بسم الله الرحمن الرحيم
Terlihat wajah yang selalu penuh tawa dan bahagia. Bukan berarti tak ada luka dibalik itu.
Mungkin saja seseorang yang terlihat harinya penuh dengan tawa itu hanya topeng menyembunyikan duka.
Bagai matahari yang selalu menjadi sorotan karna cerahnya. Begitu pula pemuda yang tangah berjalan di lorong fakultasnya sambil merangkul bahu teman dan saling melemparkan jokes-jokes.
Tentu saja semua mata akan menatap atau paling tidak melirik sekilas. Sayang melewatkan senyum secerah matahari itu untuk menjadi penyemangat pagi.
Tak jarang orang menyapa yang dibalas pemuda itu dengan ramahnya. Sang primadona kampus dan presma super ganteng idola kampus.
"Dy, ikut gak lo ntar malam. Balapan lagi. Lawan kampus sebelah," ujar Jeano temannya, yang akrab dipanggil Jean itu.
"Kagak bisa. Gue ada gladi. Gue ada pentas. Gak asik lo lupa ih,"cerca pemuda tampan dengan senyum hangat itu, Dyaksa Karunasankara.
"Oh iya sorry-sorry. Tenang bro gue bareng anak-anak pasti dateng kok. Lumayan nyari mangsa,"gurau Jean.
"Otak lo ya. Isinya cewek terus..,"
Tatapan Dyaksa terhenti pada gadis dengan stelan tunik bewarna krem yang dipadukan dengan blazer rajut dan topi yang ikut menutupi kepalanya yang berbalut hijab pasmina dengan warna senada itu. Senyum Dyaksa mengembang.
Itu si gadis Istiqlal. Pemilik wajah yang selalu kesal tapi sangat menggemaskan itu. Karna ketika kesal malah pipinya begitu cute.
Jalan gadis itu masih sedikit pincang. Namun sudah tidak memakai kruk lagi.
Secara implusif langkah Dyaksa sudah berjalan ke arah si gadis membuat Jeano hanya menatap heran.
"Pagi Dek," sapa Dyaksa.
Si dara yang disapa malah terlonjak kaget. Tak menyangka hari pertama perkuliahannya disambut hangat oleh sapaan sang primadona.
"Pa..gi Kak," sahut Khalisa gugup. Pupus sudah rencananya untuk melupakan pria ini. Jika malah dia yang mendekat.
"Oh iya. Belum tahu namanya nih, btw?"
"Khalisa..," cicit gadis itu menundukkan pandangan menyembunyikan rona.
"Cantik namanya. Selamat datang ya. Dan terima kasih udah sembuh. Duluan. Kalau kita ketemu lagi saya kasih hadiah deh, Bye."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Bertemu Lagi
RomanceBertemu adalah sebuah takdir. Meski kisah setelah pertemuan tak sesuai harap. Itu bukan salah takdir karna mempertemukan. Semuanya memiliki alasan. Semuanya sudah diatur semesta untuk dilakoni. Begitu juga dengan pertemuan Kh...