"Hoek!" Seisi rumah dipenuhi kekhawatiran dengan kondisi Jevano saat ini. Kamar mandi utama yang berada di dekat dapur Jevano gunakan untuk mengeluarkan isi perutnya. Mungkin ia masuk angin karena angin malam kemarin?
Jevano keluar dengan ekspresi yang sangat lega, lalu menuju ruang makan. Anggota keluarganya yang cemas dengan keadaan Jevano pun langsung siap siaga memijat tengkuk sang anak dan juga menyiapkan minum untuk Jevano. Sementara Mark baru saja turun dari kamar yang langsung menyusul mereka di meja makan.
"Kalo bakal lahir bayi di rumah ini gimana?"
Hening.
Semua kegiatan yang mereka lakukan berhenti seketika. Siapa yang tidak terkejut kalau ada yang mendengar pertanyaan ini? Pertanyaan yang sangat-sangat ambigu.
"Jevano... Kamu hamil?" Theo menutup mulutnya penuh dramatis.
"Wah, daddy kira kamu jantan, dek." Timpal Jeffrey.
"Di bobol sama siapa adek maniss...?" Marka juga ikut menggoda sang Adik yang wajahnya sudah terlihat sangat kesal sekarang.
Dalam hati Jevano sudah mengumpat penuh arti untuk keluarganya. Bisa-bisanya mereka berpikir kalau dirinya lah yang sedang mengandung. Apalagi candaan yang dibuat Marka sangat menjatuhkan reputasinya sebagai jantan sejati. Memang salah omong dia.
"Katanya sekolah tapi otaknya mana? Tolong diubah pola pikirnya."
"HEH!" Nah kan Bubu marah.
"Ya lagian kamu ngapain ngomong begitu? Kayak orang abis dibobol aja." Ujar Daddy Jeffrey. Iya iya, Jevano yang salah disini.
Jujur saja Jevano masih belum siap mengatakan ini. Terlebih lagi keluarganya menganggap celetukan tadi sebagai candaan semata. Kalau ia mengatakan hal yang sebenarnya, apa mereka masih bisa menanggapi hal ini dengan santai?
Namun, di sisi lain ia juga harus memikirkan Naren. Posisi Marka yang sudah mengetahui masalah-masalah Jevano dan Naren selama ini juga membuat Jevano malu untuk mengakui hal ini. Bagaimana tidak? Selama ini ia selalu menyumpahi Naren yang tidak-tidak di depan Marka, dan sekarang ia harus mengakui kalau Naren sedang mengandung anaknya? Haha lawak.
"Jevan habis hamilin anak orang, Dad, Bu."
"APA?!"
Ini keputusan Jevano yang sudah dipikirkan matang-matang. Jika ia menunda terus hal ini, akan lebih buruk nantinya. Toh, cepat atau lambat sudah pasti akan ketahuan juga kan? Perut Naren yang membesar serta berat badan yang naik drastis, pasti sudah membuat anggota keluarganya curiga. Bisa saja suatu saat nanti, jika Jevano menjauh dari tanggung jawabnya, keluarga Naren datang dan membakar rumahnya untuk balas dendam. Kan, tidak lucu!
"Jevan serius." Ucap Jevano.
Jeffrey yang sedari tadi hanya memasang wajah datar dan sangat santai membuat Jevano semakin takut kalau nantinya ia dihukum lebih berat. Mending di tonjok sampai babak belur beneran deh.
Satu helaan nafas berat Jeffrey keluarkan. Ia mencoba memaklumi perlakuan anaknya itu. Ternyata sifat nakalnya saat remaja menurun pada Jevano.
Iya, sifat nakal Jeffrey saat remaja sangat persis dengan sifat Jevano. Terlebih lagi keras kepalanya. Namun ada hal yang bisa ia banggakan dari Jevano, ia berani bicara hal ini dengan keluarganya. Walau cara bicaranya kurang sopan dan terlalu santai, tetap saja ia bangga karena secara tidak langsung Jevano berani untuk bertanggung jawab dan berusaha mendiskusikan kesalahannya pada keluarganya.
Untungnya saja kondisi kekeluargaan keluarga Hartawan saat ini sudah membaik. Kalau belum, sudah Jeffrey pastikan Jevano akan mengambil tindakan semaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Challenge || NOMIN [End] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ Local Story Jevano dan Naren adalah sepasang musuh bebuyutan. Sifatnya yang bertolak belakang mengundang pandangan sengit di antara mereka. Pada akhirnya, keduanya sepakat untuk mengakhiri permusuhannya dengan cara memainkan permai...