Dengan kecepatan tinggi, Sean melajukan mobilnya meninggalkan mension menuju rumah sakit. Rasa bersalah hinggap di hati kala mengingat apa yang baru saja ia lakukan pada Yibo.
Tiba di private parking khusus untuknya, putra tunggal dari pasangan Xukai dan Cheng Xiao itu sontak memukul stir mobil yang tak bersalah dengan brutal guna melampiaskan emosi.
"Bedebah! Apa yang baru saja kau lakukan, Sean? Bagaimana mungkin kau bertindak sejauh itu? Kau hampir memperkosanya.”
Sean menjambak rambutnya frustasi. “Sebenarnya ada apa denganku? Kenapa tubuhku selalu bereaksi ketika melihat Yibo? Apa mungkin aku mencintainya?”
Sean nampak berpikir keras. Keningnya mengernyit dalam ketika mencari jawaban. Sesaat kemudian, ia pun menggeleng pelan menilai rasanya yang bukan cinta melainkan sebuah nafsu belaka.
“Kendalikan dirimu Sean. Kau tidak boleh merusak Yibo karena napsu gilamu itu.”
Helaan napas panjang terdengar. Sejenak, Sean merebahkan kepala di atas stir mobil. Memejamkan mata mencoba menenangkan diri. Merasa cukup, ia pun keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam gedung bertingkat tersebut.
Suasana di rumah sakit berubah mencekam karena aura yang dikeluarkan Sean terasa sangat menyeramkan. Meskipun telah mencoba menenangkan diri, mood Sean tetap saja anjlok dan itu ikut mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.
Tak ada satu orang pun yang berani mengganggu apalagi sampai bertindak ceroboh. Kesalahan sedikit saja pasti akan berujung panjang jika mood sang direktur sedang jelek.
Kini Sean tengah memeriksa rekaman medis salah satu pasiennya. Namun ia tak bisa konsen mengingat Yibo di rumah.
Sean tak tahu harus bersikap bagaimana menghadapi Yibo nanti. Apakah ia akan bersikap biasa saja atau justru menjauh. Sean bingung, ia pun memutuskan menginap di rumah sakit untuk sementara waktu dan itu adalah kali pertama ia meninggalkan Yibo di rumah sendiri.
Di lain sisi, tepat setelah kepergian Sean tadi, Yibo ambruk ke lantai. Celananya ia benarkan lalu meringkuk membenamkan wajah di antara kedua lutut. Yibo merasa seperti jalang yang begitu mudah menerima semua sentuhan Sean dan ditinggal pergi setelah puas dicicipi.
Tubuh mungil itu bergetar hebat, diiringi isak tangis yang cukup pilu. Ingatan kala Sean pergi tanpa mengucapkan sepatah kata bahkan untuk berbalik melihatnya pun tidak, membuat dada Yibo kian sesak.
Hati rapuh itu hancur lebur. Yibo meraung keras memukuli area dada yang terasa dicengkeram hebat.Dengan lunglai, Yibo menyusuri satu per satu anak tangga dengan bertelanjang dada. Ia telah kehilangan muka ketika sudut mata menangkap beberapa pelayan yang bersembunyi di balik pintu dapur.
“Mereke pasti melihatnya,” gumamnya.
Setelah Yibo menghilang dari jangkauan, para pelayan yang tadinya mengintip saling memandang satu sama lain. Mereka turut bersedih melihat keadaan Yibo.
~ Zhanzhan Lee ~
Lima hari berlalu begitu saja. Sean yang disibukkan dengan pasien kecelakaan beruntun tak memiliki cukup waktu untuk kembali ke mension melihat kondisi Yibo. Bukan maksud menghindar, tapi dirinya benar-benar sibuk dengan para pasien yang memenuhi ruangan UGD sejak beberapa hari belakangan.
Jangankan pulang, untuk beristirahat saja Sean hanya memiliki waktu tidur tiga sampai empat jam sehari. Kesibukan membuat Sean lupa sejenak akan sosok Yibo yang terpuruk akibat ulahnya.
Tak jauh berbeda dengan keadaan rumah sakit yang dipenuhi pasien, keadaan mension keluarga Sean juga tak kalah kacaunya. Pasalnya, para maid mulai khawatir karena setelah kejadian lima hari yang lalu, Yibo tak pernah lagi menampakkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Boo (Zhanyi) PDF Ready✅
RomantikKeterlambatan Xiao Zhan dalam menyadari perasaannya sendiri membuat dokter tampan itu harus terjatuh dalam kubangan lumpur penyesalan. "Aku merindumu seperti ini. Seperti seekor kupu-kupu yang terbang ke sana kemari mencari sebuah kelopak bunga mata...