Setelah kepergian kevin dan kenzo ke kamar, elise menatap lekat kearah benda yang dibawa oleh kenzo tadi. Dia mengambilnya dari atas meja, membukanya lalu terlihat foto-fotonya ketika mereka jalan-jalan kemarin. Dia terpaku melihat foto itu, disitu kenzo terlihat sangat bahagia tidak pernah dia melihat kenzo sebahagia ini.
Elise beralih menatap vincent yang ternyata juga menatapnya.
"A-apa anda yang mencetak foto-foto ini? "
Vincent mengangguk.
"Maaf jika aku mencetak fotomu tanpa izin,""Sebenernya aku melakukan ini agar kenzo bisa merasakan apa yang kevin rasakan, dan maaf jika kesanku ikut campur" vincent menjeda ucapannya.
"Mungkin aku juga tidak pantas mengatakan ini, aku pernah melakukan hal yang sama"
Elise mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan kata-kata vincent, tetapi ia membiarkan vincent melanjutkan ucapannya lagi.
"Aku berpikir dengan aku berkerja dan menghasilkan banyak uang, aku bisa membuatnya bahagia karena bisa menuruti semua kemauannya, tapi aku salah. Justru yang dibutuhkan kevin adalah bisa menghabiskan waktu bersama seperti kemarin kita lakukan"
Ini dimulai ketika liburannya kemarin di Inggris ke tempat orang tuanya menghabiskan masa tua setelah ayah Vincent mempercayakan perusahaan di tangan anaknya. Atau bisa dibilang di Inggris adalah mansion utama keluarga avrelio. Dan selama disana Vincent sama sekali tidak mengajak kevin untuk sekedar berkeliling menikmati wisata yang ada, karena ia terlalu lelah untuk itu, setelah menghabiskan waktu setengah tahun berkerja dan dihari libur ini ia hanya ingin beristirahat.
Dan Vincent sama sekali tidak menyadari bahwa kevin sangat ingin pergi jalan-jalan bersamanya, sebab yang terlihat kevin bahagia saja saat samuel mengajaknya pergi dan ia pikir itu saja sudah cukup. Namun ketika vincent melihat foto kevin di kebun binatang dengan yang di inggris, kevin memperlihatkan senyum begitu bahagia dibandingkan saat dia di Inggris. Disitulah ia menyadari bahwa memberi semua keinginan kevin bukanlah sumber kebahagian baginya.
"Pasti berat bagimu menjadi ibu tunggal, tapi jangan pernah lupakan waktu bersama keluarga itu sangat berharga"
Tanpa sadar elise meneteskan air matanya, menundukkan kepala dalam. Benar yang dikatakan vincent elise hanya berpikir bahwa ia harus bekerja keras untuk menghidupi kenzo tak pernah ia berpikir seperti itu.
Melihat elise menangis membuat ada perasaan aneh menjalar. Tanpa sadar tangan vincent bergerak ke pipi elise yang basah, mengusap air matanya.
Elise tersentak mendapat perlakuan vincent. Ia menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Seakan kembali dari kesadarannya, Vincent menarik tangannya menjauh.
"Maaf"
"Maaf jika ucapanku menyakiti perasaanmu" lanjutnya setelah beberapa detik terdiam.
"Tidak, anda ada benarnya" elise mengusap kedua pipinya.
"Saya hanya teringat seseorang"
"Seseorang siapa? " tanya vincent penasaran.
"Ayah kenzo" elise menatap vincent ragu apakah ia harus mengatakannya atau tidak.
"Andai saja dia tidak___"
Drrrt drrt drrt
Suara nada dering telpon vincent menghentikan ucapan elise dan dengan gerakan cepat vincent mengangkatnya, lalu beranjak ke kursi singgasananya.
"Halo ma"
"Halo sayang, bagaimana kabarmu? "
"Aku baik, apa mama juga baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy
General Fictionvincent avrelio adalah seorang presdir muda berusia 22 tahun yang baru saja lulus dari universitas ternama di inggris saat ia baru menduduki posisi sebagai presdir di perusahaannya disitulah dalam semalam ia menjadi seorang ayah dari anak yang dite...