Suasana sekolah pagi ini ramai seperti biasanya, khususnya kelas Karina dan Giselle dimana salah satu siswi mereka berhasil lolos audisi dan menjadi trainee dari perusahaan 3 besar yang sangat terkenal dan tentunya menjadi mimpi banyak orang.
Yeji. Trainer itu baru saja memasuki kelasnya dan langsung disambut gembira oleh teman temannya. Mereka heboh dan mulai berkumpul di bangku Yeji, bertanya tentang audisinya yang tak banyak orang tahu itu.
Yeji tampak malu dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Karena mereka juga terus bertanya dengan kepo.
Keriuhan itu membuat Giselle yang tadinya fokus membaca jadi menoleh ke arah meja Yeji dan melihat hampir semua anak di kelasnya menghampirinya. Kecuali 3 orang laki" yang sibuk dengan urusan mereka sendiri dibangku belakang.
Giselle menghela napas, lalu menoleh ke belakang dan menganggu Karina yang juga membaca sambil mendengarkan musik dari earphone kabelnya.
Giselle menarik satu earphone Karina. "Ya Karinashi" panggilnya.
Kelakuan Giselle itu membuat Karina langsung memasang wajah kesal dan merebut kembali earphonenya dari Giselle.
"Aisshh! Ada apa sih?" Tanya Karina nyolot.
"Itu lihatlah mereka semua menghampiri Yeji" Giselle mengarahkan pandangannya ke bangku Yeji lagi.
Karina ikut menoleh, lalu menghela napas. "Biarkan saja, mereka tidak mengganggumu kan?" Ia kembali menatap bukunya dan memasang kembali earphone kabelnya.
Giselle menatap Karina dengan kesal karena responnya selalu biasa saja. Apakah dia tidak ingin merasa gaduh? Atau mungkin memberi selamat juga? Bukankah mereka juga dekat saat tingkat pertama sekolah? Benar benar tidak menyenangkan.
Mungkin itu yang keluar dibenak Giselle dari caranya menatap Karina.
Gisellepun memutar kembali tubuhnya untuk menghadap ke depan dan fokus dengan nofelnya lagi.
Karina melirik Giselle yang kembali menghadap ke depan. Kemudian perlahan ia menoleh ke arah Yeji yang yang lain yang tengah menyimak Yeji bercerita tentang audisinya.
Tapi hanya sebentar, saat Karina kembali melihat ke bukunya saat itu juga Yeji melihat kearahnya. Dan alhasil mata mereka tidak bertemu. Yeji hanya diam dan ikut tertawa dengan yang lainnya sambil sesekali melihat ke arah Karina dan Giselle.
------
Irene memasuki ruangan timnya, pemandangan yang terlihat berbeda. Seulgi, Wendy dan Joy tengah berdiri di depan Direktur yang melipat tangannya di dada sambil berbicara ke arah mereka.
Kedatangan Irene membuat mereka berempat menoleh bersamaan. Dan Irene melihat Wendy membentuk tangannya menyilang dan mulutnya berkata tanpa suara "jangan mau"
Irene mengernyitkan dahinya mencoba menerima dengan cepat sinyal dari Wendy.
"Ahh Ireneshi kau disini" ujar Direktur untuk menyambut Irene.
Irene langsung menatap direkturnya dan tersenyum "apakah anda mencari saya?" Tanyanya sopan.
Direktur mengangguk, "ya, ya tentu aku mencarimu karena kamu ketua dari tim ini, ehh bisakah kau ikut denganku sebentar?"
Irene sempat melihat ke arah 3 temannya sejenak dan kembali menatap sang direktur. "Ah baiklah"
"Bagus, aku tunggu diruangan ya" direktur itu pergi dari ruangan tim Irene. Keempat gadis memberi hormat kepadanya dan melihatnya sampai benar benar keluar dari ruangan.
Irene menoleh ke arah Seulgi, Wendy dan Joy. "Ada apa? Apakah ada masalah?" Tanyanya sambil melepas jubahnya dan meletakkan ke atas sofa.
Seulgi dan Joy menggeleng tanda tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNNIES | Red Velvet [Season 1 END]
FanfictionIrene yang sejak berumur 15 merangkap menjadi orang tua mereka harus melindungi Yeri dan juga Karina dari pamannya terus datang, berusaha untuk merebut kekayaan keluarga mereka dan mencelakai keduanya. Bisakah Irene melindungi keduanya? Akankah peng...