8. Return (3)

161 23 0
                                    


"KARINASHII!!!"

suara teriak Irene yang baru saja masuk bersama ibu Yeji dan satu guru yang mengantar mereka.

Karina menoleh, kepalan tangannya terlepas dan langsung meletakkan kedua tangannya ke belakang saat melihat Irene ada disana.

Irene memberi hormat kepada semua lalu berjalan menghampiri Karina.

Plak!

Irene menjitak kepala Karina akibat kelakuannya barusan.

"Argh! Unnie sakit" keluh Karina langsung memegang kepalanya.

"Kenapa kau berteriak di depan orang yang lebih tua? Duduklah!" Perintah Irene lalu duduk di kursi Karina.

Dan Karina menarik kursi lain untuk ikut duduk.

Saat itu Wali kelas Karina dan Yeji juga mempersilahkan ibu Yeji yang datang untuk duduk di samping Yeji.

Semua pasang mata melihat kearah Irene.

Mengeluarkan buku catatan yang ada lambang perusahaan berita terbesar saat itu. Juga meletakkan nametag karyawannya di samping buku.

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali murid dan wali kelas seketika terdiam melihat hal tersebut. Karena mereka tahu, Irene bekerja di media terbesar dan terpercaya selama ini. Itu akan sedikit rumit jika ada dusta dalam kasus ini.

"Jadi untuk kakak Karina dan Ibu Yeji kalian pasti sudah tahu alasan kami panggil untuk hadir ke sekolah hari ini" ujar Kepala sekolah menyambut keduanya.

"Jadi Karina telah melakukan tindakan kekerasan yang seharusnya tidak dilakukan dilingkungan sekolah, dan korbannya adalah ketiga senior ini"

"Dan saksi yang ada di sana adalah Yeji..."

Irene tampak malas dan ingin semua ini cepat selesai, pihak sekolah terlalu bertele tele dan memutar fakta dengan menyebutkan Yeji sebagai saksi sedangkan Ketiga anak laki" dihadapannya sebagai korban.

"Permisi saya potong pak" Izin Irene sambil menatap sang kepala sekolah.

Tatapan tajam dari Irene mampu membius si kepala sekolah dan langsung memberikan izin kepadanya.

"Sebenarnya masalah ini tidak terlalu rumit, tapi saya pikir pihak sekolah terlalu bertele tele dan memanjangkan masalah"

Irene memainkan bolpoinnya hingga menimbulkan suara. Ia memperbaiki duduknya dan bersiap untuk bicara.

"Kesimpulannya adalah Yeji adalah korban pelecehan verbal dan perundungan oleh ketiga anak ini" ucap Irene yakin.

Semua terkejut dengan kesimpulan itu.

Irene kembali membuat suara diri bolpoinnya, membuat semua orang di dalam sana semakin tegang karena ia yang kini mendominasi keadaan.

"Pertama tentu jelas, mereka adalah senior dan setahu saya di sekolah ini gedung setiap tingkatan itu dipisah karena itu dipastikan mereka ada maksud untuk pergi ke gedung itu"

"Ya kita akan pergi ke perpus waktu itu" jawab salah satu siswa.

"Yaa benar, kita akan pergi kesana" timpal satunya.

Irene menghela napas. "Setiap gedung mempunyai perpustakaan yang isinya sesuai dengan tingkatan kalian, dan perpustakaan tidak ada di lantai kelas Karina dan Yeji"

Benar benar menghafal semuanya.

"Dan Yeji, apakah kau melihat mereka baru saja naik atau turun dari arah tangga?" Tanya Irene menoleh ke arah Yeji.

Yeji menggenggam tangan ibunya itu karena masih gugup. Ia perlahan menggeleng.
"Tidak Unnie, aku mendengar mereka diluar sudah agak lama"

"Tidak, kita memang sempat berhenti tapi tidak selama itu" elak sang siswa, tapi malah secara tidak langsung membenarkan hal itu.

UNNIES | Red Velvet [Season 1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang