chapter 19

155 20 0
                                    

Empat orang tengah berjalan memasuki mall terbesar di kota. Seorang wanita menggandeng dua anak laki-laki disisi kanan serta kirinya dan dibelakangnya martin mengekori setiap langkah mereka. Jika tidak tahu mungkin orang akan mengira bahwa elise adalah nyonya dari keluarga konglomerat yang tengah mengajak kedua anaknya dengan ditemani satu bodyguard.

Dan itu terbukti ketika beberapa pasang mata memperhatikan mereka atau lebih tepatnya kepada kevin dan kenzo. Walaupun masih anak kecil, tetapi mereka memiliki wajah yang tampan dengan hidung mancung, mata coklat kevin dan mata hazel milik kenzo ditambah mereka sama-sama mempunyai bulu mata yang lentik, sungguh semakin menambah kadar ketampanan mereka.

Elise memperhatikan kevin dan kenzo secara bergantian. Ia akui mereka memang tampan, tetapi yang membuat elise begitu penasaran ialah, bagaimana wajah ibu kandung kevin sebenarnya sampai ia menurunkan gen unggulnya pada anak lucu disisi kirinya ini.

Elise berpikir begitu bukan karena vincent jelek, bahkan baginya vincent sama tampannya bahkan lebih tampan, apalagi rahang tegas vincent dan jangan lupakan bibir tipis merah jambunya yang begitu menggoda Kaum wanita. Kembali pada kevin dari semua ketampanan yang melekat dalam diri vincent, menurutnya tidak satu pun yang diturunkan ke kevin jadi elise yakin kalau kevin mirip dengan mendiang istrinya yang tak kalah cantik dan bila mereka disatukan, akan seperti keluarga kerajaan dalam dunia fantasi.

Bicara soal mantan istri yang elise pikirkan, sebenarnya banyak dari orang kantor yang berspekulasi kalau vincent adalah seorang duda istrinya meninggal pasca melahirkan kevin dan vincent masih belum move on membuatnya masih setia sendiri selama ini dan ada juga yang  beranggapan kalau kevin adalah anak hasil hubungan gelap vincent dengan kekasihnya dan masih banyak lagi.

Paling banyak populer dari semua gosip dan yang paling dipercaya seluruh pegawai kantor adalah kalau vincent adalah duda gamon, bahkan gosip itu sudah terdengar ditelinga vincent, namun ia tidak pernah menanggapinya sedikit pun
atau bisa dibilang tidak peduli. Terserah orang mau berpikir apa, selagi itu bukan berita pasal kevin anak angkatnya, karena jika itu terjadi ia tidak akan membiarkannya, ia takut hal itu didengar oleh kevin.

"Kenzo, papa tadi menelpon, katanya kita boleh belanja sepuasnya"

"Benarkah? "

"Iya, ayo kita pergi beli mainan yang banyak" kenzo dan kevin menarik tangan elise membuatnya tersadar dari lamunannya.

Sampailah mereka pada salah satu toko mainan bertuliskan Hamsley. Disana mereka menjelajahi setiap sudut di toko itu elise serta martin hanya mengekori dibelakang mereka sambil membawa keranjang untuk menaruh mainan yang akan dibeli nanti.

Tidak terasa baru 30 menit berkeliling, tapi dua keranjang yang tadinya kosong kini telah penuh dengan mainan, bahkan hampir semua jenis mainan yang ada di toko itu di ambil oleh mereka.

"Tuan muda, apa anda masih ada yang ingin dibeli lagi. Jika ada akan saya ambilkan satu keranjang lagi, karena ini sudah penuh"

Kevin yang berdiri didepan martin mengalihkan atensinya kebelakang, ia tampak berpikir lalu menatap kenzo yang berada disampingnya.

"Kenzo, kamu mau cari mainan apalagi? "

"Enggak udah cukup"

"Udah cukup martin"

Mereka berjalan menuju kasir elise berniat ingin memakai kartunya saja ketika membayar, walaupun vincent menyuruhnya untuk pakai black cardnya, namun elise merasa tidak enak bagaimanapun juga itu ada mainan kenzo.

"Totalnya 10 juta"

Seketika mata elise melotot mendengar total belanjaan mereka ia pikir ini akan menghabiskan 2-3 juta, namun siapa sangka sampai 10 juta yang mana itu setara dengan gajinya selama sebulan.

Young Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang