Pada malam harinya vincent benar datang pada acara itu bersama dengan davin yang memang diundang secara rutin disini. Ketika mereka masuk langsung semua sorot mata tertuju pada mereka atau lebih tepatnya pada vincent. mungkin orang-orang merasa asing melihat pemandangan ini, sebab ini pertama kali vincent datang dalam sebuah acara seperti ini biasanya ia hanya akan mengirimi sebuah hadiah saja sebagai pengganti ketidak hadirannya atau vincent akan memilih datang di acara-acara tertentu saja jelas semua orang menatap vincent yang datang dalam acara ini seakan melihat pemandangan langka, selain itu dia juga terkenal sebagai pengusaha muda yang sukses. Di usianya sekarang, mampu bersaing dengan pengusaha lain dan mampu menaikan saham di perusahaannya.
Saat vincent dan davin berjalan menuju tempat tuan rumah tengah berdiri, ia mendengar dua orang wanita membicarakannya.
"Bukankah dia presdir dari avrelio group? Tidak menyangka dia datang kesini"
"Kenapa tidak, disini adalah acara para pebisnis jelas dia datang"
"Bukan itu maksudku, aku dengar dia jarang sekali hadir dalam acara seperti ini, tapi lihatlah dia datang sekarang ini sungguh momen langka dan akhirnya, aku bisa lihat wajah aslinya yang dikabarkan sangat tampan" ia menatap vincent dengan tatapan seolah terpanah oleh ke tampanan vincent.
"Ingat dia sudah menikah bahkan punya anak" sahut seseorang yang tiba-tiba datang, reflek dua orang tadi menatapnya.
"Benarkah? Tapi aku belum pernah dengar atau melihat wajah istrinya di akun resminya avrelio group"
"Iya, karena menurut berita ia tidak mau menunjukkan wajah istrinya"
Keduanya langsung menghela napas berat.
"Pasti istrinya sangat beruntung punya suami seperti dia"
Begitulah percakapan diantara mereka. Sekarang beralih pada vincent dan davin yang kini tengah berhadapan dengan roland richard bersama istrinya dan anaknya, selaku tuan rumah.
"Tuan vincent, tuan davin terima kasih sudah datang ke acara kami" ucapnya sambil menjabat tangan keduanya.
"Terima kasih kembali" jawab keduanya secara bersamaan.
"Dan kenalkan ini istri saya karen dan Putri saya laorin"
"Salam kenal nyonya karen dan nona laorin"
"Tuan roland ini adalah hadiah yang telah saya siapkan untuk anda"
vincent membentangkan tangannya isyarat agar martin memberikan hadiah yang sedari tadi dibawa. Martin pun memberikan sebuah kotak hitam berukuran sedang pada vincent, lalu dia memberikannya pada roland.
"Tuan vincent ,terima kasih atas hadiahnya"
"Terima kasih kembali"
"Pelayan kemari" roland memanggil salah satu pelayan yang tengah berjalan sambil membagikan wine pada para tamu, roland mengambil dua gelas dari pelayan itu.
"Tuan vincent, tuan davin silahkan nikmati minumannya"
"Terima kasih atas tawarannya, tapi hari ini saya menyetir jadi tidak minum" tolak davin.
"Kalau begitu silahkan nikmati makanan disini" davin pergi untuk berkeliling menikmati makanan yang ada, sedangkan karen juga laorin pergi menyambut tamu lain atas perintah roland sekarang hanya menyisakan vincent dan roland.
"Tuan vincent maaf jika saya tidak pernah mengundang anda dalam acara saya"
"Tidak apa-apa tuan roland, sebelumnya kita juga tidak ada hubungan kerja sama dan pasti ada alasan anda mengundang saya"
Mendengar hal itu membuat roland menjadi salah tingkah ternyata vincent dapat membaca tujuan sebenarnya roland hanya tersenyum kikuk menanggapi.
"Tuan vincent bisakah anda memberi tahu alasannya anda tidak ingin membantu"
"Sudah saya katakan berkali-kali ada masalah dalam proyek anda apabila anda masih mau melanjutkan maka akan berdampak buruk, selain itu akan merugikan perusahaan, jadi saya khawatir bila saya membantu malah akan merugikan perusahaan saya. Saran saya anda lebih baik meriset ulang sebelum melangkah jauh"
"Apa anda meragukan perusahaan kami?! "
Vincent mengabaikan ucapan roland yang kesal terhadapnya dia sudah muak dengan roland yang terus saja memaksa agar bisa membantunya. Dia pun memilih untuk pergi, namun sebelumnya vincent meneguk habis wine ditangannya.
"Ck. Dasar sombong sekali jika aku tidak butuh bantuannya aku juga tidak akan rendah diri seperti tadi"
. . .
Sepulang dari acara vincent langsung disambut oleh para pelayan, termasuk john.
"Selamat datang tuan"
Vincent hanya tersenyum membalasnya.
"Apa Kevin sudah tidur? "
Belum sempat menjawab, vincent dapat mendengar suara Kevin yang tengah meneriakinya dan itu membuat vincent merasa kesal bagaimana bisa jam telah menunjukkan pukul 12 malam, tapi ia belum juga tidur dan seharusnya ia sudah tidur sejak 3 jam yang lalu. Kevin memeluk kaki tinggi vincent erat.
"Kevin, kamu pikir ini jam berapa, kenapa kamu belum tidur? "
"12 malam" jawabnya polos.
Tak lama kemudian meli salah satu dari pengasuh kevin datang dengan napas tersengal-sengal.
"Meli apa yang kamu lakukan, kenapa kevin belum berada ditempat tidurnya"
"M-maafkan saya tuan, tadi saya sudah membacakan dongeng dan menyuruh tuan muda tidur, tapi dia bersikeras ingin menunggu anda pulang"
Vincent beralih menatap tajam kevin.
"Bukannya sudah kubilang tidak usaha menunggu, aku akan pulang larut malam karena harus datang kesebuah acara"
"Tidak mau! "
"Kenapa, mau tidur di kamarku lagi? "
"Bukan itu"
"Terus, kenapa? "
"Besok hari libur, ayo kita ke kebun binatang"
"Kebun binatang, kenapa tiba-tiba? "
"Papa selalu sibuk kerja, setiap hari libur kita selalu di rumah gak pernah jalan-jalan"
Vincent terdiam yang dikatakan kevin memang benar, bahwa dia tidak pernah mengajaknya jalan-jalan, yang dia pikir hanyalah bekerja.
"Orang tua macam apa aku ini, hanya mementingkan pekerjaan" batin Vincent.
"Oke, besok kita ke kebun binatang"
"Janji" kevin menunjukkan jari kelingkingnya dengan senyum merekah.
"Janji" Vincent membalas jari kelingking kevin.
"Sekarang waktunya tidur"
Kevin isyarat minta digendong, langsung mendapat respon dari Vincent.
"Apa mau tidur bersamaku? " tanyanya.
"Tidur sendiri" jawab kevin sambil tersenyum.
"Good son" Vincent mengacak-acak rambut kevin gemas.
"Meli, sekarang kamu boleh istirahat biar saya yang menemani kevin"
"Kalau begitu saya permisi tuan"
Vincent berjalan menuju kamar kevin, terlihat kamar dengan nuansa serba biru, dipan yang berbentuk mobil, spray bermotif toy story. Semua hiasan dikamar kevin adalah kartun favoritnya. Vincent meletakkan kevin dengan gerakan perlahan tapi pasti agar tidak membangunkannya, yang entah sejak kapan sudah terlelap di gendongannya. Dia menarik selimut sampai sebatas dada, tidak lupa dia mengecup kening kevin sekilas, lalu pergi ke kamarnya.
Setengah jam kemudian vincent keluar dengan menggunakan piyama terlihat wajah segarnya seusai mandi, kemudian vincent berjalan menuju meja nakas, meraih ponsel, menekan nomor seseorang.
"Martin, tolong pesankan dua tiket ke kebun binatang untuk besok dan sampaikan pada paman john untuk menyiapkan persiapan untuk piknik"
vincent langsung mematikan panggilan secara sepihak sejurus kemudian vincent bersiap untuk tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy
Fiction généralevincent avrelio adalah seorang presdir muda yang baru saja lulus dari universitas ternama di inggris saat ia baru menduduki posisi sebagai presdir di perusahaannya disitulah dalam semalam ia menjadi seorang ayah dari anak yang ditemukannya