Hello everyone.
|HAPPY READING|
Pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar terang, dengan senyuman manisnya Kiran turun kebawah untuk menyapa keluarganya.
Belum Kiran melangkahkan kakinya ke lantai bawah kerah baju sekolahnya di tarik dari belakang oleh Jordan. "Aw, sakit tau" Kiran memukul tangan joran yang memegang bajunya.
Jordan tidak menghiraukan ucapan Kiran malahan sekarang tangannya sudah memeluk leher adiknya erat sambil membawa ke meja makan. "Kemana aja Lo kemaren, nggak ngasih kabar" ujar Jordan menatap adiknya tajam.
"Pergi sama teman"
"Dari pagi sampai malam, nggak tau apa orang rumah khawatir" Jordan duduk di salah kursi yang berada di samping papanya.
Kiran menatap kakaknya heran, sejak kapan kakaknya bersikap seperti ini. "Kan gue perginya sekali-kali"
"Iya sekali, sekali besok, sekali besoknya lagi, sekali nanti"
"Apaan sih gaje banget, gue juga udah minta izin kali sama mama" Kiran menatap mamanya di balas anggukan oleh Rani.
"Udah jangan berantem, kita makan dulu" Arya menengahi kedua anaknya.
"Papa tuh harusnya marahin dia masak iya pergi main dari pagi sampe malam, terus di antarin sama cowok lagi" Jordan ini cowok apa bukan sih bisanya ngomporin papanya terus.
"Beneran kamu di Antarin sama cowok?"
"I-iya" kenapa dia jadi gugup sepertinya di tatap serius oleh papanya.
"Ganteng an mana sama jordan" Jordan menatap Arya bertanya bukannya marah malah menanyakan ganteng atau tidak.
"Yah ganteng an dia dari pada bang Jordan" balas Kiran menatap Arya.
"Bagus, bagus" Arya memberikan jempol untuk Kiran.
"Lah kok gitu" Jordan menatap Arya tidak percaya.
"Emang gitu, Kiran harus dapat cowok lebih ganteng dari pada kamu biar kamu ada lawannya malas papa liat kamu narsis terus" balas Arya sambil memakan rotinya.
"Udah jangan ngejawab ucapan papa, kualat kamu" ucap Rani melihat Jordan akan memperpanjang pembicaraan.
"Hahaha, rencananya mau mojokin gue eh situ yang kena" tawa Kiran sangat membuat kuping Jordan panas.
"Diam Lo" Jordan berdiri dari tempat duduknya untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Ma, pa Jordan berangkat dulu" dia menciumi kedua tangan orang tuanya.
"Aku juga pamit, mau nebeng sama Abang" Kiran ikut apa yang dilakukan oleh Jordan.
"Abang apaan, Lo Kira gue abang ojek" ujar Jordan sambil memeluk leher Kiran membuat sang korban memekik kesal.
"Terus apa kan bener Lo Abang gue atau Lo bukan anak papa sama Mama"
"Mulutnya"
"Terus apa dong"
"Panggil gue my brother" ujar Jordan sambil menepuk dadanya keren.
Kiran memutarkan kedua matanya malas, sifat Jordan sangat membuat geli. "Woi buruan" teriak Kiran sudah nangkring di atas motor Jordan.
"Numpang nggak tau diri lo" Jordan memakaikan helm untuk Kiran lalu memakainya untuk dirinya sendiri.
"Berangkat" Jordan melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumahnya.
°°°°°°°°°°°°°°
Kiran berjalan di koridor sekolah dengan senandung kecilnya sambil membaca buku novel. "Ki" Kiran meringis merasakan tepukan orang di belakang sedikit kuat.
"Lo bisa santai aja nggak mukulnya" Kiran menatap tajam Liora yang sudah berdiri di sampingnya.
Liora menampilkan senyumnya seperti tidak merasa bersalah. "Tadi Lo di antarin sama siapa?" Dia menatap Kiran dengan mata binarnya.
"Sama kakak gue, emang kenapa"
"Ki Lo mau nggak jadi adik ipar gue" Kiran berhenti karena ucapan Liora lalu menatap gadis itu.
"Lo suka sama kakak gue?" Liora mengangukka kepalanya sangat semangat dengan senyuman yang masih bertahan.
"Saran gue jangan sih, dia orangnya norak nanti malu-maluin kalau di ajak jalan" seru Kiran kepada Liora membuat cewek itu cemberut.
"Yah padahal gue udah cinta pandangan pertama sama Abang lo" ujar Liora sambil mendudukkan dirinya di kursi di dalam kelas.
"Mending nggak usah kalau kata gue, masih ada banyak kok anak SMA kita yang ganteng" balas Kiran sambil menepuk pundak Liora.
"Ki Lo udah ngerjain tugas kimia belum?" Alysa menepuk bahu Kiran dari belakang.
"Belum, Lo kira gue bisa buatnya" balas Kiran menghadap ke belakang.
"Gimana caranya biar otak kita bisa Nerima pelajaran dengan lancar" ujar Liora membuat kedua temannya mengelangkan Kepalanya.
"Nggak tau, tanya aja sama mbak Byanca" balas Alysa sambil mengangkat bahunya, dari keempatnya yang lebih pintar tentu saja Byanca.
"Orangnya aja belum datang, padahal gue mau nyontek tugas ke buru ibuknya masuk" ujar Kiran lesuh, dia sudah pasrah saja di suruh keluar kelas jika tidak mengerjakan tugas.
"Kita sama, nggak pa-pa nanti kita keluarnya bertiga" balas Liora sambil memukul pelan bahu keduanya.
Tidak lama setelah Byanca memasuki kelas dengan wajah yang sudah di tekuk, tidak biasanya Byanca pagi-pagi sudah menekuk wajahnya.
"Pagi-pagi udah kusut aja tu muka" gurau Kiran membuat Byanca meliriknya sekilas sebelum berlalu ke bangku nya.
"Kenapa Lo?" Tanya Alysa sambil menghadap Byanca.
"Kucing gue mati" balas Byanca sedih.
"Mati lagi? Udah yang ke berapa kucing Lo mati by, mending nggak usah melihara kucing mending buaya aja" ujar Liora membuat kedua temannya menatap tajam.
"Li mending diam aja deh" ujar Kiran pelan sambil tersenyum.
"Nanti gue kasih lagi kucingnya, tapi gue culik dulu di rumah Tante gue" ujar Kiran sambil menepuk bahu Byanca, sudah hampir tiga ekor kucing Byanca mati entah kenapa bisa begitu.
"Kali ini kenapa lagi matinya?" Tanya Alysa.
"Nggak tau, pas gue liat kandang nya udah mati" ujar Byanca dengan raut wajah sedih.
"Mungkin udah takdirnya kali" sahut Liora.
Semua mata temannya menghadap Liora untuk menyuruh diam, agar tidak membuat Byanca semakin sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHA |ON GOING|
Ficção AdolescenteNatha satmaka gejendra adalah seorang ketua geng motor yang terkenal akan kebrutalannya saat dijalanan menghadapi musuh-musuhnya, dan obsesi menjadi sifat buruk yang ia miliki. Ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan sesuatu yang ia sukai termasu...