Keesokan harinya...
Tiff berjalan terburu-buru di lorong rumah sakit. Ia masih membawa koper karena dari bandara langsung kesana.
"Argh dimana ruangannya" ucapnya kesal sambil terus menoleh kanan dan kiri mencari ruangan Yeri.
"Ah ini dia" Tiffany langsung menerobos masuk dan melihat Irene yang tengah menyuapi Yeri, ada juga Wendy dan Joy yang duduk di kursi roda.
Tiff membelakkan matanya. Para gadis itu berkumpul disatu ruangan dengan keadaan Yeri dan Joy terluka.
"Mommy bagaimana bisa kau disini?" Tanya Wendy yang maju pertama menghampiri Tiff.
"Bagaimana, bagaimana"
PLAK!
Tiffany menjitak kepala Wendy dengan cukup keras sekaligus gemas dengan anaknya itu.
"Aw mommy sakiiiit" eluhnya dengan nada manja.
"Bisa Bisanya kalian tidak memberi kabar kepadaku!" Omel Tiffany lalu menghampiri Yeri dan memberinya pelukan.
"Ahh baby aku sangat khawatir denganmu" ucap Tiffany saat memeluk Yeri.
Wendy melihat itu sangat terkejut dengan sikap Mommynya. "Apa apaan bahkan anaknya saja dipukul, tanganku kan juga terluka" ocehnya cemburu.
Tiffany melepas pelukannya lalu memukul kepala Irene.
"Kalian ya benar benar" Tiffany sungguh kesal dengan Irene dan Wendy.
Irene hanya meringis dan memegangi kepalanya yang baru saja dipukul itu.
"Lihatlah Joy bahkan terluka, apa yang kalian pikirkan hingga tidak memberiku kabar? Yah Wendy?! Apa waktu kau menelphone mommy ini sudah terjadi? Bagaimana kau bisa bohong seperti itu"
Wendy langsung gagap untuk menjawab. "I-itu anu mom... Ehh"
"Anu anu, dasar kamu ya" tanya Tiffany sudah tidak ingin mendengar jawaban dari anaknya itu.
"Tapi aunty mobil Wendy Unnie mengalami kecelakaan" ujar Joy dengan nada yang sedikit takut.
"Ahh tolong jangan pikirkan soal mobil Joy, aunty hanya khawatir dengan keadaan kalian" jawab Tiffany. Lalu ia menghela napas kasar.
Tiffany kembali menatap Yeri dan menggenggam tangan keponakannya itu. "Maaf aunty marah marah, aunty hanya sangat kesal dengan unniemu"
Tiffany memperhatikan sekitar. Ia baru sadar ada yang kurang dari mereka semua. "Dimana Seulgi dan Karina?"
---
"Apa kau benar benar tidak apa apa?" Tanya Seulgi kepada Karina.
Mereka sedang berada di kantor polisi sekarang untuk mengurus laporan kasus penculikan dan penyanderaan yang dilakukan oleh Jaehyun dan juga terpidana yang melarikan diri Yunho.
Karina mengangguk. "Ya Unnie aku baik baik saja" jawabnya lalu tersenyum.
Taeil kemudian muncul dan memberikan berkas laporan kepada mereka.
"Terimakasih Oppa" ucap Karina menerimanya.
Taeil tersenyum lalu mengangguk. "Persidangan akan dimulai saat Jaehyun sudah sadarkan diri"
Karina mengangguk paham.
"Apakah dia baik baik saja?" Tanya Seulgi yang setengah bersyukur tapi juga setengah heran. Bukankah dia dan Wendy memukulnya dengan sangat keras?
Taeil mengangguk. "Tenanglah, yang kali ini tidak akan kubiarkan kabur" ucapnya lalu menepuk bahu Seulgi.
Seulgi mengangguk. "Baiklah, terimakasih Oppa aku akan kembali ke rumah sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNNIES | Red Velvet [Season 1 END]
FanfictionIrene yang sejak berumur 15 merangkap menjadi orang tua mereka harus melindungi Yeri dan juga Karina dari pamannya terus datang, berusaha untuk merebut kekayaan keluarga mereka dan mencelakai keduanya. Bisakah Irene melindungi keduanya? Akankah peng...