Matahari telah tenggelam berganti dengan bulan bulat sempurna menghiasi malam. Akan tetapi vincent masih Setia di kantor menyelesaikan pekerjaannya.
Bukan vincent jika ia tidak gila kerja, bahkan ia sampai menyiapkan ruangan khusus untuk istirahat di ruangannya apabila ia tidak sempat pulang dan dulu vincent sering menggunakannya. Tetapi keadaannya berbeda sejak Kevin bertumbuh besar dan mulai bisa menggunakan ponsel, vincent jadi jarang menggunakan ruangan itu. Karena Kevin akan terus menelpon vincent menyuruhnya untuk segera pulang jika ia memang belum tertidur.
Kevin melakukan itu bukan tanpa alasan. Ia melakukannya selain agar vincent tidak terlalu gila kerja dan lupa waktu, Kevin juga ingin bila menonton kartun kesayangannya ditemani olehnya. Bila vincent mengabaikan itu akan membuat Kevin marah lalu mendiaminya selama beberapa hari hal itu akan membuat vincent semakin kerepotan untuk membujuk anak semata wayangnya. Dan vincent juga tidak suka diperlakukan seperti itu oleh anaknya.
Baru vincent beranjak dari kursi, dering telponnya berbunyi ia sudah tahu siapa orang yang menelponnya itu. Vincent menggeser tombol hijau lalu mendekatkan ponsel di telinganya.
"Papa, kapan kamu pulang kartun kesayanganku akan mulai"
"Aku sudah akan pulang, tapi kamu sudah menelpon" balas vincent sambil berjalan menuju parkiran mobil.
"Kalau gitu, cepat pulang ya, pa jangan kerja terus" Kevin langsung memutus panggilan sepihak.
Vincent menatap lamat ponselnya tanpa disadari senyum samar terukir di bibirnya. Terkadang ia merasa gemas sendiri dengan sifat Kevin yang seperti itu.
Sesampainya di rumah vincent sudah disambut oleh para pelayan didepan rumah dan ada john juga di sana.
"Paman john dimana Kevin? "
"Tuan muda ada didalam sedang menunggu anda" jawab john selaku kepala pelayan.
baru saja ia masuk Kevin berlari dengan tangan membentang ke udara menghampirinya sambil teriak 'papa' sontak vincent menggendong Kevin disaat ia sudah dalam jangkauannya.
"Papa, ayo kita ke ruang tengah, menunggu kartun kesayanganku" Kevin terlihat antusias.
"Iya. Tapi biarkan aku mandi dulu baru aku ke sana" vincent menurunkan Kevin.
"Jangan lama-lama, kalau gitu aku ke sana dulu menyalahkan TV" Kevin berjalan menuju ke ruangan tengah sedangkan vincent pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Beberapa menit kemudian vincent datang mengenakan piyama yang sama dengan Kevin, yaitu piyama berwarna biru. Vincent datang bersama macbook serta secangkir kopi ia berniat untuk begadang sebentar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi sambil menemani Kevin. Tetapi baru ia duduk dan membukanya, tiba-tiba Kevin berdiri menghadap vincent lalu menutup layar macbook-nya. Vincent hanya diam melihat apa yang Kevin lalukan sampai ia berkata.
"Papa gak boleh kerja atau liat MacBook kalau lagi sama aku" ucap Kevin dengan raut wajah kesal dan bibir dimajukan. Bukannya takut vincent malah gemas sendiri melihatnya.
"Baiklah aku tidak akan menyentuh MacBook dan hanya menonton kartun" vincent meletakkan MacBooknya diatas meja.
Terkadang vincent heran dengan sikap Kevin yang kadang terlihat seperti orang dewasa ini ia juga tidak tahu dari mana sifat itu, tetapi setelah dipikir lagi ini mungkin karena perlakuan vincent pada Kevin yang kadang seperti memperlakukan kevin seperti seorang teman. Selain itu vincent tidak pernah menyebut dirinya sendiri dengan sebutan 'papa' dan selalu berkata 'aku-kamu' pada Kevin.
Maka dari itu saat mereka berdua sudah saling berdebat akan terlihat seperti layaknya teman yang tengah berdebat.
Vincent memejamkan mata sekilas lalu tersenyum samar lalu mengangkat tubuh mungil Kevin ke pangkuannya menikmati tontonan, walaupun itu hanya berlaku untuk Kevin.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 01.00 a.m dan acara TV yang mereka tonton tadi telah selesai satu jam lalu. Vincent terbangun lalu mengerjabkan mata berulang kali ia tak sadar sudah tertidur cukup lama disini dengan Kevin yang masih berada di pangkuannya.
Vincent mengamati sekitar selama beberapa menit terlihat rumahnya yang terbilang besar mulai sepi, karena sekarang mungkin para pelayan rumahnya telah beristirahat di rumah belakang tempat para pelayan serta bodyguard tinggal.
Vincent beranjak sambil menggendong Kevin ke kamarnya. Vincent meletakkan Kevin di ranjang dengan hati-hati takut bila dia akan terbangun. Saat vincent hendak keluar kamar Kevin terbangun.
"Pa aku mau tidur di kamarmu malam ini" ucap Kevin dengan suara khas orang bangun tidur.
Tanpa basa-basi vincent menggendong Kevin lagi menuju kamarnya, menaruhnya perlahan di kasur king size miliknya agar tidak membangunkannya lagi, lalu tidak lupa vincent menyelimuti Kevin hingga tertutup setengah badan. Sejurus kemudian vincent pun ikut berbaring di samping Kevin.
. . .
Pagi hari yang cerah telah tiba dan orang di rumah vincent sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk tuan rumah seperti biasa dan setelah sarapan mereka akan melakukan kegiatan masing-masing jika vincent di kantor kalau Kevin akan pergi ke sekolah.
Sekarang Kevin sudah sampai disekolah dengan diantar oleh supir pribadinya, karena ia tidak bisa berangkat bersama vincent sebab ia terburu-buru untuk meeting.
Kevin berjalan gontai menuju kelasnya tiba-tiba seseorang memanggilnya sontak Kevin berbalik, ternyata dia adalah kenzo.
"Hi kenzo kamu baru datang? "
Kenzo menjawab dengan mengangguk
"Kenzo hari ini boleh nggak aku main ke rumah kamu? "
"Boleh, tapi cuma ada kita berdua dirumah"
"Gapapa nanti kita main robot sambil nonton kartun"
"Oke"
"Ya udah ayo kita ke kelas"
Mereka melanjutkan perjalanan menuju kelas. Beberapa jam kemudian bel pulang pun berbunyi membuat seluruh murid mulai berhamburan keluar kelas termaksud Kevin dan kenzo yang sekarang tengah berdiri di depan gerbang sekolah.
"Kevin, aku udah telpon aunty, jadi kita tunggu aunty disini aja ya"
Beberapa menit kemudian belum ada tanda-tanda aunty Kenzo datang sampai akhirnya dering telpon kenzo, ia pun mengangkatnya.
"Aunty renata, kapan aunty sampai? "
"Kenzo maaf aku tidak bisa menjemputmu, aku hari ini ada operasi darurat jadi aku menyuruh orang untuk menjemputmu, apa dia sudah disana? "
Kenzo baru saja akan menjawab 'belum' namun seorang pria mendekatinya dan berkata ia adalah orang suruhan renata.
"Sudah tante"
"Baiklah kalau begitu aku tutup dulu"
"Apa anda tuan muda kenzo? "
"Iya"
"Kalau begitu mari saya antar"
Kenzo dan Kevin mengikuti pria itu, dia adalah salah satu sopir dirumah renata"
Mungkin kalian ada yang bertanya-tanya soalnya renata. Ia adalah sahabat elise dari dari SMA bisa dibilang satu-satunya sahabat elise punya dan ia sudah menganggap kenzo sebagai ponakan sendiri ia selalu mengantar jemput kenzo saat sekolah karena elise harus berangkat pagi-pagi sekali ke kantor dan pulang larut malam.
Maka dari itu ia mempercayakan untuk urusan kenzo padanya, walaupun terkadang ia juga sibuk sebab profesinya sebagai dokter dirumah sakit milik keluarganya. Tetapi ia masih bisa menyuruh orangnya untuk mengantar jemput kenzo dan bila ia ada waktu luang ia yang melakukannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy
General Fictionvincent avrelio adalah seorang presdir muda yang baru saja lulus dari universitas ternama di inggris saat ia baru menduduki posisi sebagai presdir di perusahaannya disitulah dalam semalam ia menjadi seorang ayah dari anak yang ditemukannya