Suasana dingin pada ruangan ber-AC membuat pemuda berusia 18 Tahun tersebut merasa gugup. Kakinya terasa begitu lemas berdiri di hadapan Romo sembari menunggu MC pernikahan mereka menyebutkan jadwal Naren akan masuk pada ruangan.
Kedua pintu besar terbuka. Tubuh sosok pemilik marga Hartawan tersebut menegang. Hari ini, tepatnya pukul 10.05 WIB Jevano berhadapan dengan para saksi dan akan segera mengucap janji serius di hadapan Tuhan untuk menjadikan Narendra Maheswara sebagai sosok yang akan di prioritaskan sebentar lagi.
Pakaian serasih dengan Jevano serta polesan wajah natural membuat kesan manis si pemilik nama Narendra Maheswara. Bola mata yang berlapis softlens berwarna hijau laut menatap punggung pasangannya dengan pandangan ragu. Kejadian yang tidak pernah ia duga sama sekali sekarang terjadi. Tangan sang Ayah yang ia kecewakan kini bertaut dengan lengannya yang akan menuntun Naren mendekat pada Jevano dan menyerahkan Naren pada pemuda itu.
Seketika Naren teringat satu hal, tentang ucapannya tempo lalu, 'Naren ga mau pacaran, maunya langsung nikah.' Haha, teringat sangat konyol. Kini ucapannya kecapaian. Sepertinya Naren harus memperbaiki ucapannya agar tidak menjadi sebuah doa.
Yudha menuntun Naren perlahan. Membawa anak ketiganya itu untuk mendekat dan menyerahkannya pada Jevano sebagai bentuk kepercayaannya.
Tubuh Jevano berbalik, menyambut mempelainya dengan senyum manis. Saat sampai, Yudha langsung menyatukan tangan Jevano dan Naren, biarkan mereka saling menggenggam dan merasakan indahnya hari ini.
Jevano dan Yudha berpelukan beberapa saat. Kembali memberi wejangan dan pesan-pesan moral lainnya demi masa depan sang anak yang sudah ia serahkan pada Jevano. Sampai setelah selesai Yudha pun melepas pelukan tersebut.
"Baik, untuk kedua mempelai apa sudah siap?" Keduanya mengangguk, menjawab Romo yang berada di hadapan mereka.
"Siap!"
"Sentuh Alkitab suci ini dan ikuti ucapan saya sebagai ucapan janji dan sumpah pernikahan."
Entah Jevano maupun Naren, mereka berdua mengikuti perintah pria tersebut. Sampai pada akhirnya saatnya Jevano mengucapkan sumpah janji suci menjadikan Naren pasangan sehidup sematinya.
“Saya mengambil engkau Narendra Maheswara menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.” Ujar Jevano dengan lantang.
Beberapa butir air mata telah keluar dari lubuk mata Theo dan Winata yang untuk pertama kalinya menyaksikan anak mereka mengucap janji suci pernikahan di Siang hari ini. Setelah Naren membalas janji tersebut dihadapan Tuhan, Romo, dan beberapa saksi, akhirnya Jevano dan Naren resmi menjadi sepasang suami-suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Challenge || NOMIN [End] ✓
Fiksi Penggemar⚠️MATURE STORY⚠️ Local Story Jevano dan Naren adalah sepasang musuh bebuyutan. Sifatnya yang bertolak belakang mengundang pandangan sengit di antara mereka. Pada akhirnya, keduanya sepakat untuk mengakhiri permusuhannya dengan cara memainkan permai...