52

109K 20K 3.6K
                                    

Happy Reading 💜💜💜

•••••••••

Semua orang menjerit dan bahkan ada yang sampai pingsan melihat apa yang dilakukan Elle pada Diana.

"El.." Amber menggeleng pelan dengan gerakan kaku. Tangannya bergetar hebat melihat kelakuan anak pertamanya.

Diana seakan-akan melemas dan terus terisak begitu ujung pisau itu menari-nari di permukaan wajahnya.

"Lo bener-bener bikin gue puas Diana. Terus teriak, gue suka dengernya." Ucap Elle dengan senyuman puas yang tercetak di wajah cantiknya.

Amber senang melihat senyuman Elle tapi tidak dengan cara seperti ini. Dia menangis terisak tetapi tidak bisa melakukan apapun, tenaganya seakan-akan menghilang entah kemana.

Helios melangkah tergesa-gesa dan segera mendorong Elle hingga wanita itu terduduk di lantai.
"Hentikan Elleza!" Titahnya dengan nada bergetar.

Arsen dengan cekatan membantu Elle untuk berdiri.
"Kau tidak apa-apa? Apa perlu ku potong tangannya yang telah mendorongmu itu?"

Helios memucat mendengar itu, dia meneguk ludahnya kasar. Menatap tepat di manik mata Elle dengan sirat permohonan.

Elle yang melihat itu tersenyum miring, jadi ayah gadungan nya itu takut dengan Arsen? Menarik sekali.
"Mungkin nanti mas Duke," Elle mendongak menatap Arsen dengan senyumannya.
"Tapi bisakah mas Duke memotong jarinya satu persatu dahulu setiap satu Minggu sekali?"

Mengacak puncak rambut Elle dengan gemas, lalu mencium bibir Elle sekilas dan tersenyum.
"Anything for you."

Semua orang di buat menahan nafas karena keromantisan sepasang suami istri itu.

"Ibunda mohon hentikan El.."

Lirihan itu membuat Elle menoleh dan menatap Amber dengan datar.
"Ibunda? Siapa yang kau maksud? Aku tidak mempunyai orang tua yang bisa di sebut sebagai ibunda selama ini." Ucap Elle dengan sinis.

Hati Amber mencelos mendengarnya. Dia kembali terisak dan memeluk tubuh Diana erat-erat. Lalu beberapa detik kemudian, dia kembali mendongak menatap Elle yang masih menatapnya.
"Maafkan ibunda, El. Ibunda tidak bisa melakukan apapun saat itu. Ibunda adalah ibu yang paling buruk di dunia ini."

Elle tersenyum miring mendengar itu, dia bersedekap dada.
"Paling buruk ya? Bagaimana jika kau mati saja? Dengan begitu tidak akan ada ibu yang seburuk dirimu. Dan kau akan terlepas dari jabatan sebagai ibunda terburuk di dunia seperti yang kau maksud." Elle mengatakan itu dengan nada yang ceria dan tersenyum cerah.

"Jangan mengatakan hal yang seperti itu pada ibu mu sendiri Elleza!" Sentakan kecil dari Helios membuat Elle menoleh padanya.

"Sudah ku katakan aku tidak memiliki seseorang yang bisa dipanggil dengan panggilan ibu!" Otot lehernya mengencang dengan gigi bergemelatuk. Benar kata Elleza, hasrat membunuh kini benar-benar menguasai dirinya. Matanya berkilat marah pada ketiga orang yang menjadi akar utama hasrat membunuh itu.

Mereka semua bergidik karena aura tidak menyenangkan yang Elle keluarkan. Bertambah lagi pada sosok yang paling menyeramkan di sisi wanita itu.

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang