11 . Wondering

33.8K 3.9K 243
                                    

Arctic Monkey - Do i wanna know?
.
.
.
.
Sammuel memutar matanya malas, ini sudah hari ketiga sejak kebiasaan aneh Guntur menunggunya dirumah untuk berangkat kesekolah meski memakai motor masing-masing.

Lelaki itu sudah tidak peduli dan terlalu malas meladeni semua tingkah aneh Guntur yang nampak tidak pernah ada habisnya, dan Sammuel lebih memilih untuk membiarkan dan mengacuhkannya selagi tidak membawa dampak buruk.

"Pagi-pagi udah cemberut aja lu, Senyum dong. Nggak seneng apa liat pacar cakep kek gue gini?" Guntur nampak melepaskan helmnya dan merapikan rambut dengan gerakan yang dirasanya seksi namun nyatanya menjijikan dimata Sammuel.

Sammuel mendengus kasar dan memasang helm fullfacenya, menaiki motor dan melaju mendahului Guntur yang nampak tertawa puas melihat reaksi Sammuel yang sesuai perkiraannya.

"Anj—Lu mau bikin kita berdua masuk rumah sakit apa gimana?!" Sammuel mencengkram erat kedua remnya saat Guntur tiba-tiba menyalip dan menghadang motornya. lelaki itu  memasang standard motor dan turun berjalan menghampiri Sammuel.

"Bentar yang." Guntur melepas helm Sammuel tanpa kesulitan berarti dan memasangkan satu airpodsnya pada telinga Sammuel serta kembali memasangkan helm itu dikepala Sammuel bahkan tanpa sempat sang pemilik berucap.

"Playlist gue aja ya, kalo lu nggak suka lu bisa kirim playlist lu ntar ke gue." Ucap Guntur menepuk-nepuk pelan bagian atas helm Sammuel dan mengelusnya seolah itu kepala.

Lagu Do i wanna know? milik Arctic Monkey itu dapat jelas didengar oleh Sammuel "Jangan jauh-jauh lu ntar koneksinya lemah." Ucap Guntur sambil menyeringai.

Sammuel tahu jelas jika Guntur sedang melancarkan aksi Flirting nya yang sangat mulus dimata Sammue.

Sebagai laki-laki yang mengaku normal, Sammuel paham akan apa yang dilakukan Guntur kepadanya. Menggoda dengan hal kecil yang sebenarnya berdampak besar, beralasan membagi airpods yang berarti menjaga jarak mereka tetap dekat.

"Bangsat." Desis Sammuel dibalik helmnya ketika melihat Guntur yang nampak menunggunya untuk melaju lebih dulu.

Guntur selalu berkendara dibelakangnya dan hal itu adalah salah satu strateginya agar Sammuel tidak kabur karena walau secepat apapun Sammuel melaju, Guntur akan tetap mampu mengimbanginya dengan mudah.

Flashback

"Lu ngebet banget ya anjing." Sammuel mendongakkan wajahnya menatap Guntur yang juga berjongkok didepannya.

"Namanya juga lagi naksir." Jawab Guntur terdengar santai seolah itu hal biasa yang dapat terjadi pada semua orang dengan mudahnya.

"Gila lo." Cerca Sammuel.

"Gara-gara lu." Ucap Guntur, Sammuel menatap wajah lelaki didepannya itu, ia tidak melihat satupun tanda keraguan atau lelucon dari Guntur.

Sammuel menghela nafas dan berdiri diikuti Guntur "Kalo lu mau jadi pacar gue ada syara—"

"Apaan yang?" Guntur memotong ucapan Sammuel bahkan sebelum ia berhasil menyelesaikannya.

Sammuel mendesis namun berusaha sabar, karena ini satu-satunya kesempatan untuk mengendalikan Guntur ditangannya "Jangan panggil gue 'sayang', Disekolah nggak usah lu banyak tinggak dideket gue, ketiga—yang paling penting lu jangan ganggu gue." Ucap Sammuel.

Guntur menaikan alisnya "Lu mau gue keep it lowkey?"

"Terserah lu lah nanggepnya apa intinya jangan aneh-aneh depan orang banyak, gue bukan homo ya anjing." Ucap Sammuel lagi hendak berjalan masuk namun Guntur bergeser dan kembali menghalangi langkahnya dengan tubuh besar.

SOFTCORE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang