بسم الله الرحمن الرحيم
Dan pada akhirnya. Kita mengikuti hati untuk membenarkan adanya rasa cinta meski pikiran mengingatkan bahwa akhirnya akan hanya ada luka.
Karna jadwal yang sangat padat dan ke ambisian Khalisa atas apa yang ingin dicapai. Pada akhirnya membuatnya tumbang. Hari ini dia izin tidak kuliah karna demam parah. Untungnya hanya demam tidak di iringi dengan sakit yang lain dan tidak menyulitkan dirinya.
"Hayuk kita ke RS,"seru Haura. Membuka lemari anak gadisnya mencari jaket.
"Ibu, kakak cuma demam doang. Minum paracetamol juga reda. Gak mesti ke RS,"cetus gadis itu tanpa mengalihkan pandangan dari ipadnya. Masih sakit saja gadis itu tetap belajar.
"Gak mau! Kamu harus ke RS! Cek up aja sekalian. Ibu juga deh," cetus sang ibu merebut ipad sang anak yang ditanggapi dengan wajah kesal.
"Alah bilang aja kesempatan ketemu dokter Keenan. Gak puas apa udah ngebucin di rumah ini mau di RS juga. Pasti mau makan siang di kantin RS kan mengenang masa lalu, cih." Cibir Khalisa, sangat hafal kelakuan ibunya.
"Cerdas! Yuk buru. Pakai jaket dulu." Haura mengangsurkan jaket hijab panjang bahkan sampai membantu memakaikan karna putrinya yang hanya mendumel dan mendengus kesal.
Ibu dan anak itu berangkat menuju rumah sakit dengan Haura yang menyupiri dan Khalisa bergelut dengan ipadnya lagi dan...belajar.
"Udah dong, belajarnya besok lagi aja. Istirahat dulu. Gak bapak gak anak ambis mulu ternyata," sindir Haura.
"Ples emaknya juga ambis. Bentar lagi mau UTS Ibu. Jadi belajarnya agak sedikit keras," jawab sang dara.
Khalisa mengacuhkan ibunya yang terus mengomel meski tidak sopan ia memilih menyalakan murotal dan menyumpal telinga dengan air podsnya.
Jakarta dengan kemacetan adalah satu paket. Jadi Khalisa tidak berharap akan cepat sampai mengetahui hari ini masih macet seperti biasa atau lebih parah lagi.
"Duh macetnya lumayan ini. Ada apa ya banyak polisi gini." Gerutu Haura. Meski samar, Khalisa masih mendengar keluhan sang ibu ikut menatap keluar jendela mendapati banyak brikade polisi.
Khalisa acuh dan meminta izin untuk tidur saja karna sedikit pusing dan demamnya yang sepertinya semakin tinggi.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Bertemu Lagi
RomanceBertemu adalah sebuah takdir. Meski kisah setelah pertemuan tak sesuai harap. Itu bukan salah takdir karna mempertemukan. Semuanya memiliki alasan. Semuanya sudah diatur semesta untuk dilakoni. Begitu juga dengan pertemuan Kh...