Sean mulai kehilangan kendali, desahan syahdu milik Yibo telah membangunkan sang junior di bawah sana. Lengan kokoh miliknya segera meraih tengkuk Yibo. Melahap bibir tebal milik sang remaja dengan rakus. Memancing yang lebih muda ke dalam ciuman dalam yang sarat akan hasrat.
Mata terpejam menikmati pertarungan yang terjadi di dalam mulut. Lidah Yibo bergerak lincah, berusaha mengimbangi pergerakan Sean di dalam sana.
Yibo bukanlah seorang good kisser. Ia hanyalah pemuda polos yang tak tahu menahu bagaimana caranya berciuman. Namun, seiring berjalannya waktu, Yibo pun menjadi lihai berkat ajaran Sean.
Tak ada hari yang dilalui tanpa cumbuan panas. Ketika pagi menyingsing, Sean akan menciumnya dengan dalih morning kiss, begitu pula ketika dokter tampan itu hendak berangkat bekerja. Tak cukup sampai di sana, sebelum menyambut hari baru di penghujung malam, ciuman selamat tidur adalah suatu kewajiban yang harus keduanya lakukan sebelum berkelana ke alam mimpi dengan posisi saling mendekap satu sama lain.
Bukankah mereka terlihat seperti sepasang suami istri yang bahagia?
Sean melepaskan tautan, memberi ruang agar Yibo bisa meraup oksigen sebanyak mungkin. Kobaran gairah itu terpancar jelas memenuhi sepasang netra rusanya.
"Aku menginginkanmu, Baby. Bersediakah kau menyerahkan mahkotamu padaku?"
Dengan tatapan sayu dan napas terengah Yibo mengangguk yakin. Bibir bengkaknya bergerak, melemparkan kalimat provokasi.
"Aku milikmu malam ini, Zhan Ge. Please, fuck me."
"Gege akan memberikanmu malam yang tak akan pernah kau lupakan, Baby. Bersiaplah."
Keduanya kembali berciuman liar. Nafsu yang kian melambung tinggi membuat Sean dan Yibo bergerak semakin agresif.
Keduanya saling menjamah, membuka pakaian lawan mainnya satu persatu tanpa ada niatan melepas tautan yang terjalin di bibir.
"Eungh ...."
Segala macam kain pelindung yang menjadi penghalang berakhir di lantai. Tubuh telanjang tanpa sehelai benang itu saling bersentuhan, mengantarkan sengatan listrik dalam darah.
Sean terpesona, kemolekan tubuh Yibo benar-benar menggungah selera. "So beautiful."
Yibo tersipu. Kedua pipinya merona sempurna. Membuang rasa malunya ke tempat sampah, ia memberanikan diri membalik posisi. Menduduki paha Sean dengan bokong sintal yang sengaja digesek-gesekkan di atas batang tegang milik Sean.
Geraman terdengar. Sean semakin panas dingin ditelan hasrat. "Kau nakal, Baby."
Kedipan mata menggoda Yibo layangkan. "Hanya padamu, Ge."
Punggung telanjang Yibo diraih dengan telapak tangan besarnya. Menyusuri setiap jengkal punggung remaja yang disayanginya dengan sensual.
"Ahhh, aku tidak tahan lagi, Ge. Please, I want you."
Yibo meliuk-liuk seperti cacing kepanasan. Tubuhnya bergetar nikmat saat lidah hangat Sean kembali menyedot tonjolan pink di dadanya---sungguh nikmat.
"Eunghhh ... ahhaaa ...."
Tangan kekar Sean dengan gencar meraba paha dalam Yibo. Mengelus pelan hingga empunya menggelinjing. Penis kecil yang telah mengeluarkan precum disatukan dengan miliknya yang besar berurat. Tangan kekarnya bergerak konstan, mengocok dua penis berbeda ukuran itu dengan tempo cepat.
"Ahh ... ahhh ... lebih ce-pat, Ge."
"Shhh ... Babyh ...."
Crot!!!
Cairan putih kental merembes melalui ujung lubang kencing. Yibo terkulai lemah, terengah-engah setelah mendapatkan pelepasan pertamanya.
Sean memandang penuh minat tubuh Yibo yang telah dinodai dengan sperma. Napsunya sudah di ubun-ubun. Sean ingin masuk sekarang juga.
Jemari yang kekar dilumuri dengan sperma. Paha Yibo dilebarkan hingga kerutan merah muda yang diapit oleh pantat sintal terpampang di depan mata. Sean meneguk ludah kasar.
"Can i?"
Yibo tersenyum nakal. Tangannya terulur ke depan, menuntun tangan Sean untuk menyentuh lubangnya.
"Lubang ini akan memuaskanmu, Ge. Gege bisa menggunakannya sesuka hati."
Yibo mengangkang lebih lebar. Mata indahnya mengerling nakal dengan bibir yang sengaja dijilat kemudian digigit---sangat seksi.
"Kau benar-benar membangunkan serigala tidur, Baby."
Jari tengah dimasukkan ke dalam lubang merah muda Yibo hingga empunya meringis sakit.
"Rileks, Baby."
Tengkuk Sean ditarik turun. Melahap binir ranum itu sebagai bentuk pengalihan rasa sakit. Yibo melenguh di sela-sela ciuman mereka.
Jemari nan kekar itu terus bertambah, yang awalnya hanya satu jari kini telah menjadi tiga sekaligus. Sean semakin gencar, mencari titik ternikmat Yibo hingga---
"Ahhh ... di sa-na, Ge ...."
Sean tersenyum senang. Ketiga jari yang sejak tadi memenuhi lubang Yibo ditarik ke luar. Menimbulkan desahan kecewa dari yang lebih muda.
"Tenang, Baby ... Gege akan menggantikannya dengan milik Gege yang lebih besar. Lakukan apa pun untuk menahan sakitnya, oke?"
Kejantanan super jumbo Sean dituntun masuk ke lubang surgawi Yibo yang terlihat berkedut-kedut lapar. Ujung kepala digesek-gesekkan sebelum menerobos masuk.
Yibo mendesah tak tahan, "Ahhh ... berhenti menggeseknya, Ge. Tolong masukkan seka-rang ... eunghhh ...."
"Bersiaplah, Baby." Dengan lembut, Sean memasukkan kejantanannya perlahan.
Yibo bergerak gelisah. Semakin dalam kejantanan Sean melesat masuk semakin perih pula yang Yibo rasakan.
"Sa-kit, hiksss ...." Setetes cairan bening mengaliri pipi putihnya.
"Jangan menyempit, Baby. Kauhh cuk-kup sempithh ... ahhh ...."
Jlebbb!
Dalam sekali hentak, daging berurat milik Sean berhasil tertanam dalam gua hangat Yibo.
Luar biasa, hanya kata itu yang dapat mendeskripsikan bagaimana nikmatnya berada di dalam sana. Sean nyaris gila.
Bagaimana lubang sempit itu memijat dan menelan kejantanannya seutuhnya membuat Sean melayang akan sebuah kenikmatan.
"Shittt ... betapa nikmatnya lubangmu, Baby."
Sean mulai bergerak. Pinggulnya maju mundur, menggenjot lubang kerut itu dengan penuh napsu.
Lidah hangatnya dengan lihai bermain-main dengan nipple Yibo. Menghisap dan menjilat hingga sang empu membusungkan dada.
Rasa nikmat yang menjalar berkali-kali lipat rasanya. Yibo mendesis, tak kuasa menahan diri dari gelombang kenikmatan yang menghantam lubang dan juga nipple-nya secara serentak. Surai basah Sean diremas. Kepala sang dominan ditekan agar menghisap lebih dalam.
"Ahhh ... ahhhh ... ahhhh ... Gegehhh ... rasanya e-nak ... morehhh ... please!"
"Shhh ... Baby ... kau benar-benar nikmat ... ahhh ...."
Peluh mengucur deras. Baik Sean maupun Yibo, keduanya tak ingin menghentikan permainan panas yang sedang mereka lakukan.
"Lebih ce-pathhh ... yeahhh ... ahhh ... enakkkk .... eunghhh ... enak sekali, Ge."
"Damnt, it's good ... jangan dijepit, Baby ... shhh ... ahhhh ... ahhh ... Gege sampai ...."
Kedua kaki melingkari pinggul Sean. Menekan bagian itu agar menusuk lebih dalam lagi. "Ge, di dalam ... keluarkan benihmu di dalam ... ahh ... ahhh ... hamili Yi---"
Crottt!
"Akhhhhhhh ...."
Kedunya mengerang bersama kala mencapai puncak kenikmatan. Kening basah Yibo dicium sayang. Kemudian beralih pada mata, hidung dan juga bibir.
"Gege masih ingin, Baby," pintanya parau.
Yibo mengangguk lemah. "Lakukan sepuasmu, Ge. Yibo akan melayani dengan senang hati."
"Kalau begitu---"
Hup!
Dalam sekejap posisi keduanya berubah. Sean terlentang di bawah Yibo. "Masukkan dia, Baby."
Yibo menuntun kejantanan Sean tepat di bawah lubangnya. Bokong bulatnya sedikit terangkat, kemudian diturunkan perlahan.
"Ahhhh ...," desah Yibo tertahan.
"Shhh ... bergeraklah, Baby."
Dengan patuh, Yibo bergerak naik turun. Kedua tangan berpegangan pada paha Sean dengan dada yang membusung ke depan. Belalai kecil miliknya bergoyang ke kanan dan ke kiri seiring pergerakan tubuhnya.
"Uhhh ... enghhh ... enghhh ... enghhh ...."
Sean menggeram. Yibo terlihat beribu-ribu kali lebih seksi jika tengah bermandikan peluh seperti saat ini.
"Shittt ... kau terlalu lambat, Baby."
Sean mengambil alih komando. Bokong bulat itu dicengkeram kuat. Diangkat ke atas hingga menyisakan ujung kejantanannya. Kemudian dihempaskan turun dengan kasar.
Yibo spontan berteriak. Posisi itu membuat batang Sean masuk lebih dalam dari yang sebelumnya.
"Akhhhhh ...."
"Bagaimana, Baby? Enak, 'kan?"
Anggukan brutal Yibo berikan sebagai jawaban. Tubuhnya bergerak liar di atas tubuh Sean.
Hentakan demi hentakkan Yibo terima. Tubuh yang dipenuhi peluh itu semakin mengkilat terkena pantulan cahaya lampu tidur yang remang-remang.
Kedua mata terpejam erat. Kala benda besar milik Sean semakin melesat dalam. Kedua tangan melingkar indah di leher sang dominan.
Tak ada spasi yang membatasi kedua tubuh telanjang itu. Pentil merah muda Yibo bergesekan langsung dengan dada kekar Sean ketika sodokan di bawah sana semakin brutal.
Gairah meletup-letup. AC kamar bahkan tak mampu menyamarkan panasnya gelora yang melanda kedua anak adam itu.
Posisi kembali berubah. Kali ini adalah doggy style. Sean benar-benar menanggalkan kewarasannya. Ia dilahap habis oleh gairah.
Entah berapa banyak ronde yang telah mereka lakukan. Entah berapa kali klimaks itu datang tapi, stamina Sean dan Yibo patut diacungi jempol. Alih-alih lemas setelah membuang banyak cairan, keduanya justru semakin bersemangat, lagi dan lagi. Seakan tak ada lagi hari esok.
Sementara itu, di luar sana, desahan dan erangan kenikmatan dari pasangan Zhanyi terus mengalun memenuhi penjuru mension.
Kamar yang menjadi saksi bisu persenggamaan panas Sean dan Yibo sebenarnya kedap suara seperti kamar Cheng Xiao dan Xukai. Namun, pintu yang tak tertutup rapat berhasil meloloskan alunan syahdu khas pasangan bercinta.
Para penghuni mension yang masih berkumpul di ruang keluarga mendengar jelas bagaimana suara-suara laknat itu menembus telinga mereka.
"Kau dengar itu, 'kan, Pa? Sean benar-benar meng-unboxing Yibo. Oh, My ... Mama suka desahan mereka. Bangga banget rasanya punya anak kayak Sean. Tidak sia-sia, kan, Papa bekerja keras saat Mama mengandung dulu. Lihat hasilnya, putra kita mewarisi kegagahan Papa di ranjang."
Kata-kata vulgar yang keluar dari mulut Cheng Xiao berhasil membuat para manusia di sana bersemu. Tenda segitiga bahkan telah terpasang di selangkangan beberapa para pengawal lantaran horny mendengar desahan binal Yibo. Minus Xukai tentunya.
Bagi Xukai, sebinal apa pun desahannya, semolek apa pun tubuhnya, gairah dalam diri tak akan pernah bangkit jika itu bukan Cheng Xiao. Bagaimana mungkin? Apakah Xukai tidak normal?
Entahlah, mungkin Cheng Xiao benar-benar sememuaskan itu di ranjang hingga sang suami tak bernapsu melirik yang lain.
"Ma, dia juga anakmu. Keganasan Sean tidak hanya menurun dariku tapi darimu juga, Sayang. Apa Mama tidak sadar, Mama cukup binal jika di ranjang. Siapa yang terus berteriak lebih keras, lebih dalam dan lebih-lebih lainnya, hum?" goda Xukai. Tangan pria itu bahkan telah masuk ke dalam rok sang istri dari belakang.
Blushh!
Merunduk malu, para pelayan benar-benar tak tahan lagi. Kenapa Tuan dan Nyonya Besar mereka suka sekali, sih, melontarkan hal-hal vulgar di depan mereka yang rata-rata jones?
Memang benar, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sejauh apa pun buah itu menggelinding ke dataran rendah, darah yang mengalir di dalam tubuh tentu tak akan bisa dipungkiri.
Memilih abai, Cheng Xiao mengalihkan pandangannya yang semula mendongak ke atas menjadi menghadap ke depan. Tepatnya pada area privat pengawal yang berpredikat seme.
Salah satu alis terangkat. Tatapan Cheng Xiao sontak menajam. Menghunus tepat ke arah tenda segitiga yang berada di antara kedua paha para penjaga keamanan huniannya.
"Jangan berani-berani membayangkan bagaimana tubuh menantuku mendesah nikmat di bawah kukungan kalian. Jika Sean tahu kalian berani memikirkannya, maka ucapkan selamat tinggal pada benda kebanggaan itu. Kalian tidak lupa, bukan, bagaimana lihainya Sean memegang pisau? Ia pasti dengan senang hati mengebiri milik kalian yang telah berani berfantasi liar dengan tubuh Yibo sebagai bottinya."
Glup!
Secara serentak tangan para seme bergerak memegang benda kebanggannya. Seakan-akan melindungi benda itu dari sesuatu hal yang dapat menghilangkannya.
Mereka akui, mereka memang salah karena sempat membayangkan tubuh mulus Yibo. Akan tetapi, bukankah itu normal?
Siapa yang tidak terangsang mendengar desahan erotis dari sosok indah berperawakan bak Dewi Aphrodite seperti Wang Yibo?
Sedetik kemudian, pemikiran bodoh itu segera dienyahkan. Bulu kuduk berdiri, tubuh mereka serasa menggigil kala bayangan bagaimana Sean memotong kejantanan mereka terlintas di kepala.
Demi Tuhan, keluarga bilioner yang satu ini benar-benar unik. Selain tak masalah dengan hubungan sesama jenis yang terbilang tabu di masyarakat, mereka juga terlahir dengan jiwa psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Boo (Zhanyi) PDF Ready✅
RomansaKeterlambatan Xiao Zhan dalam menyadari perasaannya sendiri membuat dokter tampan itu harus terjatuh dalam kubangan lumpur penyesalan. "Aku merindumu seperti ini. Seperti seekor kupu-kupu yang terbang ke sana kemari mencari sebuah kelopak bunga mata...