01. Recruitment

57.8K 5.3K 340
                                    

"Nggak usah dianter sampe kelas juga Gun." Guntur menaikan alis menatap Diva yang berjalan didepannya.

"Nganter? emang kelas lu dimana? kelas gue arah sini soalnya." Diva nampak langsung salah tingkah karena kesalah pahamannya, ia sendiri sampai lupa jika kelas Guntur berada dilantai yang sama dengan miliknya.

Diva masuk dengan cepat kekelasnya menghindari Guntur, lelaki itu dapat melihat jika Diva nampak terkucilkan dikelasnya, bahkan sesaat ketika ia masuk kekelas lelaki itu sudah mendapat seruan yang tidak nyaman didengar.

Guntur berdiri menjulang didepan pintu kelas "Div, Pulang bareng mau?" Keberadaan remaja itu nampak membuat seisi kelas terkejut, Diva yang baru hendak duduk kekursinya itu terdiam membeku.

Sebuah kunci motor tergantung dijari Guntur "Gue bawa motor sendiri, ada sim juga." Ucap lelaki itu lagi tidak menghiraukan murid lain yang ada dikelas dan hanya fokus pada Diva yang ada dipojokan.

Guntur bahkan tidak menunggu jawaban dari Diva dan berjalan mejauh meninggalkan lelaki itu dengan senyum miringnya yang aneh.

"Maaf pak, saya tadi dipanggil kekantor buat urusan dokumen kepindahan." Ucap Guntur ketika guru yang mengajar di kelas itu nampak hendak membuka mulutnya karena Guntur masuk ke kelasnya terlambat.

"Oh iya udah, kamu bisa masuk."

Padahal Guntur berbohong.

Guntur dengan santai berjalan ke arah kursinya, pandangannya tertuju pada Samuel yang nampak menghindari tatapannya.

Guntur duduk dikursi miliknya. Remaja itu menyeringai sambil menyandarkan punggung, ia menarik kursi milik Samuel dengan kakinya hingga lelaki itu tersentak karena gerakan mendadak yang diakibatkan oleh Guntur.

Samuel terdiam dengan tubuh membeku saat suara dingin yang tenang menjalar ditelinganya "Lu tau Sam? diatas raja masih ada dewa, diatas dewa masih ada tuhan."

Ucapan itu berasal dari Guntur yang mencondongkan tubuhnya kearah Samuel, sebuah tangan besar terulur meraih dasi milik Samuel dan mencengkramnya dibelakang leher hingga lelaki itu merasa sesak.

Samuel mengangkat tangannya kearah guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas, Guru itu menoleh "Kenapa Sam?"

Remaja itu menunjuk Guntur yang duduk dibelakangnya masih memegang dasinya namun tidak lagi mencengkram kencang "Kenapa?" Tanya Guntur dengan nada dan raut wajah tidak bersalah.

Seisi kelas bungkam, untuk pertama kalinya Samuel yang selalu menimbulkan masalah itu tunduk.

"Kenapa Sam?" Tanya guru itu lagi dengan bingung.

"Dia narik dasi saya kenceng pak." Ucap Samuel.

Guru itu mendekat dan memperhatikan Guntur, remaja itu tidak membela dari atau melawan namun guru itu dapat melihat jika dasi milik Samuel tidak ada ditangan Guntur dan hanya tergantung dibahu pemiliknya itu.

"Ngaco kamu Sam, jangan macem-macem dia murid baru kamu mau apa lagi?!" Guntur menyeringai melihat Samuel dan teman semejanya yang nampak bingung.

Murid-murid dikelas IPA A1 nampak berhamburan keluar dan terkejut melihat keberadaan Guntur yang berdiri disamping pintu sudah memakai jaket windbreakernya dan menenteng helm.

Lelaki itu hanya diam menatap seluruh murid yang keluar dan menghentikan langkah Diva saat remaja yang berjalan menunduk itu nampak tidak menyadari keberadaannya.

"Jalan itu jangan liat kebawah." Ucap Guntur, Diva bergerak mundur dengan cepat melihat Guntur yang benar-benar datang menunggunya.

Ini sangat aneh terjadi disekolah itu, Keberadaan Guntur sendiri sudah sangat aneh bagi semua orang.

SOFTCORE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang