18:Bukan Siapa-siapa

913 76 9
                                    

Hari ini entah mengapa rasa-rasanya Naruto ingin pergi keluar.

Sudah sekian lama Naruto berdiam diri di mansion megah milik si mafia buntut ayam itu.

Meskipun Naruto terlihat masih nampak was-was akan tetapi Naruto tetap berusaha tenang dan melupakan kejadian mengejutkannya beberapa tempo hari lalu.

Dan hari ini Naruto berniat untuk pergi ke kampus yang sempat Naruto tinggalkan beberapa bulan.

Niat awalnya Naruto ingin mengambil cuti karna ia merasa tidak enak hati kepada pihak universitas dan juga rekan-rekannya yang lain.

Akan tetapi itu tidak Naruto lakukan karna Naruto juga berfikir ingin cepat-cepat lulus dari universitas itu maka Naruto pun memilih untuk melanjutkannya. Ya meskipun ia sudah terlalu ketinggalan.

Dan kini masalahnya tinggal satu lagi. Yakni bodyguard yang menjaganya.

Demi tuhan, ia tak ingin terlihat mencolok seperti ini. Lagi pula untuk apa bodyguard suruhan tuan pantat ayam itu sampai-sampai menjaganya hingga sampai ke kampus.

Dan hal ini membuat Naruto menjadi tidak bebas berinteraksi dengan teman-temannya.

Mau sekeras apapun Naruto memintanya untuk kembali akan tetapi tetap saja para pria berbadan tegap itu tak kunjung juga pergi.

Ahh, rasanya Naruto jadi rindu dengan kebebasannya dulu.

Namun apa boleh dikata. Hal itu kini tinggal harapan masa lalunya.

"Hah~"

Entah sudah berapa kali Naruto menghela nafas. Mungkin bagi orang yang percaya mitos tentu saja akan menganggap bahwa terlalu banyak menghela nafas itu artinya bisa memperburuk keadaan. Atau mungkin ada juga yang berfikir bahwa terlalu banyak menghela nafas itu memperpendek usia.

Tapi naruto tak masalah dengan hal itu. Lagi pula jika memang itu benar maka sudah sedari dulu ia tak asa disini. Oke lupakan itu.

Hari ini Naruto tengah disibukan dengan tugas kuliahnya yang menumpuk. Tak perah Naruto bayangkan akan sebanyak ini. Padahal sudah ada beberapa tugas yang sudah Naruto kerjakan di rumah si pantat ayam itu tapi entah mengapa tak ada habis-habisnya.

Rasa-rasanya Naruto ingin membakar saja benda elektronik bernama laptop didepannya ini.

"Ahh aku ingin makan ramen" gumam Naruto

"mungkin aku bisa menemanimu makna semanguk ramen" ucap seseorang yang sangat Naruto kenal.

Ketika Naruto melirik kearah sumber suara dan memperjelas tebakannya itu dan ternyata memang benar apa yang Naruto perkirakan. Mantan kekasihnya inilah yang mengajaknya berbicara.

"ohh Shimura-san anda rupanya. Sedang apa anda disini? Bukankah anda seharusnya bersama dengan istri anda?" tanya Naruto dengan bahasa formalnya.

Ingat orang yang di depannya sekarang ini bukanlah orang yang sama dengan yang dirinya kenal. sekarang ini ia adalah kakak iparmu. Mungkin sekarang ini orang ini sedang berusaha untuk berhubungan layaknya adik dan kakak ipar pada umumnya.

"ahh anda tak perlu repot-repot Shimura-san. Lagi pula saya sedang sibuk dengan tugas saya" tolak Naruto sehalus mungkin.

"bukankah kau bisa menyelesaikannya sembari makan?" Ucap Sai dengan sedikit memaksa.

"maaf tapi sepertinya saya tidak terlalu lapar"

Berbeda dengan lain perut Naruto yang kini sudah protes minta diisi. Awalnya Naruto sudah sangat senang dengan jawabannya. Karna dengan begitu orang yang ada didepannya ini pergi. Namun sepertinya sekali lagi kita ingatkan bahwa kondisinya berbeda dengan apa yang diucapkannya.

"Tapi sepertinya perut anda sudah protes meminta sesuatu" jelas Sai

Ingin rasanya Naruto masuk kedalam sebuah gorong-gorong dan menyembunyikan dirinya didalam sana saking malunya.

"maaf sekali lagi saya tidak bisa Shimura-san" tolak Naruto sekali lagi

"apa anda yakin. bukankah tidak masalah jika anda sedikit istirahat untuk sekedar mengisi perut anda. lagi pula segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik" Jelas Sai yang nampak sangat bersih kukuh dengan tawarannya.

"saya tak ingin ada seseorang yang melihat anda bersama saya bersama. Karna hal itu akan menimbulkan kesalahpahaman diantara anda dan saya. Jadi saya harap anda memahami itu"

"memangnya apa yang salah. lagi pula mereka sudah tahu bahwa kita adalah keluarga. Jadi tak masalah bukan"

Naruto semakin tak bisa berkutik lagi. Dan karena tak ingin memperpanjang pembicaraan Naruto memilih untuk pergi  dari tempat itu dan mencari tempat lain.

Sai yang melihat hal itu tentu saja langsung mengerti apa yang akan dilakukan oleh mantan wanitanya ini.

"Apakah kau setuju kita pergi makan bersama?" Tanya Sai

"Tidak maaf saya tidak banyak memiliki waktu" tolak Naruto

Tanpa melirik kearah Sai kembali Naruto pun mulai beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan manusia didepannya itu.

"Tunggu. Apa mungkin lain kali. Jika tidak sekarang bukankah bisa lain kali" ujar Sai sembari mencekal pergelangan tangan Naruto. Dan Naruto yang dicegah oleh Sai pun semakin memberontak saja.

Naruto yang merasa tak ada pilihan lagi akhirnya lebih memilih untuk mengiyakannya saja.

"Baiklah, jika begitu aku pamit terlebih dahulu. Dan sampai jumpa lagi Naru-Chan" ujar Sai sembari pergi meninggalkan Naruto sendirian di tempat itu.

"bukankah seharusnya aku yang pergi. Jadi kenapa sekarang jadi dia yang pergi meninggalkanku duluan?" tanya Naruto pada dirinya sendiri.

Entah mengapa sekarang Naruto jadi merasa bodoh sendiri. Tapi ya, yang penting sekarang pengganggu itu sudah pergi meninggalkan Naruto. Jadi itu artinya Naruto bisa kembali merasakan ketenangan. Ya mungkin seperti itu sepertinya.

Dan tanpa Naruto ketahui bahwa ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka dari jauh. Dan jika dilihat dari raut wajahnya ia terlihat sangat marah melihat kedekatan mereka berdua tadi.

***
Hari ini entah mengapa Naruto merasa bahwa itu adalah hari-hari yang paling sial baginya.

Bagaimana tidak. Seusai Naruto ditinggalkan oleh mantan kekasihnya itu tak lama setelahnya seseorang kembali mengganggunya. Entah mengapa kejadian beberapa saat yang lalu itu bisa sampai terlihat oleh orang yang dibicarakannya dengan mantannya itu.

Ya, memang tidak salah tebak. Orang yang datang untuk mengganggunya untuk kedua kali itu adalah istrinya alias kakaknya sendiri.

Dan kalian sendiripun pasti tahu apa yang yang akan terjadi bila mana kejadian tersebut terjadi di sekitar kalian. Tentu saja sebuah pertengkaran.

Meski sebenarnya yang terlihat hanya kakaknya a.k.a Naruko yang terlihat begitu menggebu-gebu. Sementara naruto sendiri ia nampak tak peduli dengan ocehan tak berdasarnya itu.

"Dengar. hubunganku dengannya tidaklah seperti yang neesama lihat. Lagi pula yang diingatnya hanya dirimu bukan aku. Hubungan kami sudah terputus sejak hari itu. Jadi tolong jangan salah paham." jelas Naruto dengan raut wajah malasnya.

"tentu saja hanya kau yang diingatnya. Lagi pula untuk apa Sai-kun mengingatmu. kau hanya sampah yang pantas untuk dimusnahkan." ujar Naruko dengan penuh kebencian.

"ya terserah kau saja neesama." sahu Naruto sembari pergi meninggalkan kakak perempuannya itu tanpa pamit.

Ya, kira-kira seperti itulah perdebatan melelahkan antara saudara itu terjadi.

Sungguh Naruto masih tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya hari ini. Entah mengapa tuhan begitu suka menguji kesabaran hambanya yang kecil itu engan segudang ujian.

Dan entah mengapa pula harus dua orang yang paling ingin Naruto hindarilah yang terlihat masalah dengannya hari ini. Sungguh benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.

"kuharap mereka tak akan berurusan denganku lagi. Aku sudah lelah jika harus berurusan dengan mereka lagi" ucap Naruto pada angin yang berhembus.







tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice Prince Is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang