PART 11 : UNTUK KE SEKIAN KALI

382 20 1
                                    

Setelah mengantar Kiran pulang Natha melajukan motornya menuju rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Saat masuk ke dalam rumah Natha melihat dua koper di ruang keluarga, dia sudah bisa tebak bawah orang tuanya akan pergi lagi.

Natha sudah biasa di tinggalkan oleh keduanya, dari kecil Natha kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya yang terlampau sibuk dengan pekerjaan mereka sampai melupakan kalau mereka mempunyai seorang anak.

Saat Natha ingin menaiki tangga ada suara yang memanggil nya. "Natha sini dulu" ucap Aileen baru saja keluar dari dalam kamar dengan pakaian rapi.

"Ada yang mau mama bicarakan sama kamu" ujar Aileen sambil menyuruh duduk di sampingnya.

Natha tidak membalas ucapan mamanya, dia hanya membalas dengan tatapan datar. Natha saja baru berbaikan dengan mamanya.

"Mama sama papa mau keluar negri, kamu sendirian di rumah tidak apa-apa kan"

"Natha udah biasa kok sendiri dari dulu" balas Natha dengan tatapan datar nya.

"Mama sama papa pergi juga untuk kamu Natha, untuk hidup kamu lebih baik" ujar Aileen dengan mengusap lembut kepala anaknya.

"Aku nggak butuh uang kalian, yang aku butuhkan itu kasih saya dari kalian ma" ujar Natha pelan dengan menundukkan kepalanya.

"Mama sayang sama kamu Natha, nggak ada seorang ibu yang nggak saya sama anaknya" ucap Aileen lembut kepada anaknya sambil mengusap kepala Natha.

"Kalau sayang sama aku, kenapa dari dulu nggak pernah memperhatikan aku, selalu bibi yang masakin aku ambil lapor aku" ujar Natha, dari dulu orang tuanya terlalu sibuk, Sampai-sampai anak mereka di urus oleh asisten rumah tangga dari kecil.

"Lain kali mama akan coba luangkan waktu buat kamu" Aileen menatap anaknya dengan sendu batu kemaren dia baikan dengan anak satu-satunya ini.

"Baru kemaren kita baikan, masa sekarang mama mau pergi ninggalin Natha lagi" Natha memegang erat tangannya erat. Dia masih mau  di perhatikan oleh mamanya di rumah.

"Kapan ma, mungkin sampai aku mati kayak kak Naufal"

"Kamu ngomong apa sih" bentak Aileen.

Aileen sedikit trauma dengan kematian, karena anak pertamanya sudah meninggal waktu duduk di jenjang SMP, karena itu dia selalu menyibukkan diri untuk melupakannya.

Tetapi karena itu Natha kurang di perhatikan oleh orang tuanya, Natha berpikir dia anak yang tidak di inginkan oleh keduanya dan dia juga didik keras untuk menjadi yang sempurna oleh ayahnya.

"Kenapa ma?" Radhika keluar dari dalam kamar dengan jas yang melekat pada tubuh pria paruh baya itu.

"Naufal pa" ujar Aileen.

"Kamu apakan mama kamu Natha?" Radhika menatap anaknya itu tajam.

"Saya sudah bilang jangan membahas kematian di depan mama kamu, itu akan membuat dia ingat dengan Naufal" tekan Radhika.

"Pa Naufal dimana?"

"Naufal udah tenang di sana , mama jangan gini nanti dia sedih" Radhika berusaha menenangkan istrinya itu.

Natha sedih melihat mamanya seperti ini, dia tidak bermaksud untuk mengingat kembali atas kepergian kakaknya yang membuat trauma terdalam untuk Aileen.

Radhika menuntun Aileen u tuk berjalan keluar rumah, tanpa pamit kepada Natha, sepertinya dia sangat marah dengan anaknya itu.

Dia menyuruh anak buahnya untuk membawa koper mereka ke dalam mobil.

Sedangkan di dalam rumah Natha masih diam dengan tatapan kosongnya, dia berpikir apa salah dia meminta kasih sayang dari orang tuanya.

NATHA |ON GOING|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang