BRAK!
"ANJING LO! GUE BAKAL KASIH TAU INI KE JEVANO BIAR DIA TAU KELAKUAN SUAMINYA KAYAK BRENGSEK!!"
Mata Naren memicing ke arah gadis berseragam sekolah yang saat ini sedang berlutut dengan beberapa luka di daerah siku dan juga lututnya. Gedung sekolah sudah kosong tepat di pukul 13.30 karena ada kegiatan pertandingan voli yang mewajibkan seluruh murid dan guru-guru menyaksikannya dengan niatan memberi dukungan. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Naren agar bisa memeras Ica habis-habisan.
Karena Naren adalah seorang laki-laki, sudah pasti kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan perempuan yang lebih lemah darinya. Apalagi kondisi Naren pun juga sedang hamil, Naren tidak bisa melakukan kekerasan pada Ica dengan tangannya sendiri. Jadi, Naren meminta bantuan teman-temannya, Soyara dan Jessica.
Naren mendekat. Tangannya mengangkat dagu Ica agar bisa menatapnya.
"Lo ga malu?"
Tatapan gadis itu berubah sendu. Naren yang melihat hal tersebut hanya bisa terkekeh geli karena ekspresi yang Ica keluarkan.
"Gue ga bisa di bilang lonte karena yang bobol gue cuma satu orang. Waktu itu kondisinya juga sama-sama mau dan Jevano yang ngajakin gue duluan. Lah kalo lo?"
"Udah di grepe om-om, masih ngejar suami orang lagi. Ga punya malu amat, kalo gue jadi lo sih malu, Ca. Mana lo anggota OSIS, hadeh." Sarkas Soya kepada Ica.
"BERISIK LO SEMUA! GUE BAKAL ADUIN INI KE PAPI GUE. GUE GA BAKAL BIARIN LO SEMUA TENANG SETELAH BULLY GUE KAYAK GINI!" Teriak Ica.
"Ga liat berita tadi pagi dia ternyata." Ujar Jessica.
"Bapak lo udah bangkrut, Ca. Lo mau ngandelin bapak lo? Mau adu bapak sama gue sekalian ga? Nanti gue bawa bapak gue deh buat duel sama bapak lo." Ujar Naren dengan santai.
Mimik wajah Ica tidak terkondisi. Hatinya terlampau kaget dengan apa yang diucapkan Naren. Tidak mungkin kalau Papinya itu bangkrut dalam waktu yang singkat. Ah, Iya, dan juga bagaimana Soya tahu tentang sisi gelapnya? Ica benar-benar skakmat kali ini.
Naren menyunggingkan senyumnya mengingat beberapa kejadian yang ia lakukan beberapa waktu lalu hingga membuat Ica kini tunduk padanya.
"Gila, ini kalo warga sekolah tau, anggota OSIS lainnya juga pasti bakal kena pemeriksaan pergaulan. Ga ngotak bener si Ica."
Dua remaja laki-laki yang tengah duduk di depan layar monitor menonton adegan porno Ica dengan sosok pria tua berusia 61 Tahun menggunakan ekspresi marah. Violetta Ica Kristin dikenal sebagai seorang gadis terhormat yang merupakan putri dari seorang pengusaha kaya dan juga donatur terbesar di sekolahnya sedang menjatuhkan harga diri keluarga dengan mudah.
Erik dan Naren saat ini sedang berada di ruang CCTV sebuah Club di daerah terpencil kota Jakarta. Awal dari niat mereka datang ke Club tersebut tadinya ingin bersenang-senang saja melepas rasa lelah karena materi kelas akhir yang memeras otak mereka begitu keras. Hanya saja, di tengah keramaian pengunjung, Naren sempat melihat Ica yang sudah mabuk berat di bawa oleh pria tua ke sebuah kamar sewa di sana. Oleh karena itu, Naren dan Erik mengikuti mereka hingga rela mengeluarkan uang demi mendapatkan rekaman Ica.
"Anjir ini mah bisa buat konsumsi gue juga."
"Najis sangean! Cepetan pindahin rekamannya ke hp lo. Gue butuh kalo sewaktu-waktu tuh anak bikin ulah lagi sama gue kayak tadi siang." Ujar Naren kepada Erik.
Sejak saat itu Erik selalu menyimpan aib Ica di dalam handphonenya dan menjadikan Ica sebagai pemuas nafsu Erik selama ini. Kini video tersebut sangat membantu dalam rumah tangganya dengan Jevano. Naren bisa memanfaatkan hal itu agar Ica bisa jauh dari kehidupan Jevano, dan lebih baik lagi kalau Ica bisa sadar diri untuk pindah ke sekolah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Challenge || NOMIN [End] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ Local Story Jevano dan Naren adalah sepasang musuh bebuyutan. Sifatnya yang bertolak belakang mengundang pandangan sengit di antara mereka. Pada akhirnya, keduanya sepakat untuk mengakhiri permusuhannya dengan cara memainkan permai...