17. Scramble

161 18 1
                                    


Irene duduk di samping Wendy yang kembali fokus dengan laptopnya. Ia menatap ke arah Yeri yang hanya diam melamun menatap ke arah luar jendela.

Wendy meletakkan laptopnya keatas meja dan memperbaiki posisi duduknya.

"Jadi Unnie sudah tahu dari Taeil Oppa?" Tanya Wendy membuka pembicaraan.

Irene mengangguk. "Daann.. apa Yeri masih mengenalinya?"

"Aku rasa iya, hal kedua setelah menanyakanmu dan Karina dia langsung membicarakan Yunho" jawab Wendy.

Irene menghela napas panjang. "Bagaimana dia bisa keluar Wendy? Bahkan ini belum setengah masa tahanannya." Ia benar benar tak habis pikir Yunho bisa kembali dan melakukan hal ini lagi.

Pintu terbuka. Seulgi masuk dengan membawa 5 gelas kopi untuknya dan yang lain.

Seulgi belum menyadari Yeri yang sudah sadar dan tetap berjalan ke arah meja lemari yang ada disana. Meletakkan kunci motor serta kopi yang ia bawa.

"Unnie ini titipanmu" ujar Seulgi sambil memberikan minuman pesanan Irene.

"Terimakasih" Irene menerima kopinya.

"For me?" Tanya Wendy

"Cappucino" ucap Seulgi seraya memberikan satu gelas milik Wendy.

"Thank You" Wendy tampak senang menerimanya.

"Apa Karina dan Joy belum kembali?" Tanya Seulgi.

Wendy mengangkat kedua bahunya. "Belum, mungkin mereka sekalian belanja"

"Unnie untukku mana?" Tanya Yeri dengan suara khasnya.

Seulgi yang tengah minum langsung tumpah karena terkejut mendengar suara itu. Ia langsung menoleh ke arah ranjang Yeri.

"Hah Yerima~ kau sudah sadar?" Tanyanya terkejut dan sangat terlambat.

"Ahh kau benar benar tidak melihatku ya" ucap Yeri kesal.

Seulgi langsung menghampirinya dan memeluknya dengan gemas.

"Aw ahhh hentikan Unnie perutku sakit", rintih Yeri sambil memegang perutnya.

Seulgi langsung melepas pelukannya dan meminta maaf. "Aahh maaf maaf aku terlalu bahagia"

Yeri membuka kedua tangannya seperti meminta. "Mana punyaku?"

"Matcha?? Ahh tidak tidak kau harus sembuh dulu baru boleh meminumnya" jawab Seulgi.

Yeri seketika cemberut. "Ayolah Unnie aku sangat menginginkannya" rengeknya

"Berhentilah merengek, kau sudah berumur 23 tahun Yeri dan ada Karina adik terkecilmu, itu tak akan mempan lagi" Seulgi malah mengomel.

"Ah baiklah" pasrah Yeri.

Seulgi tersenyum melihatnya lalu mencubit pipi Yeri dengan pelan. "Aku senang melihatmu kembali, aku kira kau akan tidur lama"

"Aku tidak selemah itu Unnie, kau, Irene Unnie, Wendy Unnie, Joy Unnie, bahkan Karina yang menganggap ku seperti anak kecil padahal seperti yang bilang tadi aku sudah berumur 23 tahun" jawab Yeri membela diri.

"Ah baiklah bayi besar cepat sembuh kalau begitu ya, jadilah kuat oke?!"

Yeri mengangguk.

Irene dan Wendy hanya tersenyum melihat tingkah keduanya.

"Ahh aku iri" ucap Wendy lalu meminum kopinya.

Irene tertawa. "kau lelah bertengkar dengan Yeri?" Tanyanya dengan tatapan jahil.

UNNIES | Red Velvet [Season 1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang