chapter 1

6.3K 425 3
                                    

Malam itu seorang laki-laki berjas hitam abu yang bernama vincent avrelio berserta asisten pribadinya dengan pakaian senada baru saja pulang dari acara kenaikan jabatan sebagai presdir di perusahaan avrelio group menggantikan ayahnya. Tapi ditengah perjalanan mobil ditumpanginya mogok dikawasan jalan yang cukup sepi, hanya terdapat pohon dan juga semak-semak.

"Bagaimana apa kita tinggal saja dan pesan taksi? " tanya vincent pada asisten pribadinya bernama martin. Ia sedang sibuk memeriksa mesin mobil. Martin menjawab dengan anggukan. Tanpa pikir panjang vincent pun langsung merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel, tiba-tiba ia seperti mendengar suara bayi menangis cukup dekat dari tempat ia berdiri. Sontak mereka pun saling bertatapan.

"Martin apa kau mendengar suara bayi? " vincent memastikan bahwa bukan dia saja yang mendengarnya atau dia tidak sedang berhalusinasi akibat terlalu lelah.

"Iya, saya mendengarnya"

Setelah cukup lama terpaku akhirnya mereka memutuskan menghampiri sumber suara yang diduga berasal dari balik semak-semak. Dan benar saja di sana ada bayi didalam kotak kardus berukuran sedang. terlihat ditubuhnya terdapat ke merah-merahan menandakan ia belum lama dilahirkan, serta ada sebuah tas berisi semua perlengkapan bayi. Siapa yang tega membuangnya?

Vincent yang melihat keadaan bayi Malang itu merasa iba lantas menggendongnya.
"Tuan muda lebih baik kita segera menghubungi polisi dan melaporkan penemuan bayi ini" ucap martin, masih dengan wajah terkejutnya. Vincent diam sesaat. Ketika martin mengambil ponsel dari saku jasnya vincent isyarat menggunakan sebelah tangannya lalu berkata.

"Tidak perlu"

"T-tapi tuan muda jika tidak melapor bagaimana nasib bayi ini?"

"Aku akan membawanya pulang dan merawatnya"

Mendengar ucapannya membuat martin tidak bisa mempercayainya. Bagaimana seorang vincent yang bisa mengatakan hal itu dengan begitu saja, sedangkan ia sendiri masih mudah dan lajang, tidak punya pengalaman akan seperti itu.

"Tuan muda anda bahkan belum menikah bagaimana anda akan merawatnya? Saya takut orang akan berpikir yang tidak-tidak tentang anda" martin mencoba memberi pengertian. Tapi sepertinya tidak mempan vincent tetap membawa bayi itu sembari berkata

"Ini sudah menjadi keputusanku!" ada penekanan dalam kalimatnya membuat martin yang hanya sebagai asisten pribadi tidak dapat membantah lagi.

. . .

Mereka dan bayi di gendongan vincent yang sudah terlelap entah sejak kapan, kini telah sampai di mansion pribadi vincent. Di sana terdapat pagar hitam menjulang tinggi, serta kolam air mancur ditengah halaman. Mereka tiba menggunakan mobil yang sempat mogok tadi setelah martin berusaha lagi untuk memperbaiki akhirnya mobil itu dapat menyala.

Ketika mobil mereka tiba dihalaman depan pintu masuk rumahnya, disambut oleh pria paruh baya dia adalah john, kepala pelayan serta beberapa pelayan. Dan saat vincent keluar dari mobil betapa terkejut john melihat tuan mudanya membawa seorang bayi laki-laki yang terlelap di gendongannya.

"Tuan muda bayi siapa ini? " ucap masih dengan raut wajah bingung. Akhirnya vincent menceritakan semua kejadian tersebut. Ia pun sama halnya martin tidak menyetujui vincent merawat bayi ini dengan alasan yang sama, namun apa daya vincent masih teguh akan keputusannya sendiri.

"Paman john tolong suruh beberapa pelayan untuk mengurus bayi ini aku akan kembali ke kamar untuk membersihkan tubuhku" vincent menyerahkan sang bayi lalu berjalan menuju kamar.

Setengah jam berlalu vincent usai melakukan ritual mandinya, terlihat ia tengah mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk kecil. Saat dirasa cukup kering ia merebahkan diri di kasur king size miliknya. Berharap ia dapat beristirahat setelah melewati hari yang sangat melelahkan. Tetapi baru saja vincent memejamkan mata seseorang telah mengetuk pintu kamarnya, membuat kegiatan istirahat itu tertunda.

Young Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang