05. First Move, First Defend.

37K 4K 273
                                    

"Libur bang?"

"Minggu dek." Gadis yang berbaring dikasur itu tertawa kecil "Iya juga,Lupa."

"Udah mandi tadi? mau jalan-jalan?" Guntur membuka jendela besar dan pintu balkon dikamar itu memasukan cahaya matahari dan udara segar yang langsung membuat kamar dengan suasana warna pastel hangat itu terlihat lebih hidup.

"Panas nggak diluar?"

"Enggak nih." Guntur menarik kursi roda mendekat kearah kasur lalu mengangkat gadis berambut sebahu itu duduk dikursi rodanya.

"Nggak usah jauh bang, di perumahan aja." Guntur mengangguk mendengar ucapan adiknya itu lalu mendorong kursi roda keluar dari kamar.

"Sekolahnya gimana bang?" Guntur yang mendorong gadis dikursi roda itu terdiam sesaat,melihat pemandangan sekitar perumahannya yang sepi.

"Bagus." Jawabnya singkat "Mau masuk sekolah lagi?"

"Enggak," Ucap gadis itu cepat, ia mengambil beberapa foto selfi dan meminta Guntur ikut berfoto bersamanya beberapa kali, lelaki itu hanya menuruti semua kemauan adiknya.

"Homeschooling aja pusing." Ucap Gadis itu tertawa, Guntur ikut tertawa dengan adiknya itu.

Langit terlihat cerah dan suasana pagi dihari minggu itu nampak sangat ramah.

"Perumahannya emang kosong gini apa gimana?"

"Nggak tau kayaknya ada orangnya cuma pegawai semua dek, jadi ya itu—"

"Sibuk masing-masing?" Tanya Gadis itu cepat.

"Iy—" Guntur dengan cepat melangkah kedepan menghalangi bola basket yang hendak jatuh dengan keras menuju adiknya itu.

"Sorry! Nggak sengaja kelempar keluar tadi." Guntur melihat seorang remaja yang nampak asing baginya.

Ilma yang nampak terkejut hanya memegangi bagian kursi rodanya.

"Nggak papa." Ucap Guntur melempar kembali bola itu pada sang pemilik.

"Orang baru?" Remaja itu berjalan menghampiri, Guntur menegakkan badannya dan kembali berjalan dibelakang kursi adiknya.

"Iya."

"Dewa, nama gue Dewa maksudnya." Lelaki itu memperkenalkan dirinya.

"Guntur, ini adek gue Ilma." Ucap Guntur memperkenalkan adiknya yang nampak canggung itu.

Guntur sedikit tersentak dan hendak menarik kursi roda adiknya itu namun melihat jika remaja yang memperkenalkan dirinya sebagai Dewa itu menunduk untuk merapikan selimut Ilma yang sedikit terbuka membuatnya mengurungkan niat karena nampaknya Dewa tidak berbuat jahat.

"Sorry, kebuka tadi." Ucap lelaki itu sambil mengusap tengkuk dengan canggung.

"Ma-makasih." Ucap Ilma gugup.

"Lu di rumah Div?" Guntur menatap wajah Diva yang memenuhi layar ponselnya karena dua remaja itu sedang melakukan facetime.

"Iya baru bangun." Ucap Diva mengusap matanya, membalik kamera dan melakukan gerakan melambai dikaca agar Guntur dapat melihat seluruh dirinya yang memakai baju oversized putih dan celana setengah paha hampir tidak terlihat karena bajunya terlalu besar.

Guntur melihat gerakan mirror video dari Diva cukup lama sebelum ia juga mengikuti remaja itu.

"Heh!" Seru Diva saat melihat Guntur melakukan Mirror video namun lelaki itu hanya memakai celana training tanpa atasan dan kaos tangan khusus untuk Gym.

SOFTCORE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang