Lelaki Kemeja Biru

1K 84 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


Selalu di tuntut sempurna. Padahal sejatinya manusia tidak pernah sempurna sebagaimana pun keras untuk menyempurnakan diri apalagi atas penilaian manusia yang tidak ada habisnya. Tidak akan pernah bisa.

Jalan semesta bagi setiap insan berbeda. Bahkan manusia yang terlahir dari rahim yang sama. Lahir bersamaan dan berwajah sangat identikpun memiliki kisahnya masing-masing.

 Lahir  bersamaan  dan  berwajah  sangat  identikpun  memiliki  kisahnya  masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada suatu pagi di hari minggu. Seorang gadis dengan kruk berjalan tertatih di trotoar masjid Istiqlal. Kakinya yang di gips sebelah menyebabkan dirinya sulit berjalan. Apalagi ia tidak memberitahu siapapun tentang kepergiannya kali ini. Terlebih pada kedua orang tuanya yang super protektif terhadapnya.

Ada kajian yang di adakan sebuah komunitas dipelataran masjid Istiqlal yang rutin di hadiri dan banyak di antaranya para perempuan ikut serta.

Ponselnya berdering. Dengan susah payah gadis itu meraih ponsel dari dalam tasnya dan mengangkat panggilan dari sahabatnya.

"Assalamu'akum Kha, kamu jadi ikut kajian?" Tanya Almeera Sasa Indira, sahabatnya.

"Wa'alaikumsalam. Ini udah mau sampe. Kamu belum nyampe ya, bantuin dong. Susah jalannya."

"Belum, masih dijalan. Pelan-pelan aja ya."

Gadis itu mendengus kecil sebelum berbincang sedikit kemudian menutup sambungan panggilan. Suasana lingkungan masjid yang cukup ramai di sertai suara kendaraan yang bising menjadi pemandangan pagi yang selalu tersaji. apalagi saat hari libur begini.

Adalah Khalisa Taqia Rumaisha. Seorang perempuan dengan tinggi 154 cm berumur 19 tahun. Bermata coklat terang dengan kulit putih bersih berpipi chubby. Gadis yang baru menamatkan sekolah menengah atas dan baru saja mendaftarkan diri untuk kuliah dikampus impiannya. Namun gadis itu harus rela tidak mengikuti kegiatan awal saat masuk kampus karna insiden kecelakaan yang di alaminya beberapa waktu lalu. Yang menyebabkan kaki kirinya mengalami sedikit keretakan. Dan harus di gips dan berjalan memakai kruk. Masa pemulihan yang cukup lama menyebabkan moodnya selalu kurang baik. Terlebih dia yang tidak bisa diem.

Kletak!

Gadis yang di sapa Khalisa itu mendengus dengan mengerucutkan bibirnya kala salah satu kruknya terjatuh saat ia berusaha memasukkan ponsel kedalam tas.

Ia mencoba perlahan turun mengambil kruk. Sebelum sebuah tangan menjangkau kruk itu.

Khalisa mendongak menatap seorang pemuda dengan kemeja biru yang di biarkan tak terkancingi dengan kaos dalaman bewarna putih itu.

Sampai Bertemu LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang