15. Logging for you

33.6K 3.8K 429
                                    

Don Toliver - No idea
.
.
.
.
"Pagi tante."

"P..agi."

Guntur menyapa sopan, Diva sendiri terkejut melihat kedatangan guntur kerumahnya, remaja itu terlihat kikuk ketika Guntur bertemu dengan ibunya "Saya temennya Diva mau jemput biar bareng ke sekolah."

Wanita itu nampak sedikit terkejut karena mengingat selama ini Diva tidak pernah membawa teman atau bahkan memperkenalkan temannya kepada mereka.

"O-oh gitu, Udah siap Div?" Diva mengangguk dan berjalan keluar dengn cepat menyusul Guntur "Ngapain kesini." Bisik Diva dengan cepat.

Guntur tertawa kecil sambil menyerahkan helm "Lu nggak kangen sama gue apa?"

Diva mendesis pelan dan memasang helm dengan cepat "Helm siapa nih?"

"Adek gue."

"Pantes." Ucap Diva memasang helm yang sesuai dengan ukuran kepalanya dan berwarna putih beraksen biru langit itu.

Setelah meminta Izin kedua remaja itu berangkat pergi, Diva sedikit kikuk karena ini pertama kalinya ia bersama seseorang yang bernama 'teman'

Tidak membutuhkan waktu lama kedua remaja itu sudah sampai dilingkungan sekolah, Guntur melepas helm dan berjalan mengiringi Diva yang ada didepannya.

Guntur membuka resleting windbreakernya dan berjalan dengan santai sambil menenteng helm mahalnya.

Guntur memang sangat senang membuat seisi sekolah heboh, setelah kebersamaannya dengan Sammuel yang tidak tanggung-tanggung, kini remaja itu kembali menjadi pengawal Diva setelah seminggu lamanya.

"Bawa aja Div." Ucap Guntur menunjuk helm miliknya yang dibawa Diva, Sammuel yang berdiri tidak jauh dari posisi kedua orang itu mengernyit heran.

"Lu bingung nggak sih?" Tanya Thommas yang juga sedang memperhatikan Kedua remaja itu.

"Nggak sih, dia emang cuma pure ngelindungin Diva aja, keluarga kali ya?" Sammuel berucap, Thommas terdiam memproses statement sahabatnya itu.

"Mungkin gara-gara dulu adeknya dibully terus dia ngerasa Diva itu kayak adeknya." Ucap Sammuel menebak, meski faktanya ia tidak tahu apapun dibalik tindakan Ilma hendak mengakhiri hidupnya.

"Nggak Gunturnya nggak keluarganya serem semua njir." Ucap Thommas, Sammuel juga mengakui hal itu.

Thommas berjalan menjauh saat Guntur terlihat mendekat, Sammuel memasang airpodsnya dan menatap Guntur yang juga menatap kearahnya.

Sammuel mendongak saat Guntur mengelus jenjang lehernya.

"Pagi cantik."

🎶 First things first let me get that introduction (let me get that intro)
We on a long road to self destruction (self destruction)
You were so in love
You weren't gon' tell me nothing (you were so in love)
Let me get this clear (uh, huh), 'cause I had no idea (yeah)

"Pagi bangsat." Ucap Sammuel membalas sapaan Guntur, kedua orang itu berjalan beriringan ke arah kelasnya, Guntur menyerahkan. ponselnnya kearah Sammuel menyuruh remaja itu memilih lagu yang dia inginkan meski sebenarnya ponsel Sammuel pun telah terkoneksi pada akun spotify Guntur.

Sammuel menoleh saat mendengar samar Guntur yang menggumamkan bagian dari lagi No idea itu.

Lelaki itu nampak lancar dan sesuai tempo saat mengulang lagu yang didengarnya.

Tanpa sadar Sammuel menarik sisi bibirnya dan mengikuti langkah guntur disampingnya, ia melihat beberapa murid yang nampak sudah terbiasa dengan keadaan baru itu, Guntur dan Sammuel lebih tepatnya.

SOFTCORE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang