya nomor satu di daratan China.
Bukan tanpa alasan Sean menolong dan memutuskan membawa Yibo kembali ke kediaman keluarganya. Semua itu dilakukan semata-mata karena adanya ketertarikan khusus yang dirasakan pada remaja yang kini berada dalam dekapannya.
Ketika mata itu memandang dengan penuh keputusasaan, ada sesuatu dalam diri yang mendorong untuk ingin memiliki dan menjaga. Sean pun tak mengerti perasaan asing apa ini?
